IMG 20220403 WA0015

Kapolri Ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1443 H dan Laksanakan Penuh Rasa Syukur serta Senantiasa Sebarkan Kebaikan

DKI Jakarta Headline Muhasabah

mascipoldotcom – Ahad, 3 April 2022 (1 Ramadhan 1443 H)

Jakarta – Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, mengucapkan selamat memasuki bulan Ramadhan bagi umat Islam di seluruh Indonesia.

Kapolri juga mengingatkan agar semua selalu menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada agar tetap sehat dan bisa menjalankan ibadah dengan tenang.

Pernyataan tersebut disampaikan Kapolri lewat akun Instagram resminya @listyosigitprabowo seperti terbaca pada Sabtu (2/4/2022).

Jenderal Polisi Sigit dalam unggahannya juga menyertakan video animasi suasana damai di bulan Ramadhan.

“Dalam suasana yang penuh berkah ini, Saya Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta Ny. Juliati Sigit Prabowo mengucapkan:
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadhan Tahun 1443 Hijriyah bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tulis Jenderal Polisi Sigit.

Kapolri mengajak umat Islam menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh rasa, kebahagiaan dan agar berbagi syukur bagi sesama, serta meningkatkan amalan

“Tak lupa, saya juga mengingatkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan kapanpun,” tulis Kapolri.

“Semoga momentum Ramadhan tahun ini dapat meningkatkan kesuksesan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta menjadi sarana dalam mempererat tali persaudaraan antar sesama,” lanjut Jenderal Polisi Sigit. (Muhairo)

___________

Renungan

BERBAGI KEBAIKAN

https://almanhaj.or.id/3707-berbagi-kebaikan.html

Imam Dzahabi dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala (8/114) menyebutkan, al-Hafidz Ibnu Abdil Barr berkata dalam buku At-Tamhid, “Aku tuliskan ini dari hafalanku, karena buku aslinya tidak ada padaku.”

Abdullah al-Umari al-Abid menulis surat kepada Imam Malik menasihati beliau untuk banyak menyendiri dengan  berzikir dan beribadah sunah.

Imam Malik menulis jawaban kepadanya, “Sesungguhnya Allah membagi amalan sebagaimana membagi rezeki. Boleh jadi Allah mudahkan dan memberikan taufik-Nya kepada seseorang untuk banyak melakukan shalat sunah, tapi tidak dalam puasa sunah.”

“Orang lain lagi, Allah memudahkan kepadanya untuk banyak bersedekah, ada lagi yang Allah mudahkan dan beri kelebihan kepada seseorang dalam berjihad. Menyebarluaskan ilmu juga merupakan amal kebaikan yang sangat utama. Saya ridha dengan taufik-Nya yang telah memudahkan untukku dalam menyebarkan ilmu syar’i. Saya kira amalan yang kulakukan ini tidak lebih rendah dari amalanmu. Saya berharap kita semuanya dalam kebaikan.”

Ada beberapa pelajaran dan hikmah dari kisah di atas.

Pertama, Kehati-hatian ulama dalam menukil atau menceritakan ucapan seseorang.

Imam Ibnu Abdil Barr mengatakan, redaksi cerita ini dari hafalannya, bukan redaksi Imam Malik. Hendaknya kita berupaya membawakan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sahih agar tidak terjerumus berdusta atas nama beliau.

Pesan kepada para wