mascipoldotcom – Senin, 12 Oktober 2020 (25 Safar 1442 H)
MERAK – Kapolda Banten Irjen Pol Drs. Fiandar hadiri peresmian dermaga IV Merak dan Bakauheni milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Senin (12/10/2020).
Acara peresmian ini dihadiri oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi, Walikota Cilegon Edi Ariyadi, Kapolres Cilegon dan PJU Polres Cilegon, Dandim 0603/Clg, Danlanal Banten, Kajari Cilegon, para Direktur PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan undangan lainnya.
Kapolda Banten Irjen Pol Drs. Fiandar mengapresiasi atas diresmikannya dermaga IV pelabuhan Merak dan Bakauheni.
“Saya ucapkan terimakasih kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atas diresmikannya dermaga IV. Penambahan Dermaga mengurangi beban Polisi, Alhamdulillah.Biasanya Weekend, Hari besar itu biasanya menjadi beban klasik kita melaksanakan pengamanan di sini, dengan bertambah satu dermaga pasti berkurang,” kata Fiandar.
Terkait penegakan protokol kesehatan, Fiandar mengajak semua pihak untuk melakukan pengawasan.
“Terkait pengawasan dan penegakan protokol kesehatan kita akan bersama-sama dengan operator dan regulator, masyarakat serta pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kota Cilegon akan bersama-sama menata, mengingatkan, menghimbau dan menegakkan hukum jika itu diperlukan,” tutup Fiandar.
Ditemui di lokasi, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasinya kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) selaku pemilik dan operator Pelabuhan Merak-Bakauheni serta PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai pelaksana pembangunan.
Budi juga menyoroti bahwa pelabuhan memiliki peran vital dalam perekonomian nasional dan daerah yakni untuk menjamin kelancaran, keamanan, ketertiban dan keselamatan berlayar, maka pemeliharaan fasilitas Pelabuhan mutlak dilaksanakan.
“Hal ini juga harus menjadi perhatian ASDP selaku operator Pelabuhan bahwa pemeriksaan fasilitas pelabuhan secara rutin merupakan tools untuk dapat melaksanakan langkah tindak lanjut dalam melaksanakan pemeliharaan berkala. Dengan langkah ini diharapkan tidak akan terjadi kerusakan yang bersifat mayor dan gagal fungsi pada fasilitas Pelabuhan,” ujarnya.
Budi melanjutkan, selain terjaminnya keselamatan pelayaran tantangan kita bersama adalah peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa terkait dengan kepastian waktu dan pemenuhan standar pelayanan minimal.
“Dengan bertambahnya dermaga akan bertambah pula frekuensi keberangkatan maupun kedatangan kapal setiap harinya. Kita ketahui, terdapat keterbatasan alur keluar/masuk khususnya di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Kondisi ini harus diantisipasi dengan pola operasi dan pengaturan jadwal yang optimal serta peningkatan kinerja angkutan penyeberangan,” tuturnya lagi.
Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, dalam menunjang konsep Poros Maritim dan memenuhi tuntutan kebutuhan angkutan penyeberangan yang andal dan memadai, maka ASDP melakukan revitalisasi dan peningkatan kapasitas dermaga Moveable Bridge (MB) dermaga IV di Merak dan Bakauheni.
“Alhamdullilah, pembangunan dermaga IV Merak-Bakauheni telah rampung tepat waktu dalam 1 tahun, yang diharapkan akan meningkatkan kapasitas layanan penyeberangan di lintasan tersibuk ini. Dalam waktu dekat, dermaga ini dapat mendukung operasional layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru mendatang,” tutur Ira.
Proyek dermaga IV Merak-Bakauheni senilai Rp 379 miliar ini dibangun oleh kontraktor PT PP (Persero) Tbk yang tentunya telah memenuhi syarat baik klasifikasi dan kualifikasi dalam pekerjaan proyek ini.
Dermaga IV Merak dengan tipe Breasting Dolphin, memiliki panjang 120 meter dengan pola sandar buritan mampu disandari kapal ukuran 6000-10.000 GRT. Untuk dermaga Bakauheni, dengan tipe Quay Wall, panjang 150 meter dengan pola sandar haluan juga mampu disandari kapal ukuran 6000-10.000 GRT.
“Keberadaan dermaga IV di Merak dan Bakauheni dengan asumsi masing-masing dapat disandari oleh 5 kapal, akan menambah kapasitas minimal 4 trip kapal per 24 jam atau 20 trip per dermaga dari satu sisi. Sehingga kini total kapasitas trip di Pelabuhan menjadi rata-rata maksimal 140 trip dari total 7 dermaga yang beroperasi per 24 jam,” tutur Ira menjelaskan.
Ia menambahkan, Pelabuhan Merak dan Bakauheni menjadi salah satu prasarana vital dan penting dalam roda perekonomian di Tanah Air karena menghubungkan dua pulau besar yang menjadi pusat perekonomian di Indonesia.
Penyeberangan Merak-Bakauheni menjadi lintasan tersibuk yang dikelola ASDP dengan total sekitar 60 kapal yang standbye beroperasi di lintasan ini. (Kombes Pol Edy Sumardi/Kabid Humas Polda Banten)
———-
Renungan
Sertakanlah Namaku Bersamamu Dalam Do’amu
‘Ala Banafi’ bekerja di sebuah toko di pusat kota di Jeddah. Ketika terjadi bencana alam “Tsunami” akhir tahun 2004 di Aceh dan wilayah lainnya, akhi ‘Ala aktif mengikuti berita musibah tersebut dan merasakan prihatin dan sedih atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh. Beliau sempat memberikan sebuah artikel dari internet sebagai bahan masukan bagi saya saat menyusun buku “Hikmah dibalik Musibah”, semoga Allah memberikan ganjaran di dunia dan akhirat atas kebaikannya tersebut.
Pernah terjadi suatu peristiwa sekitar 15 tahun lalu yang sangat berkesan bagi ‘Ala Banafi, beberapa waktu setelah ayahnya wafat, turunlah hujan dengan derasnya di kota Makkah tempat mereka tinggal, sampai-sampai air hujan mulai masuk ke dalam rumah membuat penghuni rumah menjadi panik. Adik perempuan ‘Ala Banafi yang masih kecil tanpa sadar berteriak dan memanggil ayahnya, “Abi!, Abi!, tolong kami!”. Adiknya secara refleks tanpa sadar memanggil ayahnya yang sangat ia cintai untuk menolongnya, padahal ayahnya telah wafat, semoga Allah merahmatinya.
‘Ala Banafi mempunyai adik laki-laki yang cacat, usianya 19 tahun. Sejak lahir ia hanya di tempat tidur. Ia menceritakan bagaimana kesabaran ibunya yang sampai sekarang tetap telaten merawat adiknya. ‘Ala Banafi berkata bahwa jalan menuju sorga itu bermacam-macam, dan mungkin jalan ibunya menuju sorga adalah kesabarannya, yang pertama ditinggal wafat suaminya ketika anak-anaknya masih kecil dan kedua kesabarannya merawat anaknya yang cacat. Semoga harapan dan doa ‘Ala Banafi dikabulkan oleh Allah.
Saya teringat dengan sebuah pesan yang disampaikan seorang penyandang cacat bisu tuli, ia bernama Nail Munir berusia 30 tahun, warga Negara Saudi Arabia keturunan Banten Indonesia. Beliau datang mencari saya ke kantor Islamic Center di Jeddah pada awal bulan safar 1430 H, kami berkomunikasi dengan tulisan sampai menghabiskan beberapa lembar kertas bolak balik.
Beliau ingin konsultasi tentang masalah pribadinya. Disela-sela komunikasi kami ada beberapa hal yang membuat saya kagum dan terharu darinya. Yang membuat saya kagum, akhi Nail meskipun cacat bisu dan tuli, beliau tidak minder dan tetap percaya diri, beliau pandai mengemudikan mobilnya sendiri. Hal itu saya ketahui ketika kami pergi ke rumah makan untuk makan malam bersamanya.
Beliau meskipun cacat bisu dan tuli tidak menjadi beban bagi orang lain, akhi Nail bekerja di bagian tata usaha memegang komputer di sebuah sekolah luar biasa di kota Jeddah. Akhi Nail meskipun cacat bisu dan tuli tidak menghalanginya untuk tetap bermasyarakat dan berkomunikasi dengan manusia, beliau pandai berkomunikasi dengan bahasa isyarat kepada sesamanya dan berkomunikasi dengan bahasa tulisan dan bahasa isyarat kepada orang-orang yang normal yang beliau jumpai di toko, rumah makan, kantor Islamic center, pom bensin dan tempat-tempat umum lainnya, ia tidak menyendiri dan menjauhi manusia.
Beliau meskipun cacat bisu dan tuli tidak menghalanginya untuk belajar dan memperdalam agama Islam lewat internet atau vcd/ dvd dimana ustadznya Syaikh Abdurrahman Jumáh dan selainnya menyampaikan berbagai materi pelajaran seperti tafsir Al Quran, Sirah Nabawiyyah, Sejarah Islam, Aqidah, Fiqih dengan bahasa isyarat. Jika akhi Nail ingin bertanya tentang masalah keislaman maka beliau mengirim sms kepada gurunya lalu gurunya menjawab lewat sms juga.
Hal yang membuat saya terharu ketika akhi Nail meminta secarik kertas dan menasihati saya melalui tulisannya berbahasa Arab,
أنت لازم تتعلم لغة الإشارة
“Kamu harus belajar bahasa isyarat”
Ketika saya tanyakan mengapa? Beliau menjawab :
“Kasihan saudara-saudara kita di Indonesia yang tertimpa musibah cacat bisu dan tuli, bagaimana mereka bisa belajar Islam dan mengerti tauhid jika tidak ada yang mengajari dan membimbing mereka?”
Saya terharu membaca tulisannya yang menunjukkan kepekaan dan kehalusan perasaannya…
Maka dalam kesempatan ini saya menukilkan pesan akhi Nail ini kepada para aktivis dakwah dan mubaligh serta para penuntut ilmu di Indonesia, mudah-mudahan ada diantara kita yang memiliki kesempatan waktu dan mendapatkan taufik dari Allah sehingga dapat belajar bahasa isyarat dan mampu untuk berdakwah (secara langsung atau sebagai penerjemah) kepada saudara-saudara kita yang cacat bisu dan tuli.
Diantara sms yang dikirim oleh akhi ‘Ala kepada saya berisikan permohonan jika saya berdoa memohon jannah agar menyertakan namanya, juga mengingatkan kita untuk banyak melakukan shalat dan sujud kepada Allah sebagai kunci kebahagiaan, ia juga mendoakan untuk saya. Isi sms nya:
“Ketika engkau memohon surga kepada Allah
Sertailah namaku bersama doamu
Karena sesungguhnya saya menginginkan
berdampingan denganmu di surga.
Ingatlah bahwa kunci kebahagiaan adalah
shalat dan sujud dihadapan Allah
Semoga Allah menjadikanmu
Sebagai golongan orang-orang yang berbahagia
Semoga Allah melindungimu dan keluargamu semuanya
dari segala bala bencana,
amin”
Dari buku “Surat-Surat Cinta” hal 62-66, Penerbit: DarusSunnah Jakarta
Fariq Gasim Anuz