Erizal Syahputra 5 3

Dukung Swasembada Pangan, Babinsa Perbatasan Terjun Langsung ke Sawah

mascipoldotcom – Rabu, 23 Desember 2020 (08 Jumadil Awal 1442 H)

Kalimantan Utara –  Sebagai upaya turut mewujudkan program pemerintah dalam mensukseskan swasembada pangan nasional, jajaran TNI AD berkomitmen untuk meningkatkan hasil panen milik masyarakat. Dengan cara aktif memberikan dukungan pendampingan kepada masyarakat petani.

Seperti yang telah dilakukan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 0910-04/Pujungan, Kodim 0910/Malinau, Serda Ramadhani melakukan pendampingan Poktan Padi Gunung dan Tumpang Sari milik Igun Di Desa Long Pujungan, Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Selasa (23/12/2020).

Sementara itu Danramil 0910-04/Pujungan Mayor Inf M.Sutiono mengatakan, bahwa dengan peran aktifnya Babinsa di wilayah binaan masing-masing yang turun langsung ke sawah, diharapkan dapat meningkatkan hasil panen para petani.

“Ini adalah komitmen kami, sebagai bentuk dukungan atas program swasembada pangan dan ketahanan pangan. Diharapkan dapat mencapai target maksimal, yaitu peningkatan hasil panen, seperti apa yang diharapkan pemerintah,” ungkap Danramil.(Ezl) Sumber : Pendim 0910.

——-

Renungan

KEMBALI KE AGAMA, KALIAN AKAN BERJAYA!

Luka lama belum sembuh, luka baru menganga. Tidak berlebihan rasanya, jika untaian kata ini dipergunakan untuk menggambarkan perasaan hati sebagian Kaum Muslimin yang terus tersakiti. Mereka terluka hatinya karena kaum Muslimin Palestina tak henti-hentinya dizhalimi oleh kaum kuffar zionis. Belum sembuh luka itu, tersebar berita lain yang tidak kalah menyakitkan ketika kaum Muslimin di Suriah dibantai. Fakta terbaru yang juga menyayat hati yaitu fakta kaum Muslimin Rohingya yang mendapat perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari berbagai kalangan bahkan Negara. Ada apa dengan kaum Muslimin? Umat yang dahulu jaya dan disegani, sekarang menjadi umat yang dihinakan dan dibawah kendali orang-orang kafir.

Jauh hari, sebelum kejadian-kejadian itu terlihat nyata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا»، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Hampir tiba waktu, kaum-kaum itu akan saling menyeru di atas kalian sebagaimana orang-orang yang makan saling menyeru ke hidangan mereka” Ada yang bertanya, ‘Apakah karena jumlah kami sedikit ketika itu?’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bahkan jumlah kalian banyak, akan tetapi kalian ibarat buih air bah. Allâh Azza wa Jalla sungguh telah mencabut rasa takut dari dada-dada musuh kalian terhadap kalian dan Allâh Azza wa Jalla akan mencampakkan al-wahn dalam hati-hati kalian.” Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasûlullâh! Apakah al-wahn itu?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Cinta dunia dan benci kematian.” [HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah]

Saat menjelaskan hadits ini, penyusun kitab Aunul Ma’bûd mengatakan bahwa orang-orang kafir dan sesat itu saling mengajak untuk memerangi kaum Muslimin, mencabik-cabik persatuan kaum Muslimin serta merampas harta benda mereka.

Apa yang disampaikan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas kini telah nyata. Sebagian kaum Muslimin diberbagai tempat selalu menjadi pesakitan, meski jumlah mereka tidak sedikit. Mereka tidak memiliki kekuatan, ibarat buih, terombang-ambing dibawa arus air mengalir. Mereka seakan tidak memiliki pedoman. Al-Qur’an dan as-Sunnah yang menjadi pedoman hidup telah mereka tinggalkan. Akibatnya, terjadilah apa yang telah terjadi. Nas’alullâh as-salâmah.

Dalam hadits di atas, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan juga dengan gamblang penyebab dari itu semua yaitu cinta dunia dan benci terhadap kematian. Artinya, jika kita ingin lepas dari keadaan yang menyakitkan ini, kita harus meninggalkan dua penyebab tersebut.

Dalam hadits lain, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:       

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian mengambil ekor-ekor sapi dan kalian rela dengan bercocok tanam dan kalian tinggalkan jihad, Allâh Azza wa Jalla akan menimpakan kehinaan kepada kalian. Kehinaan itu tidak akan diangkat dari kalian sampai kalian kembali ke agama kalian.

Kembali kepada agama yang pernah dipraktikkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum itulah solusinya. Jika agama seseorang baik, maka yang lain ikut baik.

Ini menuntut kita untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu agama. Tanpa ilmu, tidak mungkin seseorang bisa kembali ke agamanya yang benar. Belajar ilmu juga menjadi jalan agar seseorang dipermudah menuju surga, sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Barangsiapa menempuh satu jalan untuk menempuh ilmu, maka Allâh Azza wa Jalla akan mempermudah untuknya jalan menuju surga [HR. Muslim]

Akhirnya, semoga Allâh Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk orang-orang yang menyadari kesalahannya yang menyebabkan keterpurukan ini dan semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk bergegas mengambil solusi yang diberitahukan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XIX/1436H/2015. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]