mascipoldotcom – Sabtu, 30 April 2022 (28 Ramadhan 1443 H)
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan di Indonesia difokuskan melalui 2 dua proyek prioritas strategis (major project), yaitu Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan percepatan penurunan kematian ibu dan stunting.
Strategi kebijakan dalam Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diarahakan untuk hal berikut.
Pertama, pembudayaan hidup sehat atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), serta penguatan promotive dan preventif.
Kedua, memperkuat ketahanan kesehatan dengan meningkatkan kapasitas untuk mencegah, mendeteksi, merespon kejadian penyakit, termasuk memperkuat sistem peringatan, laboratorium, SDM, serta deteksi kasus, skrining, dan karantina kesehatan.
Ketiga, penguatan sumber daya kesehatan mencakup pemenuhan fasilitas dan peralatan medis sesuai kelas rumah sakit dan sistem rujukan, pemenuhan dokter dan 9 jenis tenaga kesehatan di puskesmas, pemenuhan vaksin dan obat-obatan, serta insentif bagi industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Sementara itu, strategi untuk percepatan penurunan kematian ibu dan stunting dilakukan melalui hal berikut.
Pertama, pemenuhan intervensi spesifik stunting diantaranya penyediaan makanan tambahan bagi ibu hamil KEK dan balita kurus, suplementasi gizi mikro pada balita kurus, maupun pemenuhan alat antropometri di posyandu.
Kedua, pemenuhan intervensi sensitif stunting pada sasaran prioritas dengan pemberian bantuan sosial bersyarat dan bantuan sosial pangan sembako pada keluarga 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Ketiga, penguatan kapasitas pelayanan kesehatan maternal mencakup pelayanan kegawatdaruratan, deteksi dini dan pencegahan faktor risiko maternal, pendampingan ibu dengan risiko tinggi, dan pembiayaan untuk mendukung persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sabtu, 30 April 2022
Tim Komunikasi Publik
Kementerian PPN/Bappenas
Https://linktr.ee/suharsomonoarfa
Follow:
Instagram Menteri PPN: @suharsomonoarfa
Twitter Menteri PPN: @Suharso_M
Facebook Menteri PPN: Suharso Monoarfa. (Ari Supit)
_____
Renungan
PERINGATAN AGAR MENJAUHI SYAITAN DAN SEGALA MACM TIPU DAYANYA
Jika kenyataan bahaya ini memang sangat besar, maka tidak diragukan lagi bahwa seseorang yang benar-benar muslim harus selalu berusaha dan berfikir agar dirinya terlepas dari sifat riya’ dan segala macam pembatal amal, dan langkah awal yang harus dilakukannya adalah mengetahui bermacam sebab penyakit yang berbahaya ini. Ketahuilah sesungguhnya musuhmu, yaitu syaitan beserta seluruh pasukannya, tidak akan pernah berhenti berusaha agar semua amal yang kamu lakukan hancur lebur dan berusaha agar kamu terjerumus ke dalam sikap riya’, maka lihatlah berbagai macam peringatan di dalam al-Qur-an dan as-Sunnah agar tipu daya syaitan itu selalu dijauhi, hal ini merupakan obat yang sangat baik di dalam melumpuhkan penyakit tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuh(mu)…” [Faathir/35: 6]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)…” [Al-Baqarah/2: 268]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ۗاِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“… Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.“ [Yusuf/12: 5]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ
“…Barangsiapa mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar…“ [An-Nuur/24: 21]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ
“…Dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah)… .” [An-Naml/27: 24]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ، فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ، فَإِذَا فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ تَكُوْنُ الْبَرَكَةُ.
“Sesungguhnya syaitan datang kepada seseorang di antara kalian dalam setiap keadaan, bahkan dia hadir ketika seseorang sedang makan, maka jika sesuap makanan jatuh dari salah seorang di antara kalian, bersihkanlah kotoran yang ada padanya lalu makanlah makanan tersebut dan janganlah membiarkannya untuk syaitan, kemudian jika salah seorang di antara kalian selesai makan, jilatlah jari-jemarinya, karena dia tidak mengetahui ada dimana keberkahan makanannya itu berada.” [HR. Muslim no. 2033 (135)].
