Leodepari 23

Kapolda Sumut : Banggalah menjadi bagian dari Polairud pertama di Indonesia.

Leodepari 22mascipoldotcom, Rabu, 02 Desember 2020 (18 Rabi’ul Akhir 1442 H)

MEDAN – Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Martuani Sormin M.Si ikuti acara sykuruan dalam rangka HUT Polairud Polda Sumut ke 70 di gedung wira bahari Polairud Polda Sumut. Selasa (1/12/20) pukul 10.00 Wib

Dalam pelaksanakan syukuran ini turut hadir Wakapolda Sumut, Dir Polairud Polda Sumut, PJU Polda Sumut, para Kapolres/ta/tabes Jajaran Polda Sumut, purna wirawan Polairud Polda Sumut dan para personil Polairud Polda Sumut.

Kegiatan syukuran ini di laksanakan dengan sederhana dan menerapkan anjuran protol kesehatan, dalam pelaksanaannya Kapolda Sumut membacakan amanat Kabaharkam Polri yg menyampaikan puji dan syukur masih di berikan kesehatan dan kesempatan untuk hadir melaksanakan hari jadi Polairud ke 70, dalam amanat Kabaharkam Polri, Kapolda Sumut menyampaikan jadikan momen ini sebagai bentuk syukur atas pengabdian Polairud kepada masyarakat di laut dan udara.

Selesai membacakan amanat Kabaharkam Polri, Kapolda Sumut turut menambahkan “saya hadir di sini dengan pakaian Arnavhat Drapha Mahe dan saya bangga menggunakan baju ini “ ucap Kapolda Sumut .
Kapolda Sumut meminta kepada personil Polairud Polda Sumut untuk menguasai wilayah perairan dan udara di Sumut.

“Untuk para kepala kapal tolong perhatikan anggota, jangan sampai ada salah – salah yg mengakibatkan kefatalan dan patroli di lakukan dengan benar” ucap Irjen Martuani.
Kapolda Sumut juga menyampaikan untuk para kepala kapal juga menyiapkan segala kesiapan sebelum berlayar, dan tindak segala pelanggaran hukum yg terjadi di laut. “Terutama kejahatan narkotika, karena semua berawal dari laut. Ingat jangan ada yg main mata dengan narkotika. Siapapun yg punya prestasi menegakan hukum di laut akan saya beri penghargaan” jelas Kapolda Sumut. Selesai arahan Kapolda Sumut kegiatan di lanjutkan dengan pemotong tumpeng yg di berikan kepada perwakilan personil Polairud Polda Sumut tertua dan termuda.(Leodepari)

———–

Renungan

TAWAKAL MELINDUNGI DIRI DARI PENYAKIT UJUB DAN TAKABUR

Oleh Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji

Sesungguhnya penyakit yang paling besar serta mematikan yang menimpa hati manusia, serta dapat menjadikan amalan-amalan sia-sia, juga merusak seluruh perbuatan manusia serta melahirkan kekerasan dan kekejian adalah ; Riya dan Ujub.

Riya : adalah bagian dari perbuatan syirik mensekutukan Allah, sementara Ujub (Al-‘Alamah As-Safarini menyebutkan perbedaan yang mendetail antara ujub dan takabur, bagi yang berkeinginan lihat bukunya Ghadza ‘ Al-Albab 2/222) : adalah bagian dari perbuatan syirik terhadap diri sendiri, kedua sikap ini menyatu pada diri orang yang takabur. [Majmu ‘Al-Fatawa 10/277]

Banyak nash-nash yang mencela kedua sikap ini antara lain.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Haritsah bin Wahab :

“Artinya : Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka ; yaitu setiap orang yang berperangai jahat serta kasar (Lihat An-Nihayah 3/180), orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya (Lihat pula An-Nihayah 1/416), dan orang-orang yang sombong”. [Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Tafsir surat Al-Qalam 4918 8/530, At-Tirmidzi bab Jahannam 13, Ibnu Majah bab Zuhud 4, Ahmad dalam Musnadnya 2/169, 214 dan 4/175-306]

Dan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

“Artinya : Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah (atom) sekalipun”. [Hadist Riwayat Muslim bab Imam 91 1/93 dan At-Tirmidzi bab Al-Birru was-shilah 1998-1999 4/360-361]

Dan dalam satu hadits disebutkan :

“Artinya : Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu : Kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri”. [Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam kitab At-Targhib wa Tarhib 1/162 yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dibenarkan oleh Al-Albany]

Said bin Jabir berkata : “Sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan kebaikan lalu perbuatan baiknya itu menyebabkan ia masuk neraka, dan sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan buruk lalu perbuatan buruknya itu menyebabkan dia masuk surga, hal itu dikarenakan perbuatan baiknya itu manjadikan ia bangga pada dirinya sendiri sementara perbuatan buruknya menjadikan ia memohon ampun serta bertobat kepada Allah karena perbuatan buruknya itu”. [Majmu ‘Al-Fatawa 10/277]

Menyembah kepada Allah dan bersikap tawakal kepada-Nya adalah merupakan obat penawar untuk mencegah kedua penyakit yang buruk ini yaitu Ujub dan Takabur.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Seseorang yang melakukan riya’ pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu aku menyembah), dan orang yang bersikap ujub (bangga kepada diri sendiri) pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan) dan barangsiapa yang melaksanakan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah), maka ia telah keluar dari sikap riya, dan barang siapa yang melaksanakan firman Allah (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan), maka ia telah keluar dari sikap ujub”. [Majmu Al-Fatawa 10/277]

Oleh karena itulah Ibnul Qayyim berkata : “Sesungguhnya hati manusia dihadapi oleh dua macam penyakit yang amat besar jika orang itu tidak menyadari adanya kedua penyakit itu akan melemparkan dirinya kedalam kehancuran dan itu adalah pasti, kedua penyakit itu adalah riya dan takabur, maka obat dari pada riya adalah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah) dan obat dari penyakit takabur adalah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)”. [Madarijus Salikin 1/54]

[Disalin dari buku At-Tawakkul ‘Alallah wa ‘Alaqatuhu bil Asbab oleh Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji dengan edisi Indonesia Rahasia Tawakal dan Sebab Akibat hal.116-117 bab Buah Tawakal terbitan Pustaka Azzam,Th 1999. Penerjemah Drs Kamaluddin Sa’diatulharamaini dan Farizal Tarmizi]