mascipoldotcom – Rabu, 30 Juni 2021 (20 Zdulkaidah 1442 H)
Jakarta – Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Agus Andrianto, SH MH, memberikan apresiasi kepada salah seorang personil Polres Siak Aiptu Junimanto, terkait insiatif dirinya membangun rumah Tahfiz Al-Quran.
“Saya secara pribadi memberikan apresiasi kepada personil Polres Siak yakni Aiptu Junimanto, atas inisiatif dirinya mendirikan rumah Tahfiz bagi anak-anak di Kabupaten Siak. Kendati itu adalah bahagian dari tugas namun itulah Polri, diharapkan mampu berbuat yang terbaik bagi masyarakat Indonesia,” kata mantan Kabaharkam Mabes Polri itu, Rabu (30/6/2021).
Lanjut Jenderal bintang tiga itu, berharap agar personil pimpinan bisa seyogianya bisa memberikan award kepada personil yang berbuat atau melakukan tindakan kemanusiaan.
“Pimpinannya setidaknya beri penghargaan ya, walaupun sesungguhnya itu memang menjadi bagian dari tugasnya,” kata Komjen Pol Agus.
Komjen Pol Agus menambahkan, agar setiap personil Polri mampu bertugas dengan maksimal serta melayani masyarakat sepenuh hati.
“Pada masa Pandemi Covid-19 saat ini, Kepolisian Republik Indonesia berjuang dengan gigih bersama Pemerintah dan TNI dalam mengupayakan keselamatan bangsa dan negara. Karena keselamatan rakyat Indonesia adalah hal diatas segala-galanya. Maka kepada setiap personil Polri di tanah air agar tetap semangat dan gigih turut berjuang agar bangsa kita selamat dari Pandemi Covid-19,” pungkas mantan Kapolda Sumut itu.
Sekedar diketahui, Aiptu Junimanto menjadi bahan perbincangan hangat ditengah masyarakat Siak, karena inisiatifnya mendirikan rumah Tahfiz gratis bagi anak-anak yang kurang mampu.
Aiptu Junimanto menerangkan bahwa berdirinya rumah Tahfiz ini dari tahun 2019 yang terletak di kota Pekanbaru tepatnya di Kecamatan Tampan depan UNRI, Jalan Taman Karya Gang Delima, mempunyai niat untuk membangun rumah tahfiz dirinya mulai menabung dan menyisihkan uang penghasilannya dan sumbangan 2000 perhari bersama istri dan kelompok pengajian yang mereka ikuti.
“Alhamdullilah berkat Allah subhanahu wa ta’ala, niat serta doa dan dukungan dari istri dan keluarga bisa diwujudkan pendirian rumah thfiz Marya ini, dan mewakafkan rumah yang kami punya sebagai tempat nya,” kata Aiptu Junimanto.
Lanjutnya, program Rumah Tahfiz Qur’an Maryam ini semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengajak dan mendidik serta membina para santri dalam memuliakan dan menghafal Al-Qur’an, serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga dengan adanya program ini mampu memperbaiki diri dan menjadikan akhlak kita seperti Al-Qur’an, serta semoga dengan dibangunnya Rumah Tahfiz ini generasi muda semakin banyak cinta pada Al-Qur’an, dan pihak-pihak yang membantu mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah subhanahu wa ta’ala, “ucapnya.
Aiptu Junimanto juga mengatakan seluruh biaya pendidikan dirumah tahfiz merupakan sumbangan dari teman teman pengajian dan teman teman anggota Polri yang juga mensedekahkan sedikit rezekinya.
“Alhamdulillah banyak teman teman, baik yang dari masyarakat umum dan rekan rekan anggota polri yang mensedekahkan sedikit rezeki nya untuk membantu operasional dari rumah tahfiz maryam ini, dari gaji ustazah dan biaya sehari hari anak anak yang belajar disini, kami juga menghimbau kepada seluruh masyarakat baik di Kabupaten Siak maupun dari daerah lain nya yang ingin belajar Alquran, silahkan datang dan mendaftar di Rumah tahfiz ini semua gratis, dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman teman yang telah membantu rumah tahfiz maryam ini,” pungkasnya.
Diketahui Aiptu Junimanto menyampaikan bahwa setiap anak yang mampu menghafal minimal 4 Juz, akan di sekolah kan lagi gratis untuk mendapatkan ijazah pendidikan umum.(Abink)
——-
Renungan
KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM TERHADAP AL-QUR’AN
Oleh Ustadz Abu Sauda Eko Mas’uri
Bulan Ramadhan dinamakan bulan Al-Qur`ân karena pada bulan itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan kebenaran, dan sebagai pembeda antara yang haq dengan yang bathil.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). [al-Baqarah/2:185].
Al-Qur’ân merupakan sumber dari segala hukum Islam. Dengan Al-Qur`ân itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-Furqân (Al-Qur`ân) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. [al-Furqân/25:1].
Demikian pula dengan Sunnah Nabi. Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki peran yang berdampingan dengan Al-Qur`ân menjadi pedoman hukum dalam syariat Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [al-Hasyr/59:7].
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur`ân secara berangsur-angsur. Wahyu pertama turun saat Ramadhan pada malam Lailatul-Qadr, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ân) pada malam kemuliaan. [al-Qadr/97:1].
Usia Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat itu ialah 40 tahun sebagaimana masyhur disebutkan oleh kalangan ahli ilmu. Usia yang ideal bagi seseorang dalam mencapai kesempurnaan nalar, akal dan pengetahuan.
Al-Qur`ân turun dari sisi Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan Malaikat Jibril Alaihissallam. Dia adalah pemimpin para malaikat. Allah Ta’ala mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ﴿١٩﴾ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ﴿٢٠﴾مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
Sesungguhnya Al-Qur`ân itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [at-Takwîr/81:19-21].
