mascipoldotcom, Rabu, 18 Nopember 2020 (3 Rabi’ul Akhir 1442 H)
Serdang Bedagai – ASN, TNI/Polri harus menjadi contoh masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Para Pejabat Harus berani menindak anggotanya yang melanggar Protokol Kesehatan.
Demikian dikatakan Kapolres Serdang Bedagai AKBP Robin Simatupang dalam acara rapat koordinasi Tentang Covid19 Tindak Lanjut Penanganan Covid19 Di Kabupaten Serdang Bedagai Wilkum Polres Serdang Bedagai, Rabu (18/11/2020) pagi di Aula Patriatama Polres Serdang Bedagai.
Turut hadir,Sekdakab Sergai, H. M.Faisal Hasrimy, Ketua PN Sei Rampah, Rio Barten,Dandim 0204/DS diwakili Pasi Ops, Kapten K. Malau, Perwakilan Kajari Serdang Bedagai, PJU Polres Sergai, Kadis Kesehatan, dr. Bulan Simanungkalit, Sekretaris Dinas Satpol PP, Fery Lubis,Para Camat Wilkum Polres Sergai, perwakilan Bawaslu dan KPU, Para Kapuskesmas dan undangan.
Menurut Kapolres Sergai dalam sambutannya dalam pencegahan Covid19 Serdang Bedagai sampai saat ini tingkat kematian mencapai 10 orang, Covid19 tidak boleh diabaikan karena ini akan tetap terus menularkan.
” Seluruhnya kita termasuk gugus tugas dan elemen masyarakat ini harus berperan dengan TNI Polri dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang protokol kesehatan,” ujarnya.
Ditambahkannya, bahwa Vaksin Covid19 akhir Nopember akan masuk ke indonesia, ini akan di proses kembali di Menteri Kesehatan. Kita upayakan untuk terpapar jangan bertambah, mari kita kerja keras untuk lakukan pencegahan
Negara negara lain melakukan peraturan berbeda dalam penanganan Covid19, indonesia tidak melakukan lock down namun melakukan PSBB di lokasi tertentu
Forkopimda harus berani mengambil tindakan hukum kepada pelanggar protokol kesehatan, sesuai dengan Inpres no 6 thn 2020, Pergub nomor 34, Perbub nomor 35.
“Kedepan semua intansi terkait ikut dalam pencegahan Covid19, jika kita kompak masyarakat pasti akan patuh tentang protokol kesehatan,” cetusnya.
Kapolres menegaskan ditengah situasi Pilkada, sambungnya, ASN, TNI/Polri harus menjadi contoh masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Para Pejabat Harus berani menindak anggotanya yang melanggar protokol kesehatan.
Terkait Pilkada, Ini juga menjadi sorotan terkait pelaksanaan Pilkada melanggar protokol kesehatan, JIka terjadi seperti itu agar di bubarkan Bawaslu, KPU dan Gakkumdu.
Dalam pelaksanaan Pilkada ASN Harus Netral dalam pilkada, sehingga pelaksanaan Pilkada Sergai kondusif
Antisipasi Corona virus dalam pilkada sangat Penting, Negara sudah mengucurkan dana besar dalam pelaksanan Pilkada.
Dengan kompaknya kita dalam penanganan Covid19 maka Serdang Bedagai akan menjadi penyebaran Terkecil covid19, pungkas kapolres.
Sementara itu, Sekdakab Sergai HM Faisal Hasrimy mengatakan atas nama Pemkab Sergai mengucapkan apresiasi kepada TNI/Polri dalam penanganan Covid19, angka penyebaran Covid19 Sergai termasuk terendah
Kita juga membantu tim dilapangan agar dana BPT disalurkan kepada rekan rekan di Lapangan. Mari kita sama sama berdoa terkait vaksin, semoga vaksin ini cepat di distribusikan kepada Garda Terdepan Tenaga Medis, TNI/Polri, Satpol PP, ujarnya.
“Mari seluruhnya kita ASN untuk menjadi Contoh Tauladan penerapan protokol kesehatan dan selalu menghimbau masyarakat,” ajak Faisal.
Sebelumnya, Kabag Ops Polres Serdang Bedagai Kompol T Manurung memaparkan situasi Covid19 di Wilkum Polres Sergai. (Rahmat Hidayat/Selvi)
———
Renungan
MEMBENTUK SIKAP MERASA DIAWASI OLEH ALLÂH AZZA WA JALLA
Oleh Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin
Merasa diawasi oleh Allâh Azza wa Jalla , atau disebut murâqabah, artinya apabila seorang manusia memahami dan meyakini bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala selalu mengawasi segala gerak lahir dan batinnya. Prilaku seorang hamba yang senantiasa memahami dan meyakini dirinya selalu diawasi inilah yang disebut murâqabah.
