Kapolri Pastikan Polisi Berikan Pelayanan Maksimal Hadapi Arus Balik Lebaran 1

Kapolri Pastikan Polisi Berikan Pelayanan Maksimal Hadapi Arus Balik Lebaran

mascipoldotcom – Jum’at, 6 Mei 2022 (7 Syawal 1443 H)

Jakarta – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si meninjau langsung situasi terkini arus balik Lebaran 2022 serta upaya rekayasa lalu lintas yang diterapkan untuk mengurai kepadatan, di Pos Pengamanan Halim Km 3+500, Jakarta, Jumat (6/5/2022).

Dalam kesempatan itu, Kapolri mengecek rekayasa lalu lintas skema one Way dalam menghadapi arus balik yang telah diterapkan sejak pukul 14.00 WIB, mulai dari KM 414 Tol Kalikangkung hingga KM 47 Tol Cikampek, dilanjutkan dengan Contraflow hingga KM 28.

“Dari proses perjalanan one way yang dilaksanakan mulai dari jam 14.00 WIB, maka kita lihat bahwa kepala one way sudah masuk di KM 70 kurang lebih sekitar tiga sampai empat jam. Lalu selanjutnya dari KM 70 ke KM 47 di berlakukan One Way dan kemudian KM 47 sampai dengan KM 28 diberlakukan Contraflow,” kata Kapolri usai melakukan peninjauan.

Kapolri menjelaskan, rekayasa lalu lintas one way sudah diterapkan sejak pukul 14.00 WIB hari ini, lantaran dari parameter volume kendaraan sudah mengalami peningkatan signifikan per jamnya. Sehingga, kepolisian bersama stakeholder terkait lainnya memutuskan untuk menerapkan strategi rekayasa lalu lintas demi mencegah maupun mengurai kepadatan arus balik.

“Kita lihat bahwa seluruh perjalanan lancar. Dan kenapa dari pukul 14.00 WIB tadi dilaksanakan kegiatan One Way, karena memang dari parameter atau indikator yang ada. Angka kepadatan sudah mulai meningkat diatas 3.700. Bahkan terdapat data dalam waktu dua jam sampai di atas angka 5.000. Sehingga mau tidak mau One Way harus dilakukan,” ujar eks Kabareskrim Polri itu.

Meskipun diprediksi akan terus mengalami peningkatan volume kendaraan saat arus balik, Sigit memastikan bahwa, seluruh personel kepolisian telah diminta untuk memberikan pengamanan dan pelayanan optimal kepada masyarakat.

Semua upaya dan strategi tersebut, kata Sigit, dilakukan demi memberikan situasi yang aman dan lancar kepada masyarakat yang kembali pulang, usai merayakan Lebaran bersama keluarga dikampung halaman.

“Tentunya seluruh anggota akan bersiap dilapangan, dan melakukan evaluasi-evaluasi. Sehingga proses arus balik, yang saat ini sudah mulai berjalan. Dan bahkan mulai tadi malam semuanya bisa berjalan dengan aman dan lancar. Kami, telah instruksikan kepada seluruh anggota untuk memberikan pelayanan yang maksimal untuk pengamanan dan pelayanan arus balik,” ucap mantan Kapolda Banten itu.

Lebih lanjut, Kapolri menekankan, pihaknya akan terus mengikuti perkembangan arus balik Lebaran 2022, yang mana prediksi puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 6 hingga 8 Mei 2022. Menurut Kapolri, beberapa kesiapan dan antisipasi lainnya pun telah disiapkan secara matang dan penuh perhitungan apabila terjadi kepadatan volume kendaraan saat arus balik.

“Perkembangan untuk penarikan kepala one way dari Kalikangkung dan ekornya nanti apabila memang arus baliknya padat akan ditarik sampai ke KM 3+500 atau di Gerbang Tol Halim. Bila dalam perkembangannya kemudian kepadatan terus meningkat, mau tidak mau harus kita urai, maka akan kita tarik ekor One Way ini sampai di Gerbang Tol Semanggi,” papar Kapolri.

