Polresta Deli Serdang Launching Pendistribusian Penyaluran Bantuan Tunai Kepada PKL Warung dan Nelayan BTPKLWN T.A 2022

Polresta Deli Serdang Launching Pendistribusian Penyaluran Bantuan Tunai Kepada PKL, Warung dan Nelayan (BTPKLWN) T.A 2022

mascipoldotcom – Rabu, 27 April 2022 (25 Ramadhan 1443 H)

Deli Serdang – Secara resmi, Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Irsan Sinuhaji SIK MH membuka/launching pendistibusian penyaluran dana BTPKLWN (Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan) di wilkum Polresta Deli Serdang T.A 2022 bertempat di Aula Terbuka Mapolresta Deli Serdang, Selasa (26/04)

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kapolresta Deli Serdang, Para PJU Polresta Deli Serdang dan dihadiri oleh Pejabat Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang serta Para Pedagang Kaki Lima, Pemilik Warung dan Nelayan yang sudah terdata oleh Bhabinkamtibmas Polresta Deli Serdang yang dinilai layak menerima BTPKLWN tahun 2022.

Pada pelaksanaannya personil Polresta Deli Serdang juga menyarankan dan menghimbau kepada masyarakat yang mengikuti giat penerimaan bantuan tersebut bila ada yang belum melaksanakan vaksinasi agar sebelum menerima bantuan lebih dahulu melaksanakan Vaksinasi di tempat yang sudah disediakan.dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan

Dalam Kata Sambutannya, Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Irsan Sinuhaji mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan penyaluran dana BTPKLWN untuk membantu mengentaskan kesulitan perkembangan ekonomi di tahun 2022 sekaligus guna percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Bantuan bagi pedagang kaki lima, warung dan nelayan ini merupakan program dari pemerintah pusat yang pada pelaksanaannya akan disalurkan oleh TNI dan Polri di Kabupaten/Kota. Diharapkan dalam pelaksanaan pendistribusian penyaluran bantuan ini dapat berjalan lancar dan tersalurkan kepada para pedagang dan nelayan sesuai data yang sudah dihimpun” yang akan berlangsung selama 3 hari yakni dari tanggal 26,27 dan 28;April 2022″ pungkas Kapolresta.

Usai Acara Pembukaan Penyaluran BTPKLWN selesai, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab dan peninjauan langsung oleh Kapolresta Deli Serdang beserta para undangan kepada masyarakat penerima Bantuan tersebut. (Leodepari)

____

Renungan

ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA BERSAMAMU. DIMANAPUN KAMU BERADA

Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan sumber petunjuk yang sempurna, bagi orang yang mau merenungkannya dan berniat mengikuti kebenaran. Oleh karenanya semua beritanya haq dan tidak ada kontradiksi. Allâh Azza wa Jalla telah memberitakan kepada kita, bahwa Dia berada di atas ‘arsy-Nya dan bahwa Dia juga bersama manusia. Itu semua adalah benar.

Jadi Allâh Azza wa Jalla memiliki sifat ma’iyyah (bersama) makhluk-Nya Dan lafazh ma’iyyatullah di dalam al-Qur’an ada dua macam: ma’iyyatul ‘ammah (kebersamaan Allâh yang bersifat umum) dan ma’iyyatul khâshash (kebersamaan Allâh yang bersifat khusus).

Ma’iyyatul ‘Ammah (Kebersamaan Allâh Azza wa Jalla yang bersifat umum)

Yaitu Allâh Azza wa Jalla bersama semua makhluk-Nya dengan ilmu-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. Ini adalah sifat kebersamaan Allâh Azza wa Jalla secara umum, ketika tidak dikhususkan pada pribadi tertentu, atau pada sifat tertentu. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [Al-Hadîd/57: 4]

Ayat ini dimulai dengan berita bahwa Allâh Azza wa Jalla yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu memberitakan tentang keberadaan Allâh Azza wa Jalla di atas ‘arsy. Ini menunjukkan bahwa Allâh Azza wa Jalla berada di atas seluruh makhluk-Nya. Lalu Allâh Azza wa Jalla memberitakan bahwa Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Ini menunjukkan ilmu Allâh Azza wa Jalla meliputi segala sesuatu, dan ini adalah kebersamaan Allâh yang umum dengan seluruh makhluk-Nya.

