mascipoldotcom – Ahad, 24 Januari 2021 (11 Jumadil Akhir 1442 H)
Papua – Tentara Nasional Indonesia merupakan komponen Utama Pertahanan Negara. Sebagai Komponen Utama TNI memegang peran penting didalam menjaga kedaulatan nasional. Tugas Pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan.
Indonesia merupakan negara yang diperhadapkan dengan berbagai ancaman, salah satu ancaman nyata yang saat ini menganggu kedaulatan Indonesia adalah keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Kelompok ini eksis dan sering melakukan penyerangan terhadap TNI dan Polri tetapi juga kepada masyarakat sipil, serta melakukan pengerusakan terhadap fasilitas umum yang hadir untuk memudahkan aktivitas masyarakat Papua.
Pada tanggal 6 Januari 2021, dikabarkan KKB bertanggung atas pembakaran salah satu alat transportasi udara (pesawat) yang dimiliki oleh MAF. Jenis pesawat yang dibakar tersebut adalah MAF PK-MAX yang diterbangkan oleh Pilot asal Amerika Serikat yang bernama Alex Lufercheck dari Kabupaten Nabire menuju bandara Pagamba, Kabupaten Intan Jaya. MAF sendiri telah beroperasi di Papua kurang lebih 70 tahun dan telah menjadi salah satu alat transportasi yang sangat menolong dan menunjang pembangunan setiap daerah di Papua.
Setelah mengklaim bertanggung jawab atas pembakaran pesawat MAF PK-MAX tersebut, 3 hari kemudian tanggal 9 Januari 2021 KKB kembali melakukan pembakaran fasilitas umum yaitu 2 tower Base Transceiver Station (BTS) milik Telkom yaitu BTS 4 yang terletak diperbukitan Pingeli di Distrik Omukia dan BTS 5 yang terletak di wilayah Muara yang terletak di Distrik Mabuggi Kabupaten Puncak. Akibat pembakaran dua BTS tersebut, jaringan 4G Telkom Ilaga terputus serta link palapa ring Sugapa – Ilaga – Mulia Terputus dan mati total.
Untuk diketahui, salah satu BTS yang dibakar baru beroperasi pada Desember 2020 lalu. Pembangunan BTS tersebut untuk mempermudah akses komunikasi masyarakat di Ilaga Puncak Papua dan dimanfaatkan oleh hampir seluruh masyarakat kabupaten Puncak.
Aksi kejahatan KKB itupun berlanjut, dengan menembak 2 Prajurit TNI di Kabupaten Intan Jaya tanggal 22 Januari 2021. Kedua Prajurit tersebut adalah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.
Menurut Kronologis yang disampaikan Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, Pratu Roy Vebrianto yang ditembak secara membabi buta sesaat dirinya usai melaksanakan ibadah sholat Subuh di Pos Titigi Yonif Raider 400/BR sedangkan Pratu Dedi Hamdani ditembak saat melakukan pengejaran terhadap pelaku di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.
Steve Mara, salah seorang tokoh muda Papua yang mendengar hal tersebut langsung merespon dan menyampaikan rasa turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya kedua prajurit terbaik dari TNI.
“Saya turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya Pratu Roy dan Pratu Dedi, saya percaya kedua prajurit yang ditembak ini merupakan Prajurit terbaik yang telah melaksanakan tugas pokoknya sebagai TNI yang bertugas langsung di daerah konflik, semoga keluarga yang ditingalkan diberikan penghiburan dari Allah” kata Steve.
Lanjut Steve Mara, Saya berharap pelaku penembakan dan juga pelaku pembakaran pesawat MAF segera ditangkap diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, agar Intan Jaya segera pulih dari konflik yang selama ini terjadi. Konflik Intan Jaya ini menurut catatan saya telah lama terjadi selain TNI dan Polri yang gugur ada juga masyarakat sipil yang meninggal sehingga segera tangkap dan ungkap semua kejadian dan tindakan kekerasan yang terjadi di Intan Jaya dan beberapa daerah konflik lain di Papua.
Selain menyampaikan turut berduka cita, Steve Mara Lulusan Pascasarjanan Universitas Pertahanan ini juga mengusulkan kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta KAPOLRI untuk memperhatikan kesejahteraan Prajurit yang bertugas di Papua khususnya di daerah rawan konflik.
“Ya kalau bisa kesejahteraan Prajurit TNI dan POLRI diperhatikan lebih serius agar prajurit yang bertugas bisa lebih tenang dalam bertugas, kesejahteraan Prajurit inikan lebih ditekankan bukan untuk para prajurit tetapi untuk anak istri yang ditinggal tugas agar para prajurit tidak tertekan secara psikologis memikirkan biaya hidup anak istri. Selain itu, kalau bisa prajurit diganti per 3-6 bulan agar tidak jenuh ditempat tugas” kata steve.
Lanjutnya, Kami semua mau hidup damai, tidak ada satupun yang tidak mau hidup damai. Jadi mari kita selesaikan masalah yang ada, dan saling merangkul untuk menjaga Papua secara khusus dan Indonesia secara umum untuk tetap damai.(Ezl)