mascipoldotcom – Selasa, 29 September 2020 (12 Safar 1442 H)
SERANG – Kepolisian Daerah (Polda) Banten melalui Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) menggelar kegiatan Bakti Kesehatan Polri di halaman kantor kecamatan Tanara kabupaten Serang, Selasa (29/09/2020).
Kapolda Banten Irjen Pol Drs. Fiandar melalui Kabiddokkes Polda Banten Kombes Pol I Gusti Gede M Andika mengatakan bahwa bakti kesehatan ini merupakan wujud peduli Polri terhadap masyarakat.
“Bakti kesehatan ini sebagai wujud kepedulian Polri terhadap kesehatan masyarakat ditengah pandemi Covid-19 serta untuk memperkuat tali silaturahmi Polri dengan masyarakat,” kata I Gusti.
I Gusti juga mengatakan bahwa selain bakti kesehatan, Polda Banten juga menggelar bakti sosial.
“Selain bakti kesehatan berupa rapid test dan sunatan massal, kami juga membagikan paket sembako kepada 700 masyarakat yang mengikuti bakti kesehatan,” terang I Gusti.
I Gusti berharap dengan dilaksanakan bakti kesehatan ini bisa mendeteksi lebih awal gejala Covid-19.
“Rapid test ini dilakukan dalam rangka pencegahan Wabah Covid-19. Dan semoga bisa menciptakan Kamtibmas yang kondusif. Saya juga berharap kepedulian sosial ini bisa menjadi ibadah bagi kita semua, aamiin,” tutup I Gusti.
Sementara itu, Sespusdokes Mabes Polri Kombes Pol dr Pramujoko, SPf dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan adanya wabah Covid-19, Stakeholder harus membantu agar masyarakat dapat mencegah Wabah Covid-19.
“Agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan terutama agar tetap menggunakan masker untuk mencegah Covid-19,” ucapnya.
Ditemui di lokasi, Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan untuk mencapai taraf kesehatan yang tinggi dilakukan upaya-upaya kesehatan.
“Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak akan berarti, apalagi ditengah pandemi Covid-19. Untuk itu, Polri turut berkontribusi dalam menangani masalah kesehatan melalui Bakti Kesehatan Polri. Pelayanan kesehatan mulai dari pengobatan umum, rapid test, sunatan massal, dan pembagian sembako,” tutup Edy Sumardi.
Turut hadir dalam kegiatan bakti kesehatan ini Sespusdokes Mabes Polri Kombes Pol dr Pramujoko, SPf, Wakarumkit RS Polri Kombes Pol dr Heriyanto, Kabagopsnalratpus Polri Kombespol dr Budi Heriyadi, Dirbinmas Polda Banten Kombes Kombes Pol Ricky Yanuarfi, Dirpamobvit Polda Banten Kombes Pol Istiyono, Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi, Kabiddokkes Polda Banten Kombes Pol I Gusti Gede M Andika, Kapolres Serang AKBP Mariyono, Muspika Kecamatan Tanara, TIM Pusdokkes Mabes Polri, tim Biddokkes Polda Banten, tim Urkes Polres Serang dan warga masyarakat kecamatan Tanara. (Ivana/Bid Humas Polda banten)
————-
Renungan
Keistimewaan Sedekah, Renungan Bagi Orang Sakit
Segala puji hanya milik Allah, kita selalu memujiNya dikala senang maupun susah. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah -yang pernah mengalami sakit dan tertimpa cobaan-, kepada keluarga dan sahabat beliau yang penyabar lagi ridha terhadap taqdir Allah.
Pada zaman ini berbagai penyakit semakin menyebar dan banyak macamnya. Bahkan beberapa penyakit tidak bisa ditangani oleh dokter dan belum ditemukan obatnya, seperti kanker dan semisalnya, meskipun sebenarnya obat penyakit tersebut ada. Allah tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan ada obatnya. Namun obat tersebut belum diketahui, karena suatu hikmah tertentu yang dikehendaki oleh Allah.
Mungkin penyebab utama banyaknya penyakit adalah banyaknya kemaksiatan dan dilakukan dengan terang-terangan tanpa malu. Kemaksiatan yang menyebar ditengah masyarakat dapat membinasakan mereka. Allah berfirman.
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”[Asy-Syura/42: 30]
Diantara hikmah penyakit yang diderita seorang hamba adalah sebagai ujian dari Allah kepadanya, dunia adalah tempat berseminya berbagai musibah, kesedihan, kepedihan dan penyakit.
Ketika saya melihat orang sakit bergulat dengan rasa sakitnya dan menyaksikan orang yang membutuhkan pertolongan dengan menahan rasa perihnya, mereka telah melakukan berbagai macam ikhtiar namun mereka melewatkan sebab penyembuhan yang hakekatnya dari Allah. Maka saya tergerak menulis untuk semua orang yang sedang sakit, agar rasa duka dan sedihnya lenyap, dan penyakitnya dapat terobati.