Disisi lain, Kapolri mengimbau kepada masyarakat yang akan menuju Bandung maupun wilayah Jawa Tengah, untuk menggunakan jalur-jalur alternatif yang telah disediakan.

Adapun jalur alternatif yang bisa dilalui masyarakat diantaranya adalah, Tol Jagorawi melalui Ciawi-jalur Pantai Selatan. Lalu, Tol Jagorawi melalui Cibubur- Cileungsi-Jonggol-Bandung. Dan Jalan Arteri Kalimalang-Kedung Waringin-Karawang.

“Tentunya akan kita ikuti, dalam beberapa hari terakhir ini. Dari data yang ada, sampai saat ini, kurang lebih ada 549.000 kendaraan yang melintas masuk ke arah Jakarta. Artinya masih kurang lebih ada 1,7 juta yang lalui tol. Dan kurang lebih 480.833 yang akan melalui arteri. Jadi tentunya peningkatan arus akan terus terjadi,” tutup Kapolri. (Muhairo)

_________________

Renungan

DO’A PARA MALAIKAT BAGI ORANG YANG BERINFAK AGAR MEREKA MENDAPATKAN PENGGANTI ATAS APA YANG DIINFAKKANNYA

Oleh Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi

Di antara orang-orang yang mendapatkan do’a dari para Malaikat adalah orang-orang yang selalu berinfak di jalan kebaikan, dan di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:

1. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

‘Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti [1] bagi orang yang berinfak.’ Dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, hancurkanlah [2] (harta) orang yang kikir.’” [3]

Di antara hal yang bisa kita fahami dari hadits di atas bahwa ash-Shaadiqul Mashduuq, yaitu Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa sesungguhnya para Malaikat berdo’a agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan harta orang yang berinfak.

Al-‘Allamah al-‘Aini ketika menjelaskan hadits tersebut berkata: “Makna khalaf adalah pengganti, sebagaimana dalam sebuah ungkapan: ‘Akhlafallaahu khalfan’ maknanya adalah semoga Allah menggantikannya.” [4]

Al-Mulla ‘Ali al-Qari ketika menjelaskan hadits ini berkata: “Khalaf maknanya adalah pengganti yang sangat besar, sebuah pengganti yang baik di dunia dan berupa balasan di akhirat, dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” [Saba’: 39] [5]

Al-‘Allamah al-‘Aini menjelaskan faidah-faidah yang dapat diambil dari hadits tersebut dengan perkataan: “Dan di dalamnya ada do’a Malaikat, sedangkan do’a Malaikat adalah sebuah do’a yang akan selalu dikabulkan dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Barangsiapa yang ucapan aminnya itu tepat dengan ucapan amin para Malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” [6]

Dan yang dengan dimaksud dengan infak, sebagaimana yang diungkapkan oleh para ulama, adalah infak dalam ketaatan, infak dalam akhlak yang mulia, infak kepada keluarga, jamuan tamu, shadaqah dan lain-lain yang tidak dicela dan tidak termasuk kategori pemborosan.[7]

2. Para Imam, yaitu Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim meriwayatkan dari Abud Darda’ Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ، يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمُّوْا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى. وَلاَ آبَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

‘Tidaklah matahari terbit melainkan diutus di dua sisinya dua Malaikat yang berseru, semua penduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata: ‘Wahai manusia menghadaplah kalian kepada Rabb kalian, karena yang sedikit dan cukup itu tentu lebih baik daripada yang banyak tetapi digunakan untuk foya-foya. Dan tidaklah matahari terbenam melainkan diutus di antara dua sisinya dua Malaikat yang berseru, semua penduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak, dan hancurkanlah (harta) orang yang kikir.’”[8]

3. Dua Imam, yaitu Ahmad dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِنَّ مَلَكًا بِبَابٍ مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يَقُوْلُ: مَنْ يُقْرِضِ الْيَوْمَ يُجْزَى غَدًا وَمَلَكًا بِبَابٍ آخَرَ يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ لِمُنْفِقٍ خَلَفًا وَعَجِّلْ لِمُمْسِكٍ تَلَفًا.

