Mulai Senin Ini Pengguna KAI Commuter Wajib Pakai Masker Ganda

mascipoldotcom, Senin, 5 Juli 2021 (25 Zdulkaidah 1442 H)

Jakarta – Pihak KAI Commuter mulai Senin (5/7/2021), mewajibkan semua pengguna yang memasuki area stasiun harus memakai masker ganda (masker N95).

Hal itu bertujuan sebagai langkah tambahan dalam mencegah penularan virus Covid-19 di antara sesama pengguna dan terhadap petugas.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menerangkan selama tiga hari mendatang, perusahaan masih akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu berkenaan dengan kewajiban masker ini.

KAI Commuter juga akan membantu menyediakan masker bagi pengguna di sejumlah stasiun. Tetapi, usai masa sosialisasi selama 3 hari, setiap orang yang memasuki area stasiun wajib menggunakan masker ganda atau masker N95.

“KAI Commuter mulai 5 Juli 2021 mewajibkan semua orang yang memasuki area stasiun memakai masker ganda atau masker N95,” tutur Anne melalui siaran persnya, Minggu (4/7/2021).

Selain itu, KAI Commuter juga memperketat pembatasan jumlah pengguna KRL terhadap setiap kereta atau gerbongnya.

Adapun jumlah pengguna KRL yang dapat berada di dalam satu kereta pada satu waktu adalah 52 orang atau hanya 32 persen dari kapasitas tiap keretanya.

Angka itu berkurang dari yang sebelumnya sejumlah 74 orang atau sekitar 40 persen dari kapasitas.

“Dengan aturan pembatasan jumlah pengguna yang baru ini, maka petugas akan membatasi lebih ketat jumlah pengguna sejak memasuki stasiun, masuk gate, sampai menunggu kereta di area peron,” sambungnya.

Selama masa PPKM Darurat ini, KAI Commuter juga melakukan rekayasa pola operasi menyesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Adapun rekayasa operasi berkaitan dengan jam operasional KRL Jabodetabek menjadi pukul 04.00 – 21.00 WIB dengan 956 perjalanan KRL per hari.

Sementara itu, KRL Yogyakarta – Solo jam operasionalnya menjadi pukul 05.05 – 18.30 WIB dengan 20 perjalanan KRL per hari.

Berikutnya, KAI Commuter juga akan menyesuaikan layanan dan operasional KRL khusus di Stasiun Maja, Citeras, dan Rangkasbitung.

Selama masa PPKM Darurat ini, KRL hanya melayani naik-turun pengguna di Stasiun Maja, Citeras, dan Rangkasbitung pada pagi hari pukul 04.00 – 07.30 WIB, dan sore hari pukul 16.15 – 19.15 WIB. Penyesuaian layanan ini sesuai Surat dari Bupati Lebak nomor 440/2410-GT/VI/2021. (Muhairo)

————

Renungan

TETAP SEHAT SELEPAS RAMADHAN

Bulan Ramadhan yang mulia telah berakhir. Kini saatnya umat Islam merayakan hari raya idul fitri. Orang-orang mulai mempersiapkan diri menyambut hari besar yang sangat ditunggu-tunggu umat muslim ini. Sayangnya, ada fenomena yang sangat memprihatinkan, tapi sudah menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya, yaitu makan berlebihan saat hari raya. Maka, tidak heran jika penyakit-penyakit yang sudah membaik saat bulan puasa akan muncul kembali setelah hari raya.

STOP MAKAN BERLEBIHAN

Makan berlebihan pada saat hari raya Idul Fitri sudah menjadi kebiasaan. Akibatnya, tubuh sehat yang diidamkan setelah menjalankan puasa, tinggal harapan semata saja. Setelah perayaan hari raya usai, banyak orang yang antri untuk mengecek kondisi kesehatannya. Banyak penderita tekanan darah tinggi, kencing manis, kadar kolesterol tinggi, kadar asam urat tinggi, dan maag yang kambuh penyakitnya karena akibat makan sembarangan ketika hari raya.

Selain itu, orang yang sebenarnya kondisi kesehatannya baik-baik saja juga tidak luput dari gangguan kesehatan akibat menyantap makanan secara berlebihan. Kita tentu tidak ingin mengalami hal serupa. Yang kita harapkan adalah bisa tetap sehat setelah menjalankan ibadah puasa dan terhindar dari gangguan-gangguan kesehatan akibat makan berlebihan saat hari raya.

SETAHUN SEKALI

”Tidak apa-apa, cuma setahun sekali” merupakan alasan yang paling sering dilontarkan ketika hendak menyantap makanan yang dihidangkan saat hari raya tiba. Tidak ada lagi menahan diri, apalagi menjauhi makanan tertentu yang seharusnya dihindari supaya penyakit tidak kambuh. Di samping itu, banyak makanan khas yang memang hanya muncul saat hari raya, sehingga banyak orang yang tidak mau melewatkan begitu saja kesempatan untuk mencicipinya.

Akhirnya, hari raya justru menjadi ajang ”balas dendam” setelah sebulan penuh berpuasa. Menyantap makanan sudah tidak ada pikir-pikir atau pilih-pilih lagi. Rasanya, semua makanan boleh disantap sebanyak mungkin. Padahal, sederet akibat yang muncul karena cara makan yang tidak terkontrol sudah menanti. Lalu, mengapa ambil risiko dengan beralasan ”setahun sekali”?

