Kornas Komascipol Kunjungi dan Silaturahmi Bersama Petugas Res Area KM 597A Magetan Jawa Timur

Kornas Komascipol Kunjungi dan Silaturahmi Bersama Petugas Res Area KM 597A, Magetan Jawa Timur

Headline Aksi Nyata Jawa Timur Muhasabah

mascipoldotcom – Kamis, 5 Mei 2022 (6 Syawal 1443 H)

Magetan – Kordinator Nasional Komascipol Ustadz Abu Mundzir AlGhifary mampir di Rest area km 597 A, yang lokasinya berada di wilayah Magetan dan masuk wilayah hukum Polres Magetan Polda Jawa Timur.

Adapun lokasinya berada di 5 km sebelah barat exit Tol Madiun.

Walaupun jumlah kendaraan di lokasi rest area ini terpantau sangat padat, akan tetapi petugas yang siaga di pospam KM 597A ini dengan cepat dan sigap mengatur lalu lintas kendaraan yang keluar masuk rest area.
Dengan demikian tidak terjadi kemacetan di sekitar rest area, dan situasi bisa terus terkendali dengan baik.

Petugas di pospam dari Polres Magetan yang saat itu sedang bersiaga di lokasi di antaranya Aiptu Yuli Antariksa, Aipda Haris Setyo Budi dan Bripka Sumanto.

Di lokasi ini terdapat masjid, warung makan, lahan parkir, dan minimarket.
“Kami berharap masyarakat tetap waspada terhadap apapun, terus berhati-hati dan kami siap menjaga 24 jam guna melayani masyarakat agar tetap aman dan nyaman saat berlebaran,” ungkap Aiptu Yuli Antariksa saat dikonfirmasi mascipol.com.

Terkait dengan padatnya kendaraan selama mudik lebaran tahun 2022 ini, Dirut PT JNK Arie Irianto menyatakan bahwa PT. Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) memperkirakan ada 260.478 kendaraan pemudik yang memadati exit Tol Madiun hingga Nganjuk pada libur Lebaran tahun ini. Dari 260.478 kendaraan ini, tersebar di tiga GT yakni Madiun, Caruban, dan Nganjuk.” jelasnya.

Adapun Kapolres Magetan mengunvkapkan “Kami sudah menyiapkan langkah-langkah agar tidak ada kemacetan,” ujar Dirut PT JNK Arie Irianto.

Diketahui, ruas tol Ngawi-Kertosono sepanjang 88 km membentang di 4 kabupaten yakni Ngawi, Magetan, Madiun, Nganjuk. Di sini terdapat 6 rest area. Ada 3 rest area di jalur arah Ngawi ke Surabaya dan 3 rest area di arah sebaliknya.

Sementara itu Danramil Tipe B 0804/07 Karangrejo Kapten Inf Kiswanto SE, menyampaikan dalam pengamanan rangkaian hari raya Idul Fitri 1443 H, jajarannya turut serta melaksanakan pengamanan dan pemantauan Serta himbauan terhadap masyarakat Pemudik agar selalu memperhatikan faktor keamanan, kenyamanan dan kesehatan sehingga lancar dalam perjalananya sampai tujuan masing – masing, terangnya.

“Selama kegiatan pengamanan Idul Fitri 1443 H saat ini kita selalu bersinergi dan melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian maupun Instansi lain yang terkait di wilayahnya demi suksesnya tugas dilapangan,” pungkasnya Kapten Inf Kiswanto SE.

Kapolres Magetan AKBP Yakhob Silvana Delareskha SIK MSi menyampaikan bahwa “Kami juga waspada dan mengantisipasi terjadinya kemacetan di rest area. Polisi akan memberikan rambu pemberitahuan jika rest area penuh untuk ke rest area berikutnya,” tandasnya.

Lebih lanjut Kapolres Magetan menambahkan bahwa dalam rangka pengendalian covid19 dan percepatan vaksinasi, pada setiap pos pengamanan disiapkan gerai vaksin presisi yang melayani vaksinasi bagi masyarakat baik dosis 1, 2 dan booster.

“Kita juga siapkan posko gerai vaksin booster Polres Magetan di setiap pos pelayanan dan pos terpadu guna mengakomodir masyarakat yang belum terlayani vaksin booster,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Magetan berpesan kepada personel yang bertugas di pos pam agar dalam pelaksanaan Operasi Kepolisian Terpusat Ketupat Semeru 2022 tetap bersinergi dan membangun kerjasama yang solid dengan berbagai instansi serta elemen masyarakat guna mewujudkan kamtibmas yang kondusif khususnya di Kabupaten Magetan.

“Laksanakan tugas operasi secara profesional layani masyarakat dengan humanis, hindari arogansi, serta tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya. (Ama)

_____

Renungan

BALASAN SERUPA DENGAN AMALAN[1]

Perlu kita tahu, bahwa balasan adalah sejenis dan setipe dengan amalan. Bila kita beramal shalih, maka balasannya pun juga setipe dengannya; yaitu kebaikan dunia, juga akhirat. Allâh berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl/ 16: 97]

Juga firman-Nya:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.[Thaha/ 20: 124]

Allâh membalas amal shalih dengan kehidupan yang baik. Sedangkan orang yang berpaling dari mengingat-Nya, maka iapun mendapatkan kehidupan yang sempit. Ia akan merasa terhimpit sebesar ia berpaling dari-Nya. Meski ia bergelimang nikmat di dunia, namun hatinya terasa gersang, penuh siksa mendera.

