Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020 1b

Hadiri Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020

Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020 4mascipoldotcom, Rabu, 18 Nopember 2020 (3 Rabi’ul Akhir 1442 H)

Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menjadi panelis dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2020 yang berlangsung di salah satu hotel di Bogor, pada Hari Rabu, 18 November 2020. Rakornas ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.

Beberapa pejabat negara yang hadir mengikuti Rakornas antara lain, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta sejumlah pejabat daerah lainnya.

Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020 3Menteri PPN dalam paparannya kembali menjelaskan bahwa terdapat sejumlah agenda Prioritas Nasional Tahun 2021 yang sudah dimasukkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Berdasarkan Perpres No.86/2020, tema RKP 2021 adalah “Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”. Oleh karena itu, Menteri Suharso telah menjabarkan tujuh agenda Prioritas Nasional yang juga merupakan 7 agenda pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Ketujuh agenda prioritas nasional tersebut antara lain : (1) Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan ; (2) Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan ; (3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing ; (4) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan ; (5) Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar ; (6) Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim ; dan (7) Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik,” jelas Menteri Suharso.

Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020 2Suharso mengatakan RKP 2021 memang diarahkan untuk percepatan pemulihan sosial ekonomi. Langkah itu diambil untuk mengejar target RPJMN 2020-2024 yang terancam meleset akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Pandemi ini bisa menyebabkan adanya koreksi cukup tajam terhadap sasaran ekonomi pada 2020. Bahkan wabah ini diperkirkan berpengaruh pada kondisi ekonomi 2021.

Selain menjelaskan tentang RKP 2021, dalam Rakornas ini Menteri PPN/Kepala Bappenas juga memaparkan tentang rencana transformasi digital yang saat ini sedang gencar digaungkan oleh Pemerintah Indonesia. Sejatinya, transformasi digital merupakan bagian proses dari teknologi yang tinggi, yang mana juga merupakan perubahan yang berkaitan dengan penerapannya pada seluruh aspek kehidupan yang terdapat dalam masyarakat, termasuk pelayanan publik.

Dalam Rakornas ini, terdapat pula agenda penyerahan penghargaan Indonesia Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020Procurement Governtment Awad 2020 kepada kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah yang telah melaksanakan administrasi pengadaan barang dan jasa dengan baik. Dan Menteri Suharso didaulat untuk menyerahkan pengharagaan tersebut kepada para pemenang.

Penghargaan ini terdiri dari Penghargaan Pengadaan Barang/Jasa Paling Transparan yang diberikan kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, Kabupaten Sukamara (Kalimantan Tengah), Provinsi Bali, dan Kota Lubuklinggau (Sumatera Selatan). Penghargaan KLPD dengan Inovasi Pengadaan yang Mendukung Transparansi Belanja Pengadaan diberikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Provinsi DKI Jakarta. Penghargaan Pusat Keunggulan Pengadaan diberikan kepada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Jawa Timur, dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur). Penghargaan Lembaga Pelatihan dan Pelaksana Ujian Pengadaan Barang/Jasa Berpresrasi diberikan kepada Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Kepala Bappenas Berikan Penghargaan Indonesia Procurement Governtment Award 2020 1Rabu, 18 November 2020
Tim Komunikasi Publik
Kementrian PPN/Bappenas
https://linktr.ee/suharsomonoarfa

Follow:
Instagram Menteri PPN: @suharsomonoarfa
Twitter Menteri PPN: @Suharso_M
Fanpage Menteri PPN: Suharso Monoarfa, (Ari Supit)

———

Renungan

HADITS PALSU TENTANG BERAMAL UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT

Oleh Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA

رُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِعْمَلْ لدُنْيِاكَ كأَنَّكَ تَعِيشُ أَبَداً واعْمَلْ لآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تموتُ غَداً

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash z bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Beramallâh (bekerjalah) untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallâh untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.”

Hadits ini tidak ada asalnya (hadits palsu) yang dinisbatkan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah mengatakan, “Hadits ini tidak ada asalnya secara marfu’ (dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam) meskipun dia sangat populer diucapkan (di kalangan kaum Muslimin) zaman sekarang.”[1]

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Ucapan ini diriwayatkan sebagai hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , padahal ini bukan hadits.”[2]

Yang benar pernyataan di atas diriwayatkan dari ucapan Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu . Itupun sanad periwayatannya lemah.

Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi ad-Dunya dalam Ishlâhul Mâl, hlmn. 34 dan Ibnu Qutaibah dalam Gharîbul Hadîts (1/286) dengan sanad mereka berdua dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu . Sanad riwayat ini lemah karena terputus. ‘Ubaidullah bin al-‘Aizar meriwayatkannya dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu padahal dia tidak bertemu dengan beliau Radhiyallahu anhu .[3]

Juga ada jalur lain yang dikeluarkan oleh Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak dalam kitab az-Zuhd, hlm. 469 dari Muhammad bin ‘Ajlân dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu ucapan yang semakna dengan ucapan di atas. Sanad riwayat inipun lemah karena terputus. Muhammad bin ‘Ajlân tidak bertemu dengan ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu .[4]

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari jalur lain dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu , dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallamyang dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra (3/19).

Namun, hadits ini lemah, karena dalam sanadnya ada rawi yang disebut Maula ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, dia majhul (tidak dikenal). Juga ada rawi yang bernama Abu Shalih ‘Abdullah bin Shalih Kâtibu al-Laits. Orang ini sering salah dan lalai dalam meriwayatkan hadits.[5]

Hadits ini dinyatakan lemah oleh Imam as-Suyuthi dan beliau rahimahullah dibenarkan penilaiannya oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (2/12).

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan lafazh, yang artinya, “Perbaikilah duniamu dan beramallâh untuk akhiratmu, seakan-akan kamu mati besok.” Riwayat ini dikeluarkan oleh Imam al-Qudha’i dalam Musnad asy-Syihab (1/416).

Hadits ini sangat lemah, karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Sulaiman bin Arqam. Imam al-Bukhari, Abu Dawud dan ad-Daraquthni berkata tentangnya, “Dia ditinggalkan (riwayat) haditsnya (karena kelemahannya sangat parah)”[6].

Juga ada rawi yang bernama Miqdam bin Dawud, dia adalah rawi yang dilemahkan riwayat haditsnya oleh para Ulama.[7]

Hadits yang semakna dengan riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu di atas juga diriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikeluarkan oleh ad-Dailami dalam Masnadul Firdaus[8]. Akan tetapi hadits ini juga sangat lemah, karena ada rawi yang ditinggalkan riwayatnya dan rawi yang majhul (tidak dikenal).[9]

Kesimpulannya, hadits ini sangat lemah bahkan palsu jika disandarkan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun jika disandarkan kepada ucapan Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu , maka riwayatnya juga lemah.

Kemudian jika ditinjau dari segi matan (isi) hadits ini, maka juga terdapat kejanggalan dan pertentangan dengan banyak dalil dari al-Qur’an dan hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Isi hadits ini terkesan berlebihan memotivasi untuk mengejar dunia dan berusaha keras untuk meraihnya, padahal dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru memotivasi untuk tidak berlebihan dalam mengejar dunia dan mengambil secukupnya dari dunia, serta bersemangat dan berlomba-lomba mengejar keutamaan di sisi Allâh Azza wa Jalla di akhirat nanti.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allâh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia [Al-Qashash/28:77]

Dan dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى

Sesuatu (harta dan perhiasan dunia) yang sedikit dan mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melalaikan (dari berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla).[10]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIX/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1] Kitab Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/63).

[2] Majmû’ul Fatâwâ Syaikh al-‘Utsaimin” (46/2).

[3] Lihat kitab Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/64).

[4] Lihat kitab Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (1/64).

[5] Lihat kitab Taqrîbut Tahdzîb, hlm. 308

[6] Semua dinukil oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tahdzîbut Tahdzîb (4/148).

[7] Lihat nukilan ucapan para ulama tersebut dalam Lisânul Mîzân (6/84).

[8] Dinukil oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (1/532).

[9] Lihat penjelasan Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadîr (1/532).

[10] Lihat penjelasan Syaikh al-Albani dalam kitab Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (2/373, no. 874).