mascipoldotcom – Rabu, 13 April 2022 (11 Ramadhan 1443 H)
Medan – Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Medan dan masyarakat sumut yang telah menjaga situasi kamtibmas tetap terjaga kondusif.
“Hari ini sejumlah elemen mahasiswa direncanakan akan menggelar unjuk rasa 11 April 2022 di Kota Medan dan beberapa kabupaten, Tetapi sejauh ini situasi kamtibmas terpantau dalam kondisi sangat kondusif, dan tidak ada aksi unras yang berlebihan,” katanya, Senin (11/4).
Walaupun situasi kamtibmas kondusif, Panca mengungkapkan Polda Sumut dan jajaran tetap menyiagakan personel melaksanakan tugas pengawalan dan pengamanan
“Kita tetap menyiagakan personel ini untuk mengantisipasi terjadinya unjuk rasa, apalagi saat ini tengah menjalankan ibadah puasa, kita juga mengharapkan dengan situasi terjaga aman ekonomi masyarakat segera tumbuh,” ungkapnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, personel Polrestabes Medan secara humanis mengimbau para muda-mudi yang sedang berkumpul di seputaran Lapangan Merdeka Medan untuk membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing
Terlihat Kapolrestabes Medan Kombes Valentino dan Kasat Intelkam Polrestabes Medan, AKBP Ahyan, menyampaikan imbuan agar masyarakat tidak berkerumun mengingat situasi masih diselimuti penyebaran pandemi Covid-19.
“Ayo adik-adik kembali pulang. Jangan berkerumun. Saat ini masih dalam situasi pandemi. Tolong tetap patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.(Leodepari)
___
Renungan
Oleh Syaikh DR Abdul Muhsin al-Qasim
Pada pembahasan sebelumnya, kita sudah menyampaikan beberapa amalan harian yang bersifat rutin yang jika dilakukan oleh seorang Muslim dengan benar dan ikhlash, maka amalan-amalan itu akan menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa.
Namun hendaklah kita senantiasa mengingat syarat yang telah disebutkan oleh Allâh Azza wa Jalla dalam firman-Nya :
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [an-Nisa/4:31]
Syarat ini hendaklah senantiasa kita letakkan dihadapan kita agar menjadi penahan bagi kita dari perbuatan dosa terutama dosa-dosa besar. Karena siapapun orangnya, selama dia seorang manusia dan masih hidup, pasti tidak akan luput dari perbuatan dosa.
Namun, Alhamdulillah, sekalipun dosa anak Adam itu sangat banyak, tetapi Allâh Azza wa Jalla itu maha pengasih dan penyayang terhadap para hamba-Nya. Oleh sebab itu Allâh Azza wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya untuk melakukan ketaatan sehingga dosa-dosanya dapat diampuni.
Diantara amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada yang berbentuk kewajiban rutin yang wajib dilakukan setiap hari, seperti shalat fardhu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ ذلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ قالُوا: لاَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ: فَذلِكَ مِثْلُ الصَّلَواتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا
Apa pendapat kalian jika di depan pintu rumah kalian terdapat sungai lalu ia mandi disungai tersebut sebanyak 5x dalam sehari, apakah akan tersisa padanya kotoran ? Mereka, para sahabat Radhiyallahu anhum menjawab. “Tidak akan tersisa kotoran ditubuhnya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maka itu seperti shalat lima waktu, Allâh menghapus kesalahan-kesalahan seseorang dengan sebab shalat.” [Muttafaqun’alaihi].
Ada pula berbentuk kewajiban rutin yang dilakukan setiap minggu, yaitu shalat Jum’at. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda :
لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنَ الطُّهُوْرِ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ،وَيَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْرُجُ ، فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كَتَبَ الله لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَلَهُ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ الأُخْرَى
Tidaklah seorang laki-laki mandi dan bersuci pada hari Jum’at sesuai kemampuannya, lalu ia mengenakan minyak rambut, memakai wewangian kemudian ia keluar menuju masjid. (di masjid) dia tidak menyuruh orang untuk pergi dari tempat duduknya lalu ia mengerjakan shalat setelah itu dia diam saat imam sedang khutbah kecuali ia akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at yang lalu dengan Jum’at yang akan datang.[HR.al-Bukhâri]
Adapula yang berbentuk kewajiban tahunan, seperti puasa Ramadhân dan haji. Keduanya bisa menjadi penghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seorang hamba, sebagaimana dijelaskan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
مَنْ حَجَّ ، فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أمُّهُ
Barangsiapa melakukan ibadah haji lalu dia tidak berbuat keji dan tidak melakukan perbuatan fasiq, maka dia akan kembali (tanpa dosa) sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya. [Muttafaq ‘alaih]
Dan masih banyak lagi, amalan-amalan yang bersifat rutin yang bisa menghapus dosa-dosa akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh seseorang.