Kemudian Allâh Azza wa Jalla berfirman “Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”, ini juga memberitakan kebersamaan Allâh Azza wa Jalla yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan ilmu-Nya (bahwa (ilmu) Allâh senantiasa bersama semua makhluk-Nya). Lalu firman Allâh Azza wa Jalla “Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan”, ini juga memberitakan kebersamaan Allâh Azza wa Jalla yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan penglihatan-Nya. (bahwa (penglihatan) Allâh tidak pernah lepas dari semua makhluk-Nya)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Ketika Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya” sampai “dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”, zahir pembicaraan ini menunjukkan bahwa hukum dan konsekuensi kebersamaan Allâh Azza wa Jalla adalah bahwa Dia mengawasi kamu, menyaksikan kamu, menjaga dan mengetahui kamu. Inilah makna perkataan Salaf: bahwa Allâh Azza wa Jalla bersama manusia dengan ilmu-Nya, inilah zahir dan hakekat pembicaraan Allâh Azza wa Jalla ”. [Majmû’ Fatâwâ, 10/103]

Demikian juga firman Allâh Azza wa Jalla :

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allâh mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allâh Maha mengetahui segala sesuatu. [Al-Mujadilah/58: 7]

Dan ini merupakan pendapat Salaf, bahwa Allâh Azza wa Jalla berada di atas langit, dan ilmu-Nya bersama seluruh makhluk-Nya.

Imam Adh-Dhahhâk rahimahullah berkata:

هُوَ عَلَى عَرْشِهِ وَعِلْمُهُ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوْا

Allâh berada di atas ‘arsy–Nya dan ilmu–Nya bersama mereka (manusia; makhluk) di mana saja mereka berada. [Riwayat Abu Ahmad Al-‘Assâl; Ibnu Baththah; Ibnu ‘Abdil Barr; Al-Lâlikai; sanad-sanadnya bagus. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 133, no. 113]

Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata:

اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لَا يَخْلُو مِنْهُ شَيْءٌ

“Allâh berada di atas langit dan ilmu-Nya di seluruh tempat, tidak ada sesuatu yang kosong dari ilmu-Nya“. [Riwayat Abdullah bin Imam Ahmad di dalam kitab as-Sunnah; dan lain-lain; dengan sanad shahih. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 140, no. 130]

Ma’iyyatullâh al-Khashshash (Kebersamaan Allâh Azza wa Jalla yang bersifat khusus)

Yaitu Allâh Azza wa Jalla bersama sebagian hamba-Nya dengan pertolongan-Nya, pembelaan-Nya, dan bimbingan-Nya. Ini adalah sifat kebersamaan Allâh Azza wa Jalla secara khusus, ketika dikhususkan pada pribadi tertentu, atau pada sifat tertentu.

1. Ma’iyyatullâh al-Khashshash Dengan Pribadi Tertentu.

a. Nabi Musa Alaihissallam dan Harun Alaihissallam

Contoh sifat bersama yang dikhususkan pada pribadi tertentu ialah firman Allâh Azza wa Jalla kepada Nabi Musa Alaihissallam dan Harun Alaihissallam :

قَالَ لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ

Jangan kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat [Thâhâ/20: 46]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Demikian juga firman Allâh Azza wa Jalla kepada Musa dan Harun “Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. Ma’iyah (bersama) di sini sesuai dengan zahirnya, dan ketetapan kebersamaan di sini adalah pertolongan dan dukungan. Terkadang ada seseorang yang menakut-nakuti anak kecil, lalu dia menangis. Kemudian ayahnya mengawasinya dari atas loteng lalu berkata, “Jangan takut, aku bersamamu” atau “Aku di sini” atau “Aku datang” atau semacamnya. Ayahnya mengingatkan anaknya dengan kebersamaan yang menyebabkan penolakan sesuatu yang tidak disukai dengan sebab keadaan itu”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/104]

b. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu anhu

Allâh Azza wa Jalla berfirman tentang Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Diwaktu dia (Muhmmad) berkata kepada sahabatnya: “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita [At-Taubah/9: 40]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Firman Allâh Azza wa Jalla “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita”, jika yang dimaksud adalah Allâh Azza wa Jalla bersama dengan dzat-Nya dengan segala sesuatu, maka pernyataan umum itu bertentangan dengan pengkhususan. Karena telah diketahui bahwa Firman Allâh Azza wa Jalla “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita”, bahwa yang dimaksud adalah pengkhususan kepada Abu Bakar, tanpa musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir”. (Majmû’ Fatâwâ, 5/497)