Yang menjadi dalil dalam masalah ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sesungguhnya syaitan datang kepada seseorang di antara kalian dalam setiap keadaan,” dia datang untuk merusak niat, perkataan dan perbuatan, jika niat yang Anda lakukan tulus karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka syaitan akan menunjukkan Anda kepada suatu amal yang sama sekali tidak ada landasannya di dalam agama yang Anda lakukan dengan niat tersebut, jika amal tersebut baik, maka dia akan merusak niat yang Anda lakukan, dan jika niat Anda baik, maka dia akan merusak sikap Anda dengan orang lain sehingga timbul permusuhan dalam kemarahan di antara kalian, semua jalan akan dia tempuh dengan seluruh kemampuannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِيْنُهُ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ، قَالُوْا: وَإِيَّاكَ؟ قَالَ: وَ إِيَّايَ، إِلاَّ أَنَّ اللهَ أَعَانَنِيْ عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ، فَلاَ يَأْمُرْنِيْ إِلاَّ بِخَيْرٍ.
“Tidaklah seseorang di antara kalian kecuali telah ada wakil (qarin) yang menyertainya dari ka-langan jin dan Malaikat.” Para Sahabat bertanya, “Apakah hal ini pun terjadi pada dirimu?” Rasul menjawab, “Dan kepadaku pula, hanya saja Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pertolongan kepadaku sehingga dia (qarin dari kalangan jin) masuk Islam, maka dia sama sekali tidak memerintah sesuatu kepadaku kecuali kebaikan.”1
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ، إِلاَّ وَمَعَهُ شَيْطَانٌ، قَالُوْا: وَأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: وَأَنَا، إِلاَّ أَنَّ اللهَ أَعَانَنِيْ عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian kecuali bersamanya seorang syaitan, para Sahabat bertanya, ‘Dan bagaimana dengan engkau wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Begitu pula aku, hanya saja Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menolongku untuk menghadapinya sehingga dia masuk Islam.’”2
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُـمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ: ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ. قَالَ اْلأَعْمَشُ: أَرَاهُ قَالَ: فَيَلْتَزِيْمُهُ.
“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, lalu dia mengutus pasukannya, yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah (tentaranya) yang paling besar memberikan fitnah (merusak manusia), salah satu di antara mereka datang kepada iblis dengan berkata, ‘Aku melakukan ini dan itu,’ lalu iblis berkata, ‘Engkau sama sekali tidak melakukan apa-apa.’ Kemudian datang lagi yang lainnya dengan berkata, ‘Aku sama sekali tidak meninggalkan seorang manusia sehingga aku memisahkannya dengan isterinya,’ Rasul bersabda, ‘Lalu iblis mendekatinya dengan berkata, ‘Engkau memang hebat.’’ 3 Al-‘Amasy berkata, ‘Aku berpandangan bahwa beliau bersabda bahwa jin tersebut, menjadi jin kepercayaan iblis.’”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ.
“Sesungguhnya syaitan berjalan pada diri anak Adam di dalam saluran darah.”4
Maka Anda harus selalu terjaga dan berhati-hati terhadap musuh yang satu ini, ketahuilah karena dia sama sekali tidak pernah beristirahat (tidur siang), hal ini sebagaimana yang diungkapkan di dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ تَقِيْلُ.
“Tidur sianglah kalian, karena sesungguhnya syaitan tidak pernah tidur siang.”5
Dan tidak mungkin dia akan meninggalkan Anda sementara Anda tidak memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak merasa diperhatikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam seluruh amal perbuatan, yang besar maupun yang kecil.
[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
______
Footnote
1 Shahiihul Jaami’ (no. 5676).
2 Shahiihul Jaami’ (no. 5677).
3 HR. Muslim (no. 2813 (67)), dikutip dari Mukhtashar Shahiih Muslim dengan tahqiq guru kami al-Albani.
4 HR. Al-Bukhari (no. 2035), Muslim (no. 2175 (24)) dan yang lainnya.
5 Dihasankan oleh guru kami al-Albani di dalam kitab Shahii-hul Jaami’ (no. 4307).