Murâqabah ini merupakan hasil dari pengetahuan seseorang yang dengannya dia meyakini bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi, melihat, mendengar dan mengetahui semua sepak terjangnya setiap saat, setiap tarikan nafas dan setiap kejapan mata.[1]
Nash-nash di bawah ini menunjukkan keharusan setiap Muslim untuk selalu merasa diawasi semua sepak terjang lahir dan batinnya oleh Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ
Dan ketahuilah sesungguhnya Allâh Maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dirimu, maka berhati-hatilah. [Al-Baqarah/2:235]
Al-Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengancam para laki-laki yang mempunyai maksud buruk dalam urusan wanita. Sebaliknya Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk agar yang disembunyikan di dalam hati hanyalah kebaikan dan bukan keburukan.[2]
Meskipun itu terkait dengan para laki-laki terhadap wanita yang ditinggal mati suami, tetapi secara umum memang demikianlah, Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha mengetahui semua apa yang disembunyikan di dalam hati. Hal ini menuntut setiap orang untuk selalu merasa dilihat dan diawasi oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
Begitu pula ayat-ayat berikutnya, menunjukkan bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha mengetahui semua perbuatan manusia, sekalipun disembunyikan di dalam hatinya[3]. Yaitu firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
Dan Allâh Maha mengawasi segala sesuatu. [Al-Ahzâb/33:52]
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
Allâh menyertai kalian dimanapun kalian berada.[Al-Hadîd/57:4]
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَىٰ
Tidak tahukah ia (Abu lahab) bahwa Allâh melihatnya. [Al-‘Alaq/96:14]
فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا
Sesungguhnya engkau senantiasa berada dalam pengawasan mata Kami. [Ath-Thûr/52: 48]
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
AllâhMaha mengetahui mata yang berkhianat dan Maha mengetahui apa yang disembunyikan oleh dada. [Ghâfir/40:19]
Apabila pengertian-pengertian seperti yang terkandung pada nash-nash di atas selalu dipahamkan kepada anak-anak semenjak dini, maka -bi idznillâh- mereka akan menjadi hamba-hamba Allâh yang khusyu’, bertaqwa, ikhlas dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Imam Ibnu al-Qayyim t menjelaskan bahwamurâqabah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allâh Azza wa Jalla , merupakan asas bagi semua amalan hati dan merupakan tiang bagi semua amalan hati. Sikap tenang dan khusyu’ dalam menjalankan ibadah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala , berpangkal padamurâqabah ini. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjadikan semua pokok dan semua cabang amalan hati terangkum pada satu kalimat (yang intinya adalah murâqabah), yaitu sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam [4] :
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .رواه البخاري عن أبى هريرة، و مسلم عن أبى هريرة و عن عمر رضي الله عنهما
(Ihsan ialah) apabila engkau beribadah kepada Allâh seakan-akan engkau melihatNya. Maka apabila engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allâh melihatmu.[HR. Al-Bukhâri dari Abu Hurairah dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma dan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu].[5]
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menegaskan, semakin kuat murâqabah seseorang, maka akan semakin menimbulkan rasa malu, rasa tenang, rasa cinta, tunduk, khusyu’, takut dan pengharapan yang besar kepada Allâh.Ini tidak akan diperoleh jika tidak ada muraqabah, rasa selalu diawasi oleh Allâh Azza wa Jalla .[6]
Sikap tenangdalam melaksanakan tugas ibadah, itulah yang mendatangkan ketundukan, kekhusyu’an, konsenterasi dan terhimpunnya hati ketika beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla . Dari sinilah seseorang akan dapat menyelaraskan antara hati dan anggota badannya dalam menunaikan ibadah. Kekhusyu’an merupakan hasil dari ketenangan. Khusyu’nya anggota badan adalah hasil dari khusyu’nya hati.[7]
Maka menjadi sangat penting mendidik anak-anak kaum Muslimin memiliki jiwa murâqabah dan selalu merasa diawasi tindak-tanduknya oleh al-Khâliq Subhanahu wa Ta’ala agar kelak anak-anak tersebut menjadi terlatih serta terbiasa khusyu’, ikhlas dan bertanggung jawab dalam beribadah.
Untuk itu, perlu semenjak sekarang untuk tidak menunda lagi upaya memahamkan pengertian-pengertian di atas hinggabitaufîqillah, terwujudlahcita-cita masa depan yang sukses di dunia maupun di akhirat. Sebab rasamurâqabahini sudah benar-benar tertanamsecara mendalam pada jiwa setiap insan. Sehingga lahirlah generasi yang bertaqwa, ikhlas, jujur, amanah dan mementingkan ibadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla semata.Akhirnya menjadi damailah kehidupan dunia, menjadi damai pula kehidupan akhirat yang sesungguhnya merupakan tujuan hakikibagi kehidupan manusia di dunia ini.
Nasʹalullâha at-Taufîq.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]Madârij as-Sâlikîn, Ibnu al-Qayyim, taqdîm : Muhammad Abdur Rahmân al-Mura’syili, Dâr Ihyâˈ at-Turâts al-‘Arabi, Beirut, cet. II, tanpa tahun, II/49.
[2]Tafsîr Ibnu Katsîr, ayat terkait; QS. Al-Baqarah: 235
[3]Imam Ibnu al-Qayyim t mengetengahkan ayat-ayat ini ketika membahas murâqabah. Lihat Madârij as-Sâlikîn, op.cit. II/49
[4]I’lâm al-Muwaqqi’în ‘An Rabbi al-‘Âlamîn, tahqîq : Muhammad Muhyiddîn ‘Abdul Hamîd, Dâr al-Fikr, Beirut, cet. III, th. 1397 H/1977 M, IV/203
[5]Shahîhal-Bukhâri(Fathu al-Bâri), I/114, Bâb37, no. 50. Shahîh Muslim bi Syarhi an-nawawi, tahqîq: Khalîl Maʹmûn Syîhâ, I/110, Kitâb al-Îmân, bâb 1, no. 93.
[6]I’lâm al-Muwaqqi’în, op.cit. IV/203
[7]Ibid.