2. al-Ma’iyatul Khashsah Dengan Sifat Tertentu

a. Muttaqûn dan Muhsinûn

Adapun contoh sifat bersama yang dikhususkan pada suatu sifat tertentu ialah firman Allâh Azza wa Jalla :

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. [An-Nahl/16: 128]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Demikian juga firman Allâh “Sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”, Allâh mengkhususkan mereka dengan itu (pertolongan dan dukungan), tanpa orang-orang zalim dan durhaka”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/497]

b. Shâbirûn (orang-orang yang sabar)

Contoh lain sifat bersama yang dikhususkan pada suatu sifat tertentu ialah firman Allâh Azza wa Jalla :

وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh bersama orang-orang yang sabar. [Al-Anfâl/8: 46]

Yaitu bahwa pertolongan Allâh Azza wa Jalla bersama orang-orang yang sabar, dan tidak bersama orang-orang yang tidak memiliki kesabaran.

Kesesatan Faham Ittihâdiyah dan Hulûliyah

Sifat bersamanya Allâh Azza wa Jalla dengan makhluk ini, tidak berarti Dzat Allâh bercampur dengan seluruh makhluk, sehingga dzat Allâh Azza wa Jalla berada di mana-mana. Juga tidak berarti Allâh Azza wa Jalla menyatu dengan sebagian makhluk-Nya. Karena lafazh ma’iyah (bersama) tidak berarti bercampur atau menyatu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kata ‘ma’a (bersama)’ di dalam bahasa, jika disebut mutlak, maknanya adalah mengiringi secara mutlak, tidak mesti berarti saling bersentuhan atau berdampingan di kanan atau di kiri. Jika ditentukan dengan suatu makna, hal itu menunjukkan mengiringi dalam makna tersebut. Dikatakan di dalam bahasa Arab, “Kita selalu berjalan dan bulan bersama kita”, “atau bintang bersama kita”. Atau dikatakan “Barang ini bersamaku”, karena berkumpul denganmu, walaupun berada di atas kepalamu. Maka Allâh bersama makhluk-Nya dengan sebenarnya, dan Dia berada di atas arsy-Nya juga sebenarnya”. [Majmu’ Fatawa, 10/103]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t juga berkata, “Demikian juga lafazh ma’iyah (bersama) di dalam bahasa Arab dan di dalam al-Qur’an tidak dimaksudkan bercampurnya satu dzat dengan dzat lain. Sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Muhammad itu adalah utusan Allâh dan orang-orang yang bersamanya [Al-Fath/48: 29]

Dan firman Allâh Azza wa Jalla :

فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ

Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman. [An-Nisa/4: 146]

Dan firman Allâh Azza wa Jalla :

اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. [At-Taubah/9: 119]

Dan firman Allâh Azza wa Jalla :

وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ

Serta berjihad bersamamu. [Al-Anfal/8:75]

Dan semisal ini banyak. Maka firman Allâh Azza wa Jalla “dan Dia bersama kamu” mustahil menunjukkan bahwa dzat Allâh Azza wa Jalla bercampur dengan semua dzat makhluk”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/497]

Dengan keterangan ini menjadi jelas bahwa pendapat ittihâdiyah, yang menyatakan Allâh Azza wa Jalla berada di mana-mana, menyatu dengan semua makhluk-Nya, demikian juga pendapat hulûliyah, yang menyatakan Allâh menyatu dengan sebagian makhluk-Nya, adalah pendapat yang bertentangan dengan al-Qur’an, al-Hadits, dan ijma’ Salaf. Dan pendapat tersebut sangat buruk, karena termasuk di mana-mana adalah di tempat-tempat kotor dan najis! Maha suci Allâh Azza wa Jalla dari perkataan mereka!! Semoga Allâh Azza wa Jalla selalu membimbing kita di dalam aqidah yang benar.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02-03/Tahun XXI/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 ]