Wahai anda yang sedang sakit menahan lara, yang sedang gelisah menanggung duka, yang tertimpa musibah dan bala, Semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menimpamu, sebanyak duka nestapa yang kau rasakan. Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu dengan penderitaan. Orang lain tertawa sedang engkau menangis. Sakitmu tidak kunjung reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau harus membayar dengan semua yang engkau punya.
Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu, namun saya akan memberimu obat mujarab dan membuatmu terlepas dari derita yang bertahun tahun. Obat ini didapat dari sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
دَاوُوا مَرضاكُمْ بِالصَّدقةِ
“Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah” [Dihasankan oleh syaikh Albani dalam Shahihul Jami’]
Benar saudaraku, obatnya adalah sedekah dengan niat mencari kesembuhan. Mungkin engkau telah banyak sedekah, namun tidak engkau niatkan agar Allah menyembuhkanmu dari penyakit yang engkau derita. Cobalah sekarang dan hendaknya engkau yakin bahwasanya Allah akan menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim, atau wakafkanlah hartamu, atau keluarkanlah sedekah jariahmu. Sungguh sedekah dapat menghilangkan penyakit dan kesulitan, musibah atau cobaan.
Mereka dari golongan Allah yang diberi taufik oleh Allah telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyah yang lebih mujarab dari obat jasmani. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga mengobati dengan obat ruhiyah sekaligus obat ilahiyah. Para salafush shalih juga mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai. Jangan kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki harta dan kemudahan. Inilah kesempatannya telah datang..!!
Dikisahkan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki tentang penyakit yang menimpa lututnya semenjak tujuh tahun. Ia telah mengobati lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya pada para tabib, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ibnul Mubarak pun berkata kepadanya, “Pergilah dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan ada mata air dalam sumur yang engkau gali dan dapat menyembuhkan sakit di lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh.” [Kisah ini terdapat dalam Shahihut Targhib].
Seorang laki-laki pernah ditimpa penyakit kanker. Ia lalu mencari obat keliling dunia, namun ia tidak mendapatkannya. Ia kemudian bersedekah pada seorang janda yang memiliki anak-anak yatim dan Allah pun menyembuhkannya.
Kisah lain, orang yang mengalami kisah ini menceritakan kepadaku, ia berkisah.
“Anak perempuan saya yang masih kecil tertimpa penyakit di tenggorokannya. Saya membawanya ke beberapa rumah sakit. Saya menceritakan penyakitnya kepada banyak dokter, namun tidak ada hasilnya. Dia belum juga sembuh, bahkan sakitnya tambah parah. Hampir saja saya ikut jatuh sakit karena sakit anak perempuan saya yang mengundang iba semua keluarga. Akhirnya dokter memberinya suntikan untuk mengurangi rasa sakit, hingga kami putus asa dari semuanya kecuali dari rahmat Allah. Hal itu berlangsung sampai datangnya sebuah harapan dan dibukanya pintu kelapangan.
Seorang shalih menghubungi saya dan menyampaikan sebuah hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
دَاوُوا مَرضاكُمْ بِالصَّدقة
“Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah” [Dihasankan oleh Albani dalam Shahihul Jami’].
Saya berkata, “Saya telah banyak bersedekah”. Ia pun menjawab, “Bersedekahlah kali ini dengan niat untuk kesembuhan anak perempuanmu”. Sayapun mengeluarkan sedekah sekedarnya untuk seorang fakir, namun tidak ada perubahan. Saya kemudian mengabarinya dan ia berkata, “Engkau adalah seorang yang banyak mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah, hendaknya engkau bersedekah sebanding dengan banyaknya hartamu”.
Sayapun pergi pada kesempatan kedua, saya penuhi isi mobil saya dengan beras, ayam dan bahan-bahan sembako dan makanan lainnya dengan menghabiskan uang yang cukup banyak. Saya lalu membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan dan mereka senang dengan sedekah saya. Demi Allah saya tidak pernah menyangka bahwa setelah saya mengeluarkan sedekah itu anak saya tidak perlu disuntik lagi, anak saya sembuh total walhamdulillah.
Saya yakin bahwa faktor (yang menjadi sebab) paling besar yang dapat menyembuhkan penyakit adalah sedekah. Sekarang sudah berlalu tiga tahun, ia tidak merasakan penyakit apapun. Semenjak itu saya banyak mengeluarkan sedekah khususnya berupa wakaf. Setiap saat saya merasakan hidup penuh kenikmatan, keberkahan, dan sehat sejahtera baik pada diri pribadi maupun keluarga saya.
Saya mewasiatkan kepada semua orang sakit agar bersedekah dengan harta mereka yang paling mereka cintai, dan mengeluarkan sedekah terus menerus, niscaya Allah akan menyembuhkannya walaupun hanya sebagian penyakit. Saya yakin kepada Allah dengan apa yang saya ceritakan. Sungguh Allah tidak melalaikan balasan untuk orang yang berbuat baik.
Kisah lainnya, diceritakan oleh pelakunya sendiri. Ia berkata.