Itulah diantara bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu Maha pengampun terhadap para hamba-Nya yang melakukan kesalahan. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dari rahmat Allâh Azza wa Jalla.
Mungkin ada orang yang merasa khawatir dirinya tidak berkesempatan melakukan ibadah-ibadah di atas, karena pelaksanaannya terkait waktu tertentu bahkan ada yang terkait dengan waktu dan tempat. Dia khawatir kematian menjemput sementara waktu pelaksanaan ibadah itu belum masuk. Bagaimana dengan dosa-dosanya ?
Diantara amalan-amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada pula yang tidak terikat waktu. Artinya dia bisa dilakukan kapan saja. Seperti ibadah Umrah. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja dan dia menjadi penghapus dosa.
Juga berbuat baik kepada makhluk Allâh Azza wa Jalla, melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, memberikan maaf dan berlapang dada. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
Sesungguhnya kebaikan akan menghapus kesalahan [Hûd/11:114]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allâh mengampunimu ? dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nûr/24:22]
Ada juga amalan lisan yang tidak terikat waktu tapi bisa menghapus dosa. Dijelaskan dalam hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مَائَةَ مَرَّةٍ، حَطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barangsiapa mengucapkan Subhânallâhi wabihamdihi seratus kali dalam sehari akan dihapus kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih dilautan [Muttafaqun ‘alaihi]
Apalagi lagi yang kita tunggu ?! Marilah kita bergegas melakukannya dengan mengikhlaskan niat kita karena Allâh Azza wa Jalla .
Dan hanya kepadanya kita memohon agar senantiasa membantu kita melakukan amalan-amalan yang disyari’atkan dan kita memohon agar semua dosa kita diampuni.
Telah dijelaskan sebagian dari amalan-amalan yang bisa menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh hamba Allâh Azza wa Jalla .
Tentunya, ini merupakan bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu sangat sayang kepada para hamba-Nya dan juga maha pengampun. Tidak hanya sebatas itu, bahkan makan yang merupakan kebutuhan kita setiap hari, jika kita mensyukurinya, maka itu juga menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa barangsiapa yang mengucapkan (doa ini) setelah makannya, maka dia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat :
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنِيْ هَذَا ، وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ ، غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Segala puji bagi Allâh yang telah memberikan makanan ini dan menganugerahkan rizki ini kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku. [HR. Abu Daud]
Penghapus dosa yang terakhir yang bisa kami sebutkan di sini adalah musibah yang menimpa seorang Muslim.
Jika dia bersabar dalam menerima musibah yang menimpanya, maka semua musibah yang menimpanya menjadi penghapus dosa baginya, baik musibah itu besar atau pun kecil. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. [Muttafaqun ‘alaihi]
Terakhir kalinya, kami mengingatkan bahwa dosa itu buruk, namun yang lebih buruk lagi jika si pelaku tidak mau bertaubat dan tidak mau memohon ampunan kepada Allâh Azza wa Jalla.
Maka hendaklah kita mempergunakan kesempatan hidup yang masih diberikan Allâh Azza wa Jalla kepada kita untuk segera bertaubat dan melakukan kebaikan-kebaikan yang bisa menghapuskan dosa-dosa kita.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XVII/1434H/2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
___
Footnote
[1]. Diangkat dari khutbah Jum’at di Masjidin Nabawi Madinah al-Munawarah, pada tanggal 23/1/1434 dengan judul Maghfiratuz Dzunub bi Yasir minal Qauli wal Amali oleh Syaikh DR Abdul Muhsin al-Qasim