mascipoldotcom – Kamis, 12 Mei 2022 (13 Syawal 1443 H)
Majalengka – Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi didampingi Kapolsek Cingambul Polres Majalengka IPTU Entis Sutisman menyantuni Anak penderita Sakit Kanker di Kediamannya yang berada di Blok Desa Rt 001 Rw 002 Desa Maniis Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka,Kamis (12/5/2022) malam.
AKBP Edwin Affandi mengatakan kegiatan ini sebagai kegiatan bakti sosial Polres Majalengka yang mana Polri hadir sebagai negara di tengah-tengah masyarakat. Khususnya kepada masyarakat yang membutuhkan uluran tangan sebagai wujud kepedulian sesama umat manusia.
“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat dan berguna untuk meringankan beban keluarga serta menjadikan Polri semakin dicintai oleh masyarakat,” kata AKBP Edwin Affandi saat diwawancarai Awak Media dilokasi.
“Mudah-mudahan bermanfaat serta yang sakit akan segera diangkat penyakitnya oleh Tuhan yang Maha Esa dan Azqiya merupakan anak dari pasangan suami istri bapak Aceng Nahyudi dan Ibu Siti Mariam yang saat ini masih dalam pengobatan di RS.Mata Cicendo Bandung, Ia juga mengucapkan kepada Azqiya “Cepet Sembuh Ya” ucap Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi. (Gus)
____________________
Renungan
BUAH-BUAHAN DI SURGA GAMBARAN KENIKMATAN YANG TIADA TARA
Oleh Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni,M.A.
Berbicara tentang kenikmatan di surga -semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan kita menjadi penghuni surga- berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan kekal yang tiada taranya. Betapa tidak, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan tersebut sedemikian jelas dan terperinci, sehingga menjadikan hamba-hamba-Nya yang beriman selalu bersegera dan berlomba-lomba untuk meraihnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Ali ‘Imran/3 :133].
Dalam ayat lain, Dia Azza wa Jalla juga berfirman:
وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
Dan untuk yang demikian itu hendaklah orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya). [al-Muthaffifin/83:26].
Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih tentang gambaran tingginya kenikmatan surga, Malaikat Jibril Alaihissallam yang melihatnya, berkata kepada Allah Azza wa Jalla.
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لاَيَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلاَّ دَخَلَهَا
Demi kemahamuliaan-Mu, tidaklah seorang pun yang mendengar tentang (tingginya kenikmatan) surga kecuali ia ingin masuk ke dalamnya.[1]
Cukuplah firman-firman Allah Azza wa Jalla berikut ini menggambarkan kesempurnaan kenikmatan di surga:
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ﴿٣١﴾نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
Di dalam surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Fushshilat/41:31-32].
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya. [az-Zukhruf/43:71].
KENIKMATAN DI SURGA TIADA TARANYA
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat tinggi di surga) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [as-Sajdah/32:17].
Imam Ibnu Katsir mengatakan,”Arti ayat di atas, (ialah) tidak ada seorang pun yang mengetahui agungnya ganjaran (kebaikan) yang Allah sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka (orang-orang yang beriman) di surga, (yaitu) berupa kenikmatan yang abadi dan berbagai kelezatan yang belum pernah disaksikan semisalnya oleh seorangpun”[2]
Gambaran tentang tingginya kenikmatan ini dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّا لحِينَ مَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرِ
Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan (tinggi di surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.[3]
Artinya, semua kenikmatan dan keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di surga jauh melebihi semua itu.[4]
Oleh karena itu, semua kenikmatan dan kesenangan di surga yang Allah Azza wa Jalla sebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an, seperti istana-istana dari emas dan perak, isteri-isteri, buah-buahan, sungai-sungai, taman-taman indah, dan berbagai kenikmatan lainnya; semua itu, meskipun nama-namaya sama dengan yang ada di dunia, akan tetapi hakikat kenikmatannya jauh berbeda, karena kenikmatan di surga jauh lebih tinggi dan sempurna.
Sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu nahuma berkata,”tidak ada sesuatu pun di dunia yang serupa dengan apa yang ada di surga kecuali namanya (saja)”.[5]
BUAH-BUAHAN DI SURGA
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an berbagai macam buah-buahan yang lezat sebagai makanan bagi penduduk surga. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ﴿٢٠﴾وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ﴿٢١﴾وَحُورٌ عِينٌ﴿٢٢﴾كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ﴿٢٣﴾جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (di dunia). [al-Waqi’ah/56:20-24].
فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ
Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. [ar-Rahman/55:52]
فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. [ar-Rahman/55:68].
Semua itu Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا
Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan semudah-mudahnya. [al-Insan/76:14].
Kenikmatan ini kekal abadi dan tidak akan habinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ﴿٣٢﴾لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Dan (di dalam surga terdapat) buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. [al-Waqi’ah/56 : 32-33].
GAMBARAN KENIKMATAN BUAH-BUAHAN DI SURGA
Dalam al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tingginya kenikmatan dan kelezatan buah-buahan di surga yang dirasakan oleh penghuni Surga. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan,”Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa, dan untuk mereka, di dalamnya ada isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya. [al-Baqarah/2:25].
Makna firman Allah Azza wa Jalla dalam ayat ini “mereka diberi buah-buahan yang serupa…”, ada tiga penafsiran dari para ulama ahli tafsir:
Pertama : Buah-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam rupa dan warnanya, tetapi rasanya jelas berbeda (karena buah-buahan di surga jauh lebih nikmat). Ini pendapat Imam Mujahid, Abul ‘Aliyah, adh-Dhahhak, as-Suddi dan Muqatil.
Kedua : Smua buah-buahan di surga serupa dalam kelezatan dan keindahannya, tidak ada keburukan padanya. Demikian ini menurut Imam al-Hasan al-Bashri dan Ibnu Juraij.
Ketiga : Buah-buahan di surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam bentuk dan namanya, akan tetapi buah-buahan di surga lebih indah rupanya dan lebih lezat rasanya. Demikian menurut Imam Qatadah dan Ibnu Zaid.[6]
Syaikh ‘Abdur-Rahman as-Sa’di mengatakan, “Ada yang berpendapat (bahwa maknanya), serupa dalam namanya (tetapi) berbeda rasanya. Ada yang berpendapat, serupa dalam warnanya (tetapi) berbeda namanya. Ada juga yang berpendapat, (semua buaha-buahan di surga) serupa satu sama lainnya dalam keindahan, kelezatan dan kenikmatannya, mungkin saja pendapat (terakhir) ini yang benar”.[7]
PENUTUP
Inilah gambaran sebagian dari kenikmatan dan keindahan Surga yang tiada taranya. Masih banyak kenikmatan dan keindahan Surga lainnya yang tidak mungkin dibahas dalam tulisan ringkas seperti ini.
Semoga Allah Azza wa Jalla, dengan rahmat dan taufik-Nya, memudahkan kita untuk selalu meniti jalan menuju surga-Nya dan dihindarkan dari semua jalan yang menyimpang dari jalan-Nya yang lurus. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemberi petunjuk dan Maka Kuasa atas segala sesuatu.
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa. [al Qashash/28:83].
Wallahit taufiq.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 7/Tahun XVII/1434H/2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. HR. Abu Dawud (no.4.744) dan at-Tirmidzi (4/693). Dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani.
[2]. Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/606.
[3]. HSR al-Bukhari (no.3.072) dna Muslim (no.2.824).
[4]. Lihat kitab Faidhul-Qadir,4/473.
[5]. Dikeluarkan oleh Imam Hannad bin as-Sariy dalam az-Zuhd (no. 3 dan 8) dan Ibnu Jarir ath-Thabari (1/105), dinyatakan shahih sanad-nya oleh penyunting kitab Taqribut-Tadmuriyyah,hlm.42.
[6]. Keterangan Imam Ibnul-Jauzi dalam tafsir beliau, Zadul-Masir,1/53.
[7]. Kitab Taisirul-Karimir-Rahman,hlm.46.