mascipoldotcom – Ahad, 15 Mei 2022 (16 Syawal 1443 H)
Madina – Kapolres Madina AKBP H.M. Reza Chairul, A.S, S.I.K, S.H, M.H Bersama Waka Polres Madina Kompol Agus Maryana, S.H dan Para Kabag juga personil Polres Madina serta warga masyarakat Madina pecinta olahraga yang bergabung pada club bersepeda TMC (Tribrata Madina Club’) Gores bareng melintasi pinggiran kota Panyabungan, Sabtu (14/05/2022).
“Kami hirup udara pagi yang segar di seputaran kota Panyabungan sambil mendayung sepeda kami yang kendarai masing masing, start kami awali dari Mesjid Agung Nur Ala Nur nan elok dan megah lanjut menuju ke kompi mangga dua terus melintasi perumahan Pinago lalu simpang titi kuning Lanjut kemudian Peranginan Dua lalu lintas barat kemudian tembus SPBU aek korsik dan finish di Mapolres Madina” papar Kapolres Madina.
“Halaman Parkir Mesjid Agung Nur Ala Nur kami sepakati lokasi titik kumpul, sebelum menggowes sepeda kesayangan, kami awali dengan pemanasan ringan diQatempat yang dipandu oleh Kasat Samapta Polres Madina AKP Jonggara Hutajulu, S.Sos kemudian berdoa agar diberikan kemudahan dan keselamatan oleh Allah SWT sampai finish dan selesainya kegiatan yang kami lakukan” sebut AKBP H.M. Reza Chairul, A.S, S.I.K, S.H, M.H.
“Kegiatan gowes ini kerap kali lakukan, khususnya setiap hari Sabtu, manfaat gowes sangat penting bagi kami pengemar olahraga bersepeda, selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kami, juga dapat menyalur Hobby, disela sela perjalanan menuju Mako Polres Madina, kami juga menyapa para warga yang berpapasan dengan kami, dengan harapan semoga olahraga bersepeda ini dapat bergelora di bumi gordang sembilan kabupaten Mandailing Natal, tanamkan motto dalam diri kita “Hidup Hampa Tanpa Berolahraga, Kita Akan Sehat Bila Selalu Berolahraga” tutup Kapolres Madina sambil tersenyum.(Leodepari)
______________
Renungan
Allah mewajibkan bagi seorang muslim shalat lima kali dalam sehari semalam, yaitu : Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya.
Bersiap untuk Shalat
Bila waktu salat telah masuk, seorang muslim segera bersuci dari hadas kecil, dan dari hadas besar jika dia sedang berhadas besar.
Hadas besar adalah semua hal yang mengharuskan seorang muslim untuk mandi wajib (sebelum salat).
Hadas kecil adalah semua hal yang mewajikan seorang muslim untuk berwudu (sebelum salat).
Seorang muslim melaksanakan salat dengan pakaian yang suci serta di tempat yang suci dari najis dalam kondisi menutup auratnya.
Seorang muslim harus memakai pakaian yang pantas dan yang menutupi badannya ketika hendak salat. Laki-laki di dalam salat tidak boleh menampakkan sedikit pun daerah antara pusar dan lutut.
Perempuan wajib menutup seluruh tubuhnya ketika salat, kecuali wajah dan telapak tangan.
Seorang muslim tidak boleh berbicara ketika salat kecuali membaca bacaan-bacaan yang khusus untuk salat; dia harus diam mendengarkan imam dan tidak menoleh di dalam salatnya. Jika dia belum mampu menghafal bacaan-bacaan khusus untuk salat, maka dia cukup berzikir dan bertasbih kepada Allah hingga akhir salat dan harus segera belajar salat dan bacaan-bacaannya setelah itu.
Belajar Tata Cara Salat
Langakah ke-1: Aku meniatkan salat fardu yang hendak kukerjakan dan tempat niat adalah di hati.
Setelah berwudu, aku menghadap kiblat untuk melaksanakan salat dengan berdiri jika aku mampu.
Langkah ke-2: Aku mengangkat kedua tangan sejajar kedua pundak dan membaca اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“ dengan niat memulai salat.
Langkah ke-3: Aku membaca doa istiftah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi. Di antara doa-doa istiftah adalah: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ“Subḥānakallāhumma wa biḥamdika wa tabāraka-smuka wa ta’ālā jadduka wa lā ilāha gairuka“ (Ya Allah! Mahasuci Engkau dan dengan memuji-Mu, Mahaberkah nama-Mu, Mahaluhur kemuliaan-Mu, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau).