“Saudara laki-laki saya pernah pergi ke suatu tempat. Ditengah jalan ia berhenti. Sebelumnya ia tidak pernah mengeluh sakit apapun. Pada saat itu tiba-tiba ia jatuh pingsan, seolah-olah peluru menembus kepalanya. Kami mengira ia tertimpa al ‘ain (sakit karena pengaruh mata dengki seseorang) atau kanker atau penyempitan pembuluh darah. Kami lalu membawanya ke berbagai klinik dan rumah sakit.
Kami melakukan berbagai macam pemeriksaan dan rontgen. Hasilnya, kepalanya normal saja, namun ia mengeluh sakit yang membuatnya tidak bisa berbaring. Juga tidak bisa tidur dan hal ini berlangsung lama. Bahkan jika sakitnya parah, ia tidak bisa bernapas apalagi berbicara.
Saya lalu bertanya kepadanya, “Apakah engkau mempunyai harta yang bisa kami sedekahkan? Semoga Allah menyembuhkanmu”. Ia menjawab, “Ada”. Lalu ia memberiku kartu ATM dan aku cairkan dari kartu tersebut sekitar tujuh belas juta rupiah. Setelah itu saya menghubungi salah seorang yang shalih yang mengenal beberapa orang fakir, agar ia membagikan uang tersebut kepada mereka.
Saya bersumpah demi Allah yang maha mulia, saudara saya sembuh dari sakitnya pada hari itu juga, sebelum orang-orang fakir itu menerima harta titipan tersebut. Saya benar-benar yakin bahwa sedekah mempunyai pengaruh yang besar bagi kesembuhan penyakit seseorang. Sekarang sudah berlalu satu tahun, ia sama sekali tidak mengeluhkan sakit di kepalanya lagi, alhamdulillah. Dan saya wasiatkan kepada kaum muslilimin agar mengobati penyakit mereka dengan sedekah.
Berikut kisah lainnya, pelakunya sendiri yang menceritakan kisah ini. Ia berkata.
“Anak perempuan saya menderita sakit demam dan panas. Ia tidak mau makan. Saya membawanya ke beberapa klinik, namun panasnya masih tinggi dan keadaannya semakin memburuk. Saya masuk rumah dengan gelisah.
Saya bingung apa yang harus saya perbuat. Istri saya berkata, “Kita akan bersedekah untuknya”. Saya lalu menghubungi seseorang yang mengenal orang-orang miskin. Saya berkata kepadanya, “Saya harap anda datang shalat bersama saya di masjid. Ambillah dua puluh kantong beras dan dua puluh kotak ayam di tempat saya, lalu bagikanlah kepada orang-orang yang membutuhkan”.
Saya bersumpah demi Allah dan saya tidak melebih-lebihkan cerita, lima menit setelah saya menutup telpon, tiba-tiba saya melihat anak saya menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, bermain dan melompat diatas tempat tidur. Ia pun makan hingga kenyang dan sembuh total. Ini semua berkat karunia Allah kemudian sebab sedekah. Saya wasiatkan semua orang untuk mengeluarkan sedekah ketika tertimpa penyakit”.
Marilah saudaraku, pintu telah terbuka, tanda kesembuhan telah tampak di depanmu. Bersedekahlah dengan sungguh-sungguh dan percayalah kepada Allah. Jangan seperti orang yang melalaikan resep yang mujarab ini, hingga ia tidak mengeluarkan sebagian hartanya untuk bersedekah lagi. Padahal bertahun-tahun ia menderita sakit dan mondar mandir ke dokter untuk mengobati penyakitnya, dengan merogoh banyak uang dari sakunya.
Jika engkau telah mencoba resep ini dan engkau sembuh, jadilah orang yang selalu menolong orang lain dengan harta dan usahamu. Jangan engkau membatasi diri dengan sedekah untuk dirimu sendiri, namun obatilah penyakit orang-orang yang sakit dari keluargamu dengan sedekah.
Jika engkau tidak sembuh total, ketahuilah engkau sebenarnya telah disembuhkan walau sedikit. Keluarkan sedekah lagi, perbanyak sedekah semampumu. Jika engkau masih belum sembuh, mungkin Allah memperpanjang sakitmu untuk sebuah hikmah yang dikehendakiNya atau karena kemaksiatan yang menghalangi kesembuhanmu. Jika demikian cepatlah bertaubat dan perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.
Sedangkan bagi anda yang diberikan nikmat sehat oleh Allah, jangan tinggalkan sedekah dengan alasan engkau sehat. Seperti halnya orang yang sakit bisa sembuh maka orang sehatpun bisa sakit. Sebuah pepatah mengatakan, “Mencegah lebih baik dari mengobati”.
Apakah engkau akan menunggu penyakit hingga engkau berobat dengan sedekah?
Jawablah…!
Kalau begitu bersegeralah bersedekah…
Sumber : (Sulaiman bin Abdul Karim Al Mufarraj) Buletin dakwah terbitan Yayasan al-Sofwah Jakarta (dengan sedikit perubahan redaksi)
Muroja’ah: Fariq Gasim Anuz