“Sesungguhnya satu Malaikat yang ada di sebuah pintu dari pintu-pintu langit berkata: ‘Barangsiapa meminjamkan pada satu hari ini, maka akan dibalas pada esok hari, dan satu Malaikat lainnya yang ada di pintu lain berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak dan segera hancurkanlah (harta) orang yang kikir.’” [9]

Imam Ibnu Hibban memberikan bab bagi hadits ini dengan judul: “Do’a Malaikat bagi Orang yang Berinfak dengan Pengganti dan Bagi Orang yang Kikir agar Hartanya Dihancurkan.” [10]

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang selalu berinfak, yang dido’akan dengan pengganti oleh para Malaikat.

Aamiin, yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.

[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do’aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Pengganti itu lebih baik disamarkan agar mencakup pengganti dalam bentuk harta dan pahala, karena berapa banyak orang yang berinfak, dia wafat sebelum mendapatkan balasan berupa harta di dunia, maka penggantinya adalah berupa pahala di akhirat, atau dia dihalangi dari kejelekan.” (Fat-hul Baari III/305)
[2]. Redaksi dengan ungkapan pemberian hanya merupakan gaya bahasa saja, karena jika harta itu dihancurkan, maka sesungguhnya hal tersbut bukanlah sebuah pemberian. (Ibid)
[3]. Muttafaq ‘alaih. Shahiih al-Bukhari kitab az-Zakaah bab Qau-luhu Ta’ala: Fa Amma Man A’thaa wat Taqaa wa Shaddaqa bil Husnaa (III/304 no. 1442) dan Shahiih Muslim kitab az-Zakaah bab Fil Munfiq wal Mumsik (II/700 no: 1010 (57)).
[4]. ‘Umdatul Qaarii (VIII/307).
[5]. Mirqaatul Mafaatiih (IV/366).
[6]. ‘Umdatul Qaari’ (VIII/307).
[7]. Lihat Syarh an-Nawawi (VII/95).
[8]. Al-Musnad (V/197 cet. Al-Maktab al-Islami), al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban kitab az-Zakaah bab Shadaqatut Tathawwu’, Dzikrul Akhbaar ‘ammaa Yajibu ‘alal Mar-i min Tawaqqu’il Khilaaf fiimaa Qaddama li Nafsihi, wa Tawaqqu’ Dhiddahu idzaa Amsaka (VIII/121-122 no. 3329) dan al-Mus-tadrak ‘alash Shahiihain kitab at-Tafsiir (II/445).
Al-Imam al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits yang sanad-nya shahih, tetapi tidak diriwayatkan oleh keduanya (al-Bukhari dan Muslim).” (Ibid) Ungkapan tersebut disepakati oleh adz-Dzahabi (lihat kitab at-Takhliish II/445). Al-Hafizh al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan perawinya adalah perawi yang shahih.” (Majma’uz Zawaa-id III/122). Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani. (Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihhah no. 444 dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib I/456)
[9]. Al-Musnad (II/305-306 cet. Al-Maktab al-Islami) dan al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban kitab az-Zakaah bab Shadaqatut Tathawwu’ (VIII/124 no. 3333), dengan lafazh darinya. Syaikh Ahmad Syakir mengomentari sanad hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, beliau berkata: “Sa-nadnya shahih.” (Catatan pinggir kitab al-Musnad XV/196) Syaikh Syu’aib al-Arna-uth mengomentari sanad hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, beliau berkata: “Isnad-nya shahih berdasarkan syarat perawi Muslim.” (Catatan pinggir kitab al-Ihsaan VIII/124)
[10]. Al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban (VIII/124).