AWAL MULA KAMBUHNYA PENYAKIT

Kebanyakan orang lebih sering direpotkan dengan urusan masak-memasak beraneka ragam makanan untuk menyambut hari raya. Tentu saja kebiasaan seperti ini bukanlah kebiasaan yang baik. Di samping termasuk berlebih-lebihan, makanan yang dimasak pun umumnya tidak lagi memperhatikan apakah sehat atau tidak. Banyak yang beranggapan bahwa saat hari raya tiba, yang lebih penting dalam menyiapkan makanan adalah banyak macamnya dan rasanya enak. Dari sinilah muncul atau kambuhnya berbagai penyakit setelah hari raya idul fitri.

KAMBUH LAGI SETELAH HARI RAYA

Sakit maag yang sebelumnya sudah mulai membaik, banyak yang kambuh lagi seusai Ramadhan. Berbagai macam makanan dengan rasa pedas dan asam yang dihidangkan saat hari raya tidak ketinggalan ikut memperparah kondisi lambung para penderita maag.

Kebiasaan makan berlebihan dan tanpa aturan juga berimbas pada para penderita penyakit kronis lainnya, seperti kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi (tekanan darah tinggi) serta kadar kolesterol tinggi dan kadar asam urat tinggi. Kadar gula darah penderita kencing manis bisa tidak terkontrol, jika masih menyantap aneka macam kue dan biskuit berkadar gula tinggi yang dihidangkan saat hari raya.

Penderita hipertensi juga demikian, tekanan darahnya bisa melonjak karena banyak menyantap makanan yang asin dan berlemak. Maka sudah bisa dimaklumi, kalau pada akhirnya kasus kejadian stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkat setelah hari raya. Selain itu, penyakit radang sendi akibat kadar asam urat yang tinggi (artritis gout) juga makin meningkat.

Bagi seseorang berpenyakit kronis, apa yang telah diusahakan untuk mengontrol selama puasa Ramadhan, sebaiknya tetap dijaga agar setelah puasa Ramadhan berakhir tidak kambuh lagi. Konsisten adalah kuncinya. Sudah seharusnya, seseorang dengan penyakit kronis lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya.

ORANG SEHAT JUGA HARUS BERHATI-HATI

Bagi orang sehat yang tidak mempunyai penyakit kronis sebelumnya, tetap harus berhati-hati. Bukan tidak mungkin, makan berlebihan saat hari raya merupakan awal mula munculnya berbagai macam penyakit. Kondisi pencernaan yang sudah bagus dan terlatih saat menjalankan puasa bisa terganggu akibat menyantap hidangan yang rata-rata kurang memperhatikan kesehatan.

Diare (mencret), kembung, mual dan rasa tidak nyaman baik di ulu hati maupun di bagian perut yang lain akan muncul sebagai akibat mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, terutama yang mengandung lemak dalam jumlah berlebihan dengan rasa yang terlalu asam atau pedas. Belum lagi biasanya tersedia minuman bersoda yang pada akhirnya akan memperburuk gangguan pada pencernaan kita. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memilih makanan dan minuman agar tidak jatuh sakit setelah berhari raya.

SEMUA TELAH DIATUR DALAM ISLAM

Ajaran Islam menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam masalah makan dan minum, karena akan berakibat kurang baik bagi kesehatan kita. Nabi n bersabda: ”Tidak ada ’bejana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya.

Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafasnya”. Dengan demikian, bisa kita pahami bahwasa makan berlebihan tidak dianjurkan dalam Islam, karena bisa menimbulkan berbagai macam akibat yang tidak baik bagi tubuh kita.

Baca Juga Memasuki Awal Kehidupan Berumah Tangga

Bahkan, tidak ada tuntunan untuk merayakan idul fitri secara berlebih-lebihan. Saling mengunjungi kerabat dan tetangga juga bisa dilakukan kapan saja, tidak terbatas hanya pada saat hari raya idul fitri. Kebiasaan makan berlebihan tentu diawali dengan kebiasaan berbelanja dan membeli makanan secara berlebihan menjelang hari raya.

Maka tak heran jika harga-harga selalu naik menjelang hari raya. Pasar-pasar penuh sesak dengan orang-orang yang hendak berbelanja bahan makanan. Hal inilah yang harus kita usahakan untuk diubah. Jangan sampai kita terfitnah oleh keadaan dan suasana menjelang hari raya sehingga melewatkan begitu saja keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

PERTAHANKAN YANG TELAH DICAPAI

Salah satu manfaat yang bisa dipetik dengan berpuasa adalah sembuh atau terkontrolnya penyakit yang diderita. Selain itu, bagi orang yang sehat, akan semakin merasakan banyak manfaat dibanding saat sedang tidak berpuasa (pembahasan lengkapnya bisa dibaca kembali tentang ”Sehat dengan Puasa” pada majalah As-Sunnah edisi 05/tahun XII/1429 H/2008M). Namun, sangat disayangkan ketika banyak orang yang sudah berhasil mengontrol kondisi kesehatannya saat puasa, harus menghadapi kenyataan kambuh lagi karena tidak bisa menahan diri saat hari raya tiba.

Hendaknya kebiasaan hidup sehat yang telah kita usahakan selama Ramadhan bisa kita pertahankan. Salah satu tolak ukur apakah seseorang berhasil mendapat manfaat kesehatan selama melaksanakan puasa adalah segala usaha untuk sehat selama berpuasa tetap dipertahankan setelah bulan Ramadhan usai. Semoga kita termasuk orang-orang yang berhasil meraih barâkah dan manfaat berpuasa di bulan ramadhan. Selamat merayakan hari raya idul fitri. Taqabbalallâhu minnâ wa minkum. (dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah)

Sumber:

• Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah, Metode Pengobatan Nabi, Bab ”Mencegah Kelebihan Makan”, Penerbit Griya Ilmu.
• Kelompok studi serebrovaskuler, Guidelines Stroke 2004 edisi ketiga, PERDOSSI
• Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2, PERKENI

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]