mascipoldotcom, Sabtu, 25 Juli – 2021 (14 Zdul Hijjah 1442 H)
Kodim 0912 Kutai Barat Siap Kawal Vino Bocah Yatim Piatu Akibat Covid-19 jika Pulang ke Sragen Jawa Tengah
SENDAWAR – Bantuan untuk Voni, bocah yatim piatu dan sebatang kara di Kutai Barat terus mengalir.
Setelah bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) yang disampaikan oleh Bupati FX Yapan, bantuan kepada Vino juga diberikan oleh Kodim 0912/Kutai Barat (Kubar) Korem 091/ASN Kodam VI/Mulawarman.
Bantuan diserahkan langsung oleh Komandan Kodim 0912/Kutai Barat (Kubar) Letkol Kav Yudhi Prasetyo Purnomo.
Selain memberikan bantuan berupa makanan, minuman, mainan dan lain-lain, Dandim sekaligus mengunjungi langsung dan melihat kondisi Vino yang kini sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Kampung Purwerejo, RT 04, Kecamatan Tering, Kutai Barat, Jumat (23/7/2021) pagi.
“Saya sebagai kepanjangan tangan Bapak Pangdam VI Mulawarman dan juga Pak Danrem 091/ASN, ingin menyampaikan bantuan ini kepada salah satu masyarakat yang sedang tertimpa musibah ini. Kami berharap bantuan ini bisa sedikit mengurangi beban yang sedang dihadapi adik kita, Vino. Terutama untuk kebutuhan sehari-harinya,” ucap Dandim usai menyerahkan bantuan.
Dandim mengatakan pihaknya siap mengantar atau mengawal Vino hingga ke kampung halamannya nanti, saat ia akan pulang, usai menjalani isolasi mandiri.
“Kita juga menugaskan personel kami atau Babinsa untuk terus memantau kondisi dek Vino, selama menjalani Isolasi mandiri,” tegasnya.
Tak lupa Dandim juga berpesan kepada masyarakat, untuk tetap berhati-hati, saling menjaga untuk bisa terhindar dari paparan covid-19.
“Masyarakat tidak perlu panik, namun dengan tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ibu kandung Vino, Lina Safitri (31) meninggal dunia pada Senin (19/7/2021) pagi lalu.
Dan ayahnya, Kino Raharjo (31), juga meninggal hanya selisih sehari, pada Selasa (20/7/2021).
Margono menceritakan, almarhum Lina saat itu sedang mengandung 5 bulan.
Sementara suaminya, selama berprofesi sebagai penjual pentol keliling di seputaran kampung Muara Asa Barong Tongkok.
Bocah ini harus menjalani isolasi mandiri hingga batas waktu tanggal 26 Juli 2021 nanti.
Menurut Sang Paman, Margono, setelah sembuh dan usai menjalani masa isolasi, keluarga berencana membawa Vino pulang ke Jawa.
Tepatnya di daerah Sragen, Jawa Tengah, tempat sang nenek tinggal.
Namun demikian, kata Margono, masih lihat kondisi dan situasinya terlebih dahulu.
“Ya kita tahu sendiri di Jawa juga masih masa pandemi covid-19. Rencananya memang mau diasuh sama mbahnya. Tapi dilihat nanti, ya sementara di sini dulu sama kami. Banyak keluarga di sini,” katanya.
Yang terpenting menurut Margono lagi, adalah yang terbaik bagi Vino, utamanya pendidikannya.
“Dia itu anaknya pintar, cerdas. Juga penurut. Kami sangat menyayangi dia. Ya kalau memang mbahnya minta pulang ke Jawa, nanti kita antarkan pulang. Tapi kita masih melihat kondisinya bagaimana nanti dulu,” imbuhnya. Sumber Penrem 091/ASN, (Murdianto)
————
Renungan
VAKSIN UNTUK PENCEGAHAN, SERUM UNTUK PENGOBATAN
Belakangan ini, mengemuka pertanyaan masyarakat di media sosial mengenai perbedaan mendasar antara vaksin dan serum. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menegaskan bahwa serum tidak sama dengan vaksin.
“Sebenarnya ini hal yang beda, serum berbeda dengan vaksin. Vaksin untuk pencegahan, sementara serum untuk pengobatan”
Mengenai Vaksin dan Imunisasi
Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibody atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu. Yang perlu digarisbawahi, imunisasi memberikan perlindungan kekebalan terhadap penyakit secara spesifik tergantung jenis vaksin yang diberikan.
“Perlu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa imunisasi memberi perlindungan penyakit tertentu sesuai jenis vaksinnya, misalnya vaksin HB untuk mencegah Hepatitis B dan vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus. Bukan berarti semua penyakit langsung hilang dengan diberikan satu jenis imunisasi”.
Imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif dalam pembangunan kesehatan utamanya untuk mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang dijamin ketersediaannya oleh Pemerintah yang meliputi vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG); Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) atau yang saat ini dikenal dengan pentavalen; Hepatitis B pada bayi baru lahir; Polio, Campak, DT (Difteri Tetanus) yang ditujukan untuk bayi usia 2, 4, 5, dan 18 bulan, serta Td (Tetanus Difteri) selaku booster bagi anak usia 7 tahun ke atas.
“Imunisasi dasar lengkap yang diselenggarakan oleh Pemerintah menggunakan vaksin buatan PT Biofarma dan dijamin kualitas dan keamanannya. Vaksin tersebut sudah dibeli oleh pemerintah agar masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya”.
Mengenai Serum
Sedangkan serum merupakan produk sebenarnya produk biologi yang sudah mengandung kekebalan terhadap suatu infeksi. Serum diberikan kepada individu bila terserang adanya infeksi penyakit, atau diduga akan terkena infeksi
Salah satu contohnya adalah serum anti bisa ular (SABU) atau snake anti venom merupakan produk biologis yang digunakan dalam pengobatan gigitan ular berbisa. Anti bisa ular diberikan ketika seorang pasien terbukti atau diduga telah digigit ular berbisa.
“Sifat dari serum adalah sebagai pengobatan”,
sehatnegeriku.kemkes