penyeraha santunan 1

Penyerahan Santunan Anak Yatim Piyatu Dan Fakir Miskin Bulan Mei 2022

mascipoldotcom – Jum’at, 20 Mei 2022 (21 Syawal 1443 H)

Blora – Himbauan Presiden Ir. Joko Widodo, di istana Bogor, agar masyarakat berperan aktif turut serta menjadi relawan pejuang untuk memerangi wabah Covid-19, “solidaritas bersama menjadi modal sosial bagi upaya menekan wabah virus” ungkap Presiden, Senin 16/3/2020, di Istana Negara Bogor Jawa Barat.

“Ada baiknya dibentuk Relawan-Pejuang untuk memerangi virus corona (Covid-19) agar menekan penyebarannya. Ini juga sekaligus sebagai bentuk kegotongroyongan dan solidaritas sosial rakyat Indonesia,” sambung Anggota DPR RI Marwan Jafar di Jakarta, Selasa (17/3/2020), menguatkan pernyataan Presiden.

Komascipol yang berdiri sejak 20 Juli 2013, dengan ketua umum Bagus Sujoko, bersama-sama dengan pengurus baik tingkat Pusat atau DPP sampai tingkat Daerah atau DPD dibawah kendali Kornas Ustadz Abu Munzdir Hafizdohulloh bersama elemen masyarakat telah sangat sering melakukan bhakti sosial dimanapun pengurus Komascipol berada.

Dari mulai membantu penanganan evakuasi korban banjir, korban banjir bandang, pembagian selimut, pembagian baju layak pakai, pembagian sembako, pembagian air mineral, pembagian masker korban bencana kebakaran hutan, pembagian nasibungkus, pembuatan sumur korban kekeringan dan pipanisasi air bersih, sunatan masal, pembagian mushab Al Qur’an, pembagian buku do’a dan zikir pagi petang serta bhaksos lainnya seperti pembuatan dapur umum, diberbagai daerah terdampak gempa bumi.

Selama dalam bencana Covid-19, pengurus dibawah kendali Kornas Komascipol sudah melukan pembersihan dan penyemprotan cairan disinfektan di berbagai tempat seperti Kantor Polres, Kantor Kodim, Kantor Koramil, Kantor Polsek, Kantor Camat, Puskesmas, dan Kantor Kelurahan serta Masjid-Masjid, Mushollah, pasar, kampus, sekolahan dan tempat-tempat keramaian lainnya, dimanapun pengurus Komascipol berada, termasuk pembagian masker dan hand Sanitizer serta penyemprotan cairan desinfektan.

“Polsek Cepu Polres Blora telah bersinergi bersama Komascipol – Kombat TNI Polri Dan Abdi Negara DPD Blora kembali membagikan infaq kepada fakir miskin dan anak yatim piyatu pertiga bulan yang sudah kami jalankan selama 8 tahun”. ungkap Kordinator Nasional Komascipol-Kombat TNI Polri Dan Abdi Negara Ustadz Abu Mundzir Al Ghifary hafizdohulloh, Jum’at, 20/5/2022, 10.30 WIB.

Masih menurut Kornas Komascipol – Kombat TNI Polri Dan Abdi Negara, “Kamis, (19/05/2021) bersama Polsek Cepu Polres Blora Polda Jawa Tengah, Komascipol-Kombat TNI Polri Dan Abdi Negara DPD Blora melakukan kegiatan sosial diwilayah kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pembagian paket sembako untuk fakir miskin dan pembagian infak uantuk anak anak yatim dan yatim piatu, sebagaimana yang telah kami lakukan pada bulan ramadhan yang lalu”. tutur Kornas.

“Kegiatan ini merupakan bukti kepedulian Komascipol dan Polsek Cepu dan Koramil Cepu terhadap kesejahteraan masyarakat, sekaligus memberikan penyuluhan akan pentingnya menjaga protokol kesehatan di wilayah hukum Polsek Cepu serta imbauan larangan mudik ditengah pandemi”. imbuh Kornas.