Langkah ke-4: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk dengan membaca, أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’ūżu billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm“ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).
Langkah ke-5: Aku membaca surah Al-Fātiḥah di setiap rakaat, yaitu:
بسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam).
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(Pemilik hari Pembalasan).
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
(Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan).
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
(Bimbinglah kami ke jalan yang lurus).
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat).
Setelah surah Al-Fātiḥah, aku membaca ayat atau surah yang aku hafal dari Al-Qur`ān di rakaat pertama dan kedua saja di setiap salat. Bacaan ayat atau surah selain Al-Fātiḥah ini tidak wajib, tetapi mengerjakannya mengandung pahala besar.
Langkah ke-6: Aku membaca, اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“, kemudian rukuk sampai punggungku rata dan kedua tanganku menempel di lutut dengan jari-jari renggang, lalu ketika rukuk aku membaca, سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ“Subḥāna rabbiyal-‘aẓīm” (Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi).
Langkah ke-7: Aku bangkit dari rukuk sambil membaca, سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ “Sami’allāhu liman ḥamidah” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya) seraya mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak, dan jika badanku telah tegak berdiri, aku membaca,رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ “Rabbanā wa lakal-ḥamd” (Ya Tuhan kami, segala pujian hanya milik-Mu).
Langkah ke-8: Aku membaca, اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“ seraya bersujud di atas kedua tangan, kedua lutut, ujung kedua telapak kaki, serta kening dan hidung. Di dalam sujudku aku membaca, سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى.“Subḥāna rabbiyal-a’lā” (Mahasuci Tuhanku Yang Mahatinggi).
Langkah ke-9: Aku membaca, اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“ seraya bangkit dari sujud hingga punggungku tegak lurus dan aku duduk di atas telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan, dan aku membaca, رَبِّ اغْفِرْ لِيْ“Rabbi-gfir lī” (Ya Tuhanku, ampunilah aku).
Langkah ke-10: Aku membaca, اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“ seraya bersujud lagi seperti sujud pertama.
Langkah ke-11: Aku bangkit dari sujud sambil membaca, اللهُ أَكْبَرُ “Allāhu akbar“ hingga tegak berdiri, lalu aku melakukan di semua rakaat tersisa sama seperti yang aku kerjakan pada rakaat pertama (kecuali doa istiftah maka tidak dibaca).
Setelah rakaat kedua pada salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya aku duduk untuk membaca tasyahud awal, yaitu:
اَلتَّحِيَّـاتُ للهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَـاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَـاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْـنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
“At-taḥiyyātu lillāh, waṣ-ṣalawātu waṭ-ṭayyibāt. As-salāmu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh. As-salāmu ‘alainā wa ‘alā ‘ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhu wa rasūluh” (Segala ucapan selamat/penghormatan, selawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi, juga rahmat Allah serta berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpah pada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).
Kemudian aku berdiri untuk rakaat ketiga.Setelah rakaat terakhir pada setiap salat, aku duduk untuk membaca tasyahud akhir, yaitu:
اَلتَّحِيَّـاتُ للهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَـاتُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَـاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْـنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ– اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“At-taḥiyyātu lillāh, waṣ-ṣalawātu waṭ-ṭayyibāt. As-salāmu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh. As-salāmu ‘alainā wa ‘alā ‘ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhu wa rasūluh. Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad, wa ‘alā āli Muḥammad, kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. Allāhumma bārik ‘alā Muḥammad, wa ‘alā āli Muḥammad, kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd.“ (Segala ucapan penghormatan milik Allah, begitu pula selawat-selawat dan kebaikan-kebaikan.
Semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi, dan juga rahmat Allah serta berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpah pada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan selawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Curahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau mencurahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia).
Langkah ke-12: Setelah itu aku bersalam ke kanan seraya membaca, اَلسَّـلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ “As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh“ (Semoga kesejahteraan dan rahmat Allah tercurahkan atasmu). Setelah itu aku bersalam ke kiri dengan membaca, اَلسَّـلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ “As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh“ dengan meniatkan keluar dari salat.
Dengan demikian aku telah selesai menunaikan salat.
[Disalin dari PANDUAN RINGKAS UNTUK MUALAF Penulis Muhammad bin Asy-Syaibah Asy-Syahriy, Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 1441 H – 2020 M]