Karena itulah ia mencari jalan untuk meringankan derita batinnya. Maka khamr pun menjadi pelariannya; narkoba menjadi pelampiasannya, atau nyanyian, dan sejenisnya. Ia tidak merasa nyaman dan tenang; tidak dengan hartanya, anak, atau keluarganya. Ini semua adalah siksa yang disegerakan di dunia. Bila ia tidak bertaubat, siksa akhirat yang lebih dahsyat pun menunggunya.

لَهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَقُّ ۖ وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ

Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia, dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras, dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allâh. [Ar-Rad/13: 34]

Allâh berfirman:

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ﴿١٣﴾ وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. [Al-Infithâr/82: 13-14]

Mengenai firman di atas, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata: Janganlah engkau sangka, bahwa firman tersebut khusus untuk hari akhirat saja. Bahkan kaum Muttaqin berada dalam kenikmatan di tiga fase negeri kehidupan; yakni negeri dunia, di alam kubur, dan hari akhirat; sedangkan para pendosa berada dalam siksa di tiga negeri tersebut.

Maksiat memang menorehkan dampak dan pengaruh buruk. Di antara efek maksiat adalah bahwa itu menyebabkan berbagai kerusakan dalam banyak hal; termasuk merusak air, udara, tanaman, pemukiman dan lain sebagainya. Setiap kali manusia melakukan dosa, Allâh pun memberikan balasan kepada mereka.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allâh menimpakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [Ar-Rum/ 30: 41]

Sekiranya Allâh menimpakan kepada mereka akibat dari semua dosa mereka, pastilah Allâh tidak akan menyisakan apapun di muka bumi ini.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: Di antara efek dari maksiat adalah bahwa maksiat memperpendek umur dan menghilangkan keberakahan umur. Sebagaimana umur bisa bertambah dengan perbuatan kebaikan, iapun berkurang karena dosa. Beliau menyebutkan bahwa ulama berselisih tentang penafsirannya dalam dua pendapat:

1.Bahwa maksiat mengurangi umur dalam artian menghilangkan keberkahannya.

2.Artinya bahwa maksiat mengurangi jatah waktu umurnya. Sebagaimana usia bisa bertambah karena sebab tertentu, demikian pula ia berkurang karena sebab tertentu.

Efek dan pengaruh dari maksiat banyaklah ragamnya. Bisa menimpa alam sekitar, atau melayangnya banyak nyawa, atau terusirnya mereka dari negeri, juga munculnya penyakit yang membuat para ahli medis tak berdaya. Padahal tidaklah Allâh menurunkan penyakit, melainkan Dia pun menurunkan penawarnya. Akan tetapi ketika manusia membangkang terhadap Allâh, mereka pun tidak bisa mengetahui obatnya; sebagai siksaan terhadap mereka.

Dan di antara hukuman atas maksiat adalah bahwa mereka ditindas dan dihinakan oleh kaum lalim lagi sewenang-wenang. Berbagai tekanan melanda mereka; dan hidup mereka pun menjadi sengsara penuh hina; atau dengan terjadinya berbagai gejolak dan kekacauan, sehingga stabilitas dan keamanan pun hilang. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

Dan Allâh telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allâh; karena itu Allâh merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. [An-Nahl/ 16: 112]

Sungguh, betapa merebak dan menyeruak maksiat dan dosa dewasa ini. Di pasar-pasar, di perkantoran, bahkan di rumah. Berbagai hal yang wajib, ditinggalkan; yang haram, diterjang, kemungkaran pun merajalela. Banyak rumah yang lengang dari shalat. Padahal shalat adalah tiang penyangga Islam; yang membedakan antara kekufuran dan keimanan. Atau sebagian penghuni rumah melakukan shalat, namun yang lain tidak.

Yang shalat pun tidak mengingkari yang tidak shalat. Para kaum wanita bertabarruj; mengumbar perhiasan dan auratnya di luar rumah. Mereka berikhtilath bercampur baur dengan kaum lelaki; tanpa ada rasa malu. Ada pula yang bermudah-mudah, sehingga membiarkan lelaki asing bersama istrinya. Atau membiarkan keluarganya mengkonsumsi tontonan cabul, yang merusak akhlak dan mengundang perbuaan keji. Atau membiarkan keluarganya menikmati kaset-kaset nyanyian cabul, atau percintaan, dan yang semacamnya. Ini semua adalah hal yang memporak-porandakan akhlak, sekaligus mengundang kehinaan.

Bila kita layangkan pandang pada hal lain, kita dapati hal-hal yang memiriskan hati. Berbagai tindakan penipuan, makar, khianat, memakan riba, suap, perjudian, mengkhianati amanat; ini semua dan hal lain yang tidak bisa disebut satu-satu, semuanya begitu menjamur di tengah kita. Ini semua adalah peringatan akan datangnya bahaya, bila kaum Muslimin tidak tanggap dalam mengupayakan perbaikan-perbaikan.

Masing-masing melakukan perbaikan sesuai kapasitasnya dan kemampuannya. Bila tidak begitu, maka sekedar mendeteksi tindakan maksiat dan saling melempar cela atas hal tersebut, itu tidaklah bermanfaat apapun. Dan ketahuilah, bila siksa telah menimpa, maka itu akan menimpa semuanya; termasuk mereka yang tidak mencegah kemungkaran, meski mereka tidak melanggarnya.

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. [Al-A’raf/ 7: 165]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XXI/1439H/2018M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.]
_______
Footnote
[1] Disarikan dari Al-Khuthab al-Minbariyyah fi al-Munasabat al-Ashriyyah Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah hlm. 131.