mascipoldotcom – Kamis, 21 April 2022 (19 Ramadhan 1443 H)
Samosir – Setelah menapaki pebukitan yang terjal dan beberapa lembah, Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon bersama PJU Polres Samosir akhirnya tiba di perladangan ganja milik LS di Desa Dosroha Dusun 1 Sigaol Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, Rabu (20/4/2022).
Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon SH, didampingi Kabagops Kompol Lengkap Siregar SH, Kabagren Kompol Walder Sidabutar, Beserta personil lainnya turun menyisiri TKP.
Bersama Kasat Narkoba AKP Natar Sibarani SH mengungkap penemuan ladang ganja dengan LS tersangkanya.
Tersangka berinisial LS lalu diamankan berssama kedua anaknya ke Mapolres Samosir untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Menurut Kapolres AKBP Josua, anggotanya juga menemukan barang bukti yang disembuyikan pelaku sekitar 500 meter dari rumah pelak dalam dua kantong goni kecil berupa daun ganja kering bruto sekitaran 500 gram.
Lokasi penemuan ladang ganja di daerah perbukitan dan terjal ditemukan dua titik lokasi penanaman ladang ganja yang berbeda, setelah ditaksir luas dari kedua ladang ganja tersebut seluas 0,5 Hektar, dengan jumlah lebih dari 300 batang pohon ganja.
“Usaha tidak akan pernah menghianati hasil, inilah hasil yang selama ini ditunggu Poilres Samosir dan kini Sat Narkoba dibawah pimpinan Kasat Nrkoba Natar Sibarani bershasil mengungkap kasus besar ini,”ujar Kapolres.
Menurut AKBP Josua Tampubolon, tim yang dipimpin Kasat narkoba yang saat ini menjadi Kasat Reskrim Polres Samosir, proses penyelidikan TO ini nemakan waktu dua bulan dengan melakukan survillence.
“Tersangka LS ini ada melakukan dua cara penanaman ganja, pertama ada yang langsung ditanam di lokasi penemuan ladang pertama, dan satu lagi ada dengan metode pembibitan dengan polibek dan dibiarkan sampai panen, dengan dipupuk juga oleh tersangka,”ujar AKBP Josua Tampbuolon.
Menjawab introgasi Kapolres, setelah memanen daun ganja miliknya ia potongi dengan gunting lalu dikeringkan di rumahnya.
Kemudian, dijemur dan dijual dengan harga perbungkusny 100 ribu rupiah.
“Ini sudah dilakukannya lebih dari 3 tahun, namun kita tidak berhenti disitu saja, karena kita menemukan lagi sekitar 500gr dirumah pelaku, kita akan terus melakukan pengembangan,” tegas Kapolres.
Ada pun keseharian pelaku adalah seorang petan kopi dan cabe, dan menurut pengakuan tersangka ganja itu dia gunakan sendiri, lalu disiapkan kemasan untuk dijual dan uangnya dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
Untuk keterlibatan orang lain, Kapolres Samosir juga masi sedang melakukan pendalaman, siapa saja yang terlibat dalam kasus ini.
Atas prestasi pengungkapan kasus ini, Kapolres mengapresiasi jajaran unit narkoba dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Natar Sibarani.
“Baru kali ini, polres samosir melakujan pengungkapan kasus narkoba jenis ladang ganja seluas hampir setengah hektar, ini kita apresiasi untuk sat narkoba dibawah pimpinan AKP natar sibarani, saya juga langsung melakukan videocall dengan pimpinan di lokasi pengungkapan penemuan ladang ganja tersebut,”ujarnya.
Untuk ancaman hukuman terhadap tersangka LS, karena dia pengedar dan melakukan penanaman ganja diganjar sampai 12 tahun.
Dalam operasi penangkapan, sebelumnya selama dua malam anggotanya telah mengendap-endap di lokasi selama 2 malam.
“Dan jalan menuju lokasi ini juga selama dua jam. Berarti di Samosir ini masih ada ladang ganja, gak menutup kemungkinan masih adanya ladang ladang lain. Kita akan kembangkan,”kata Kapolres Samosir. (Leodepari)
____
Renungan
MENGHIJAUKAN BUMI DENGAN AJARAN ISLAM
Belakangan ini, isu penyelamatan bumi begitu mencuat, bahkan menjadi wacana pembicaraan masyarakat dunia internasional. Cuaca yang kian memanas saja, curah hujan yang tidak menentu, banjir terjadi di banyak tempat, polutan yang tambah meningkat merupakan fenomena yang mengkhawatirkan umat manusia di seluruh dunia. Maka, seminar dan konferensi yang melibatkan banyak negara diselenggarakan guna merumuskan cara-cara mengendalikan perubahan iklim yang ekstrim yang disebabkan oleh apa yang mereka sebut dengan pemanasan global.
Dapat dipastikan, rumusan yang disepakati hanyalah bersifat parsial, tidak menyentuh akar permasalahan utama yang menyebabkan bumi yang sudah tua ini mengalami kerusakan parah. Sebut saja, mencari bahan bakar bio yang menghasilkan emisi lebih rendah sebagai pengganti BBM, mengurangi konsumsi listrik, menjadi seorang vegetarian dan lain sebagainya. Karena hanya bersifat parsial, tentu tidak banyak menyelesaikan masalah ataupun penanaman pohon trembesi yang berpotensi menyerap jutaan CO2 dalam setahun.
Upaya-upaya di atas bisa saja memilki andil dalam memperbaiki lingkungan, namun sekali lagi belum menyentuh inti permasalahan. Upaya penyelesaian masalah tersebut harusnya diawali dengan merubah hati dan jiwa manusia dengan ajaran yang terbaik, Islam yang dibawa Nabi Muhammad n . Melalui ajaran yang mulia ini, seorang umat manusia akan menjadi insan-insan yang berkarakter kuat untuk melakukan shalâh (kebaikan) dan ishlâh (perbaikan) (as-Sa’di, Al-Qawâidul Hisân hlm. 102). Sebab, ajaran Islam adalah perbaikan menuju kesempurnaan.
Ajaran Islam sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan pemanasan global, sebab kerusakan lingkungan yang terjadi hanyalah efek samping dari kekufuran, maksiat dan nifâk yang merupakan bentuk kerusakan hakiki. Kerusakan hakiki inilah yang harus dihambat, diselesaikan dan dibenahi terlebih dahulu agar selanjutnya kerusakan lingkungan pun ikut terbenahi dengan efektif. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)[1] manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar-Rûm/30:41]
Dalam ayat yang mulia ini, Allâh Azza wa Jalla menyatakan bahwa semua kerusakan yang terjadi di muka bumi, dalam berbagai bentuknya, penyebab utamanya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan, perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi. Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla telah menegaskan:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri [asy-Syûrâ/42:30]
Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini, beliau rahimahullah berkata,: “Allâh Azza wa Jalla memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia, (baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan…”[2] [at-Taisîr hlm. 759]
Maka, tidak perlu menunggu lagi, untuk meaktualisasikan dan mendakwahkan ajaran Islam di tengah masyarakat. Dengan itu, lingkungan hidup yang aman, tentram, sehat dan diridhai Allâh k akan terwujud.
Wallâhu a’lam
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1430H/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 ]
_______
Footnote
[1] Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/576).
[2] at-Taisîr (hlm. 759).