mascipoldotcom – Kamis, 19 Mei 2022 (20 Syawal 1443 H)
PENAJAM – Bertempat di Lokasi IKN Nusantara Titik Nol Geodesi Kawasan IHM Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Dharmawan mengikuti Pembukaan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI AD tersebar jajaran Kodam VI/Mulawarman (Mlw) dengan tema “Membangun Komandan Satuan TNI AD yang tangguh guna menjamin terwujudnya Prajurit dan Satuan TNI AD yang profesional dan sejahtera sebagai pilar TNI AD”, di pimpin langsung oleh Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso M.Tr( Han ). Rabu (18/5/2022).
Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso dalam arahannya mengatakan,” Bahwa tujuan dari Apel Dansat ini adalah sebagai salah satu sarana evaluasi pelaksanaan tugas Komandan Satuan dan sebagai wahana komunikasi untuk memahami setiap kebijakan pimpinan Kodam VI/Mulawarman,”ujarnya.
“Tantangan tugas TNI-AD kedepan akan semakin berat, rumit dan sangat kompleks, serta potensi ancaman yang sulit diprediksi seiring dengan perkembangan global di era digitalisasi dan revolusi industri 4.0 in,”pungkas Pangdam.
Dalam pelaksanaan Apel Dansat tahun ini ada beberapa hal menonjol yang harus menjadi perhatian kita bersama antara lain. Bidang Perencanaan, Bidang Intelijen, Bidang Operasi, Bidang Personil, Bidang Logistik dan Bidang Teritorial.
Adapun penekanan Pangdam VI/Mlw kepada seluruh para Komandan Satuan antara lain,”Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selama menjalankan tugas dimana pun berada guna terhindar dari berbagi kesulitan dan hambatan selama menjalankan tugas, laksanaan pengamanan tubuh bukan untuk mencari kesalahan anggota, namun lebih kepada upaya preventif sebelum terjadi pelanggaraan oleh anggota, laksanakan pengamanan terhadap tanah satuan yang menjadi tanggungjawab pengawasan satuan,”kata Teguh.
Selain arahan bapak Pangdam, peserta apel Dansat juga menerima pembekalan dari Tresna Rosano Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kaltim dengan Materi Manajemen Penanggulangan Bencana Alam (Karhutla dan Banjir), Pembekalan dari Dinkes Provinsi Kaltim dengan materi Perkembangan terakhir kondisi Covid 19, Vaksinasi dan Hepatitis.
Dan Pembekalan dari Ketua KPUD Kaltim bpk Ardiansyah tentang Pemilu dan Pilkada, Pembekalan dari Kepala BPPW (Balai Prasaranan Pemukiman Wilayah) Kaltim, dilanjutkan Paparan dari Danyonif R 613/Rja tentang Penyiapan dan pelaksanaan Tugas Operasi di Papua serta Paparan Dandim 0912/Kbr tentang Penguatan media dalam operasi teritorial. Sumber : Dim 0913/PPU/Murdiyanto
______________
Renungan
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM MEMBINA DIRINYA SENDIRI
Pertanyaan
Bagaimana seseorang mendidik dirinya secara Islam, terutama jika disana terdapat kelalaian dalam beragama yang hanya Allah saja yang mengetahuinya?
Jawaban
Alhamdulillah.
Seseorang menyadari kekurangan dirinya merupakan langkah awal dalam membina diri.
Barangsiapa mengetahui bahwa dirinya memiliki kekurangan, maka dia telah melangkah untuk membina diri. Kesadaran ini akan mendorong diri kita untuk membina diri dan berjalan pada jalan lurus. Jadi, kesadaran ini bukan justeru memalingkan seseorang untuk membina dirinya.
Di antara taufik Allah kepada seorang hamba adalah bersegera untuk berubah dan lebih baik sebagaimana firman Ta’ala:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai mereka merubah dirinya sendiri.”
Barangsiapa yang berubah karena Allah, maka Allah (akan membantu merubah) untuk dirinya.
Seseorang bertangung jawab untuk dirinya, pertanggung jawaban secara individu dan akan dihisab dan ditanya sendirian sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَانِ عَبْدًا . لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا . وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” [Maryam/19: 93-95]
Seseorang tidak mungkin dapat mengambil kebaikan yang disediakan kepadanya selagi tidak ada dorongan dari dakan diri sendiri untuk menyambutnya. Tidakkah anda melihat istri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Keduanya berada di rumah kedua Nabi yang salah satunya termasuk dari Nabi Ulul Azmi. Coba anda bayangkan –wahai saudaraku– bagaimana usaha keras Sang Nabi yang dikerahkan terhadap istrinya. Sang isteri telah mendapatkan kesempatan yang sangat besar. Akan tetapi selagi keduanya tidak cepat merespon dari dalam dirinya, akhirnya dikatakan kepada keduanya,
ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
“Masuklah keduanya ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” [At-Tahrim/66:10]
Berbeda dengan istri Fir’aun –padahal dia tinggal di salah seorang tokoh kesesatan– maka Allah jadikan sebagai teladan bagi orang-orang beriman karena pada dirinya terdapat tarbiyah dzatiyah (pembinaan diri sendiri).
Di antara sarana pembinaan seorang muslim terhadap dirinya adalah:
Beribadah kepada Allah, berinteraksi dengan-Nya serta menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya. Yaitu dengan rajin melaksanakan kewajiban seraya membersihkan diri dari ketergantuan kepada selain Allah.
Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mentadaburinya serta mendalami rahasianya.
Membaca buku-buku nasehat bermanfaat yang memberikan obat hati dan solusinya. Seperti kitab ‘Mukhtasor Minhajul Qosidin’, ‘Tahzib Madarijus Salikin’ dan semisal itu. Serta memperhatikan biografi para ulama salaf dan akhlak mereka. Hal itu dapat di lihat pada buku ‘Sifatus Sofwah’ karangan Ibnul Jauzi dan kitab ‘Aina nahnu Min Akhlakis Salaf’ karangan Bahauddin Uqail dan Nasir Al-Jalil.
Berinteraksi dengan kegiatan pembinaan seperti pengajian dan ceramah.
Menjaga waktu dan menyibukkan diri dengan yang bermanfaat dunia dan akhirat
Tidak terlalu banyak (melakukan) yang mubah dan memberi perhatian yang besar.
Cari teman pergaulan yang baik. Yang membantu untuk melakukan kebaikan. Adapun orang yang suka hidup menyendiri, maka dia banyak kehailangan makna persaudaraan seperti itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) dan sabar.
Melakukan, merealisasikan dan menerjemahkan ilmu yang di dapati melalui perbuatan.
Intropeksi diri secara teliti
Percaya diri –disertai dengan penyandaran kepada Allah –karena kehilangan keperyacaan tidak dapat bekerja.
Menuduh diri di hadapan Allah. Hal ini tidak menafikan point sebelumnya. Seseorang hendaknya tetap beramal dengan kesadaran bahwa pada dirinya terdapat kekurangan.
Menyendiri yang sesuai syariat yakni hendaknya jangan berkumpul dengan orang-orang setiap saat. Perlu menjadikan waktu khusus untuk beribadah dan menyendiri secara syari.
Baca Juga Cara Meraih Cinta Allâh : Mengkaji Dan Menghayati Nama-Nama Serta Sifat-Sifat Allâh Tabaraka Wa Ta’ala
Kami memohon kepada Allah agar dapat membantu kita dan jiwa kita serta mengarahkan kepada yang dicintai oleh Allah dan keredoan-Nya. Salawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
Disalin dari islamqa