“Pada kegiatan kali ini dititikberatkan untuk membantu masyarakat fakir miskin, para janda yang tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok, bahkan ada yang tidak punya sanak keluarga sama sekali dan hidup sebatangkara dalam kemiskinan”. tegas Kornas.

Koordinator Nasional Komascipol Ustadz Abu Mundzir Al Ghifary hafizdohulloh juga mengungkapkan bahwa kegiatan bakti sosial ini adalah salah satu wujud sinergitas antara Polsek Cepu dan Koramil Cepu bersama dengan Komascipol-Kombat TNI Polri serta Abdi Negara DPD Blora.

“Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolsek Cepu AKP Agus Budiana, SH, dan seluruh personel Polsek Cepu dan Komandan Koramil Cepu Kapten Inf Puryanto dan seluruh staf, yang telah mendukung penuh kegiatan bakti sosial, demi terwujudnya wilayah Cepu yang aman, nyaman dan kondusif, dengan semangat senyum kaum dhuafa yang juga merupakan kebahagian bagi kami”, tutup Kornas Komascipol.

Sementara itu Kapolsek Cepu AKP Agus Budiana,SH membeberkan bahwa kegiatan bakti sosial memang menjadi atensi dari Kapolres Blora AKBP Aan Hardiansyah ,SIK dan bakti sosial hari ini adalah tindaklanjut dari atensi tersebut.

“Kegiatan positif seperti ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena manfaatnya sangatlah berarti untuk meraih pahala yang berlimpah di bulan suci serta membahagiakan sesama masyarakat Cepu dan sekitarnya” ajak Kapolsek Cepu

__________________

Renungan

KEUTAMAAN IKHLAS DALAM BERAMAL

1. Ikhlas dalam bertauhid

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا قَالَ عَبْدٌ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ قَطُّ مُخْلِصًا إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْـوَابُ السَّمَاءِ حَتَّى تُفْضِيَ إِلَى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.

“Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa ilaaha illallaah (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah) dengan ikhlas kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu langit sampai menuju kepada ‘Arsy (singgasana Allah) selama dia tidak melakukan dosa besar.”1

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوتُ وَهِيَ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ مُؤْمِنٍ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ

“Tidaklah satu jiwa yang mati dengan bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang timbul dari hati seorang mukmin, kecuali Allah akan mengampuninya.”2

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ.

“Sesungguhnya Allah mengharamkan Neraka kepada orang yang mengucapkan Laa ilaaha illal-laah dengan ikhlas karena mengharapkan wajah Allah.”3

2. Ikhlas dalam niat

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.

“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan pahala berdasarkan niatnya.”4

3. Ikhlas dalam shalat

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ، فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُومُ فَيَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ يُقْبِلُ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ، إِلاَّ قَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ, وَغُفِرَ لَهُ.

“Tidaklah seorang di antara kalian berwudhu dengan baik, kemudian berdiri (melakukan shalat), lalu dia melakukan dua kali ruku’, khusyu’ dengan hatinya dan wajahnya (dengan yang zhahir dan yang bathin-pent.) melainkan telah tetap baginya Surga dan ampunan.”5

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ، فَيَتَمَضْمَضُ، وَيَمُجُّ، وَيَسْتَنْشِقُ، فَيَنْتَثِرُ إِلاَّ جُرَّتْ خَطاَيَا وَجْهِهِ وَفِيْهِ وَخَيَاشِيْمِهِ، ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَ اللهُ إِلاَّ جُرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ اْلمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى اْلِمْرفَقَيْنِ، إِلاَّ جُرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَطْرَافِ أَنَامِلِهِ مَعَ اْلمَاءِ، ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ إِلاَّ جُرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ اْلمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى اْلكَعْبَيْنِ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ، إِلاَّ جُرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَطْرَافِ أَنَامِلِهِ مَعَ اْلمَاءِ، فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى، فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَ باِلَّذِي هُوَ أَهْلُهُ، وَفَرَّغَ قَلْبَهُ ِللهِ، إِلاَّ انْصَرَفَ مِنْ خَطِيْئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.