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَىٰ﴿٥﴾ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. [an-Najm/53:5-6].
Dari uraian singkat di atas, kita bisa mengerti bahwa Al-Qur`ân memiliki kedudukan yang tinggi. Al-Qur`ân merupakan wahyu dari Rabbul-‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Al-Qur`ân diturunkan kepada manusia paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama hingga manusia yang terakhir. Pemimpin sekaligus pemimpin para nabi dan rasul.
Beliau adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Al-Qur`ân diturunkan dengan perantara makhluk yang taat kepada Allah, yaitu malaikat. Bahkan merupakan malaikat terbaik dan pemimpin para malaikat. Dialah Malaikat Jibril. Dan Al-Qur`ân diturunkan pada waktu yang sangat mulia, yaitu bulan Ramadhan. Bahkan malam diturunkan Al-Qur`ân merupakan malam lailatul-qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ﴿٢﴾لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴿٣﴾تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ân) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [al-Qadr/97:1-5].
Kemuliaan Al-Qur`ân lainya, yaitu ia akan tetap terjaga kemurniaannya hingga hari Kiamat. Dan masih banyak lagi keistimewaan yang terdapat pada Al-Qur`ân.
Setelah mengetahui kedudukan Al-Qur`ân, maka sebagai seorang Muslim, kita wajib mempedulikan Al-Qur`an. Kita lakukan amal-amal kebaikan berkaitan dengan kitab yang mulai ini.
1. Membaca Dan Menghafalkan Al-Qur`ân.
Membaca Al-Qur`ân merupakan langkah awal seseorang bermuamalah dengan Al-Qur`ân. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana tertuang dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ…
Bacalah Al-Qur`ân, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya. [HR Muslim].
Ketahuilah, Allah menjadikan amalan membaca Al-Qur`ân termasuk sebagai salah satu yang bernilai ibadah kepada-Nya. Allah memberikan pahala bacaan Al-Qur`ân bukan per surat atau per ayat, akan tetapi pahalanya per huruf dari Al-Qur`ân yang kita baca. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf. [HR at-Tirmidzi].
2. Mentadabburi Dan Mempelajarinya Al-Qur`ân.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`ân, ataukah hati mereka terkunci? [Muhammad/47:24].
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. [Shâd/38:29].
3. Mengajarkan Al-Qur`ân.
Al-Qur`ân merupakan sebaik-baik ilmu. Barangsiapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan balasan yang terus mengalir Allah Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَّةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, (yaitu) shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. [HR Muslim].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`ân dan mengajarkannya. [HR Bukhari].
4. Mengamalkannya.
Demikianlah kewajiban seseorang yang telah mengetahui sebuah ilmu. Hendaklah ia mengamalkannya. Suatu ilmu tidak akan berguna jika tidak pernah diamalkan. Karena buah dari ilmu ialah amal. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. [ath-Thûr/52:16]
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. [al-Wâqi`ah/56:24].
Berkaitan dengan seorang ahlul-qur`an, Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud pernah berkata: “Pengemban Al-Qur`ân harus bisa dikenali saat malam hari ketika manusia tertidur lelap, saat siang hari ketika manusia berbuka, dengan tangisnya ketika menusia tertawa, dengan wara’nya ketika manusia berbaur, dengan diamnya ketika manusia larut dalam pembicaraan yang tidak bermanfaat, dengan kekhusyuannya ketika manusia bersikap angkuh, dan dengan sedihnya ketika manusia bersuka cita”.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai ahlul-qur’an. Yaitu orang-orang yang selalu menyibukkan diri dengan membaca, mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan al Qur’an. Sehingga pada hari Kiamat, Al-Qur`ân mendatangi untuk memberi syafaat bagi kita di hadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sebagai wujud memuliakan Al-Qur`ân, hendaklah kita menjaga adab-adab saat membacanya.
1. Membacanya dalam keadaan yang paling sempurna. Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat dan duduk dengan sopan.
2. Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang membaca Al-Qur`ân dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. Padahal terdapat sebuah riwayat tentang ashabus-sunnan dan dishahihkan at-Tirmidzi, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثِ لَيَالٍ لَمْ يَفْقَهْهُ
Barangsiapa yang (mengkhatamkan) membaca Al-Qur`ân dalam waktu kurang dari tiga hari maka ia tidak dapat memahaminya.
3. Selalu khusyu’ ketika membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang jayyid, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
اُتْلُوْا الْقُرْآنَ وَابْكُوْا. فَإِنْ لَمْ تَبْكُوْا فَتَبَاكُوْا
Bacalah Al-Qur`ân dan menangislah. Apabila kamu tidak bisa menangis, maka berpura-puralah menangis.
4. Hendaklah memperindah suaranya.
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Sahabat Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنَ
Bukan golongan kami orang yang tidak membaca Al-Qur`ân dengan irama.
5. Seorang yang membaca Al-Qur`ân hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia khawatir akan menimbulkan riya, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang shalat.
Selanjutnya, hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan Al-Qur`ân di dadanya, karena hal ini termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zhalim.[al-Ankabut/29:49]
Sumber:
1. Ushulun fit-Tafsiir, karya Syaikh Muhammad Shâlih al-‘Utsaimin.
2. Minhajul-Muslim.
3. Artikel “Agama Adalah Nasihat,” Ustadz Yazid Abdul-Qadir Jawas. Lihat Majalah As-Sunnah, Rubrik Hadits, Edisi 05/Tahun XI/1428H/2007M, halaman 15-24.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XI/1428H/2007M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]