Yayasan Hang Tuah Sasar Guru Paud Inspiratif

IMG 20210126 WA0003mascipoldotcom – Senin, 25 Januari 2021 (12 Jumadil Akhir 1442 H)

Surabaya – Yayasan Hang Tuah dalam menyemarakan HUT nya yang ke-74 (25/01/21) menggelar Lomba Apresiasi Guru Paud Inspiratif yang di gelar secara Nasional dan terpusat di SMP Hang Tuah 6 excellent Juanda Sidoarjo.

Untuk kali pertama Yayasan Hang Tuah menjadi pelopor dalam menyasar kemampuan para guru Paud untuk mencurahkan ide , inovasi maupun gagasan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa meskipun dalam suasana pandemi covid-19 yang berkepanjangan dan belum tahu kapan akan berakhir.

Ketua Umum Yayasan Hang Tuah Laksda (Purn) Amri Husaini secara singkat menjelaskan bahwa Yayasan Hang Tuah sengaja mewadahi ide dan kreaktif para pendidik khususnya di tingkat Guru Paud. Melalui tema : “ Merdeka Belajar, Wujudkan Generasi Berkarkter Jiwa Bahari di Masa Pandemi Covid-19”, panita mengharapkan kepada seluruh peserta untuk memberikan ruang kreatifitas dan inovasi pendidik anak usia dini (PAUD) dalam pelaksanaan pembelajaran yang memupuk jiwa bahari pada anak usia dini, menambah masukan, contoh, dan ide model pembelajaran anak usia dini dalam mengembangkan karakter kebaharian, memberikan apresiasi guru yang memiliki kreatifitas dan inovasi pembelajaran dalam memupuk karakter kebaharian.

Lomba Apresiasi Guru Paud Inspiratif (AGI) Yayasan Hang Tuah secara Nasional di Gelar dengan metode online/ daring diikuti oleh Guru Paud dari kota Surabaya, Batuporon Madura, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Sampang, Bojonegoro, Nganjuk, Kudus, Blora , Tuban, Semarang, Yogyakarta, Bekasi, Jakarta, Bandung, Bengkulu, Tarakan, Banjarmasin, Kalteng, Kupang , Sorong, Kepulauan Riau, Bali, Palembang, Belawan, Medan dan Makasar. Seluruh peserta tergolong dalam 3 bagian antara lai dari Intern Yayasan Hang Tuah Cabang Surabaya 18 peserta, Cabang Perwakilan dari Luar Surabaya 12 peserta serta dari Umum ( peserta dari luar Yayasan Hang Tuah ) 31 peserta.

Ketua Panitia Lomba Apresiasi Guru Paud Inspiratif (AGI) Sriyantini, S.Pd yang kesehariannya selaku Kepala Sekolah (Kasadik TK 5) , memberikan apresiasi kepada 10 peserta yang lolos dalam babak final, mereka akan beradu ide dan gagasan bagaimana menjadi seorang guru Paud yang dapat menggairahkan peserta didik selama pembelajaran di sekolah ataupun selama pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19. Ke-10 finalis akan memaparkan ide dan gagasan di depan yuri serta membuka ruang tanya jawab kepada tim yuri. Dengan demikian yuri akan dapat menentukan pemenangnya di akhir lomba.

Tim Yuri yang terdiri dari : Sri Mery Susanti, M.Pd (Guru TK Hang Tuah 1 Surabaya, Anies Lisyowati, M.Pd ( Dosen PAUD UNIPA , Djarwoko , M.Pd dari Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan . Mereka bertiga pada akhirnya memutuskan bahwa pemenang / juara pertama jatuh kepada Khusnul Laili dari TK Hang Tuah 10 Sidoarjo, Juara kedua Lina Diah Budiarti dari TK Hang Tuah 13 Batuporon Madura dan juara ketiga jatuh kepada Sri Handayani dari TK Muslimat NU 18 Kota Malang Jawa Timur. Ketiga pemenang mendapatkan tropy, sertifikat serta dana pembinaan dari Yayasan Hang Tuah, (Yht/dar/Ezl).