“Tidaklah seorang di antara kalian mendekati air wudhunya, lalu dia berkumur, dan membuangnya, lalu dia memasukkan air ke dalam hidung dan membuangnya, kecuali dosa-dosa wajahnya, mulutnya dan rongga hidungnya akan dihilangkan. Kemudian jika dia membasuh mukanya sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, maka berjatuhanlah dosa wajahnya dari ujung jenggotnya beserta air, kemudian ketika dia membasuh kedua tangannya sampai ke siku, maka berjatuhanlah dosa kedua tangannya dari ujung jarinya beserta air.

Kemudian ketika dia mengusap kepalanya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka berjatuhanlah dosa kepalanya dari ujung rambutnya beserta air. Kemudian jika dia mencuci kedua kakinya sampai kedua mata kaki sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, maka berjatuhanlah dosa kedua kaki dari ujung jarinya beserta air. Jika dia berdiri untuk melakukan shalat, lalu memuji-Nya dan mengagungkan-Nya sesuai dengan kemuliaan-Nya yang memang Allah adalah Dzat yang berhak dipuji, dan mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, maka dia akan keluar dari semua kesalahannya seperti ke-adaannya saat baru dilahirkan oleh ibunya.”6

4. Ikhlas dalam sujud

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ ِللهِ سَجْدَةً، إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةًَ وَرَفَعَ لَهُ بِـهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوْا مِنَ السُّجُودِ.

“Tidaklah seorang hamba bersujud kepada Allah dengan satu kali sujud kecuali Allah akan menetapkan satu kebaikan baginya, menghapuskan satu kesalahan baginya dan mengangkat satu derajat baginya, maka perbanyaklah sujud oleh kalian.”7

5. Ikhlas dalam melakukan qiyaam Ramadhaan (shalat malam pada bulan Ramadhan)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang melakukan qiyaam Ramadhan dengan iman dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diam-puni.”8

6. Ikhlas dalam shalat pada Lailatul Qadar

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَـامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang melakukan shalat pada Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”9

7. Ikhlas dalam mencintai masjid

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.

Baca Juga Ikhlas Dalam Beristighfar (Memohon Ampun)
“Ada tujuh kelompok manusia yang akan Allah naungi dengan naungan-Nya, pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya, (mereka itu adalah): (1) Imam (pemimpin) yang adil, (2) Seorang pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (3) Seseorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4)

Dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya. (5) Seorang lelaki yang di-ajak (mesum) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu dia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ (6) Seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. (7) Dan seseorang yang berdzikir kepada Allah secara menyendiri, lalu air matanya berlinang.”10

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا تَوَطَّنَ رَجُلٌ مُسْلِمٌ الْمَسَاجِدَ لِلصَّلاَةِ وَالذِّكْرِ إِلاَّ تَبَشْبَشَ اللهُ لَهُ مِنْ حِيْنَ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ إِذَا قَدِمَ عَلَيْهِمْ.

“Tidak ada seorang pun yang menetap di dalam masjid dengan melakukan shalat dan dzikir kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala akan merasa gembira seperti orang-orang yang bergembira semenjak hamba-Nya keluar dari rumah menuju masjid ketika orang yang telah lama tidak berjumpa datang kepada mereka.”11

[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
______

Footnote
1 Shahiihul Jaami’ (no. 5524).
2 Shahiihul Jaami’ (no. 56069).
3 Bagian dari Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Itban bin Malik.
4 Telah diungkapkan di muka takhrijnya.
5 Hadits ini dishahihkan oleh guru kami al-Albani di dalam kitab Shahiihul Jaami’ (no. 5678).
6 HR. Muslim dan yang lainnya.
7 Hadits ini dishahihkan oleh guru kami al-Albani di dalam kitab Shahiihul Jaami’ (no. 5618).
8 HR. Al-Bukhari.
9 Ibid.
10 Muttafaq ‘alaihi.
11 HR. Ibnu Majah dan al-Hakim sebagaimana yang diungkapkan oleh guru kami al-Albani di dalam kitab Shahiihul Jaami’ (no. 5470).