—————–

Renungan

NASIHAT DAN WASIAT UNTUK PARA PENUNTUT ILMU

Nasihat Pertama

PENUNTUT ILMU HARUS BERTAQWA KEPADA ALLAH TA’ALA

Seorang penuntut ilmu harus bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana pun ia berada, juga harus senantiasa merasa diawasi oleh-Nya. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْـحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”[1]

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ.

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertaqwa, cukup, dan tersembunyi.”[2]

Nasihat Kedua

PENUNTUT ILMU WAJIB MENGHORMATI GURU DAN BERTERIMA KASIH KEPADANYA

Seorang penuntut ilmu wajib menghormati ustadz (guru)nya yang telah mengajarnya, wajib beradab dengan adab yang mulia, juga harus berterima kasih kepada guru yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepadanya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَـيْسَ مِنَّا مَنْ لَـمْ يُجِلَّ كَبِيْـرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيْـرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِـمِنَا حَقَّهُ

“Tidak termasuk golongan kami; orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak seorang ulama.”[3]

Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullaah berkata, “Seorang penuntut ilmu harus memperbaiki adabnya terhadap gurunya, memuji Allah yang telah memudahkan baginya dengan memberikan kepadanya orang yang mengajarkannya dari kebodohannya, menghidupkannya dari kematian (hati)nya, membangunkannya dari tidurnya, serta mempergunakan setiap kesempatan untuk menimba ilmu darinya.

Hendaklah ia memperbanyak do’a bagi gurunya, baik ketika ada maupun ketika tidak ada.

Baca Juga  Nasehat Untuk Ikhwan Dan Akhwat
Karena, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

“Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdo’alah untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya.”[4]

Adakah kebaikan yang lebih agung daripada kebaikan ilmu? Padahal, setiap kebaikan itu akan terputus kecuali kebaikan ilmu, nasihat dan bimbingan.

Setiap masalah yang dimanfaatkan oleh setiap manusia dan orang yang mengambil ilmu darinya, maka manfaatnya akan diperoleh oleh orang yang mengajarkannya dan juga penuntut ilmu dan orang lain. Sebab, hal itu adalah kebaikan yang senantiasa mengalir kepada pemiliknya.”

Syaikh as-Sa’di rahimahullaah melanjutkan, “Temanku telah mengabarkan kepadaku -ketika itu gurunya telah meninggal- ketika ia telah berfatwa dalam suatu masalah dalam ilmu faraa-idh (ilmu waris) bahwa ia melihat gurunya dalam mimpi membaca di dalam kuburnya. Ia berkata, ‘Masalah si fulan yang engkau berfatwa mengenainya, pahalanya telah sampai kepadaku.’

Ini adalah perkara yang telah dikenal dalam syari’at,

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa membuat contoh yang baik, maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat.”[5]

[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]
_______
Footnote
[1] Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1987), Ahmad (V/153, 158, 177), dan ad-Darimi (II/323), dari Abu Dzarr radhiyal-laahu ‘anhu. Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi (no. 1987), Ahmad (V/236), dan ath-Thabrani dalam al-Ausath (no. 3791), dari Muadz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu.
[2] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2965) dan Ahmad (I/168), dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallaahu ‘anhu.
[3] Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (V/323) dan al-Hakim. Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 5443).
[4] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (II/98-99), Abu Dawud (no. 1672), an-Nasa-i (V/82), al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 216), Ibnu Hibban (no. 3400-at-Ta’liqaatul Hisaan), al-Hakim (I/412, II/13), dan ath-Thayalisi (no. 2007), dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 254).
[5] Al-Mu’iin ‘ala Tash-hiih Adaab wa Akhlaaqil Muta’allimin (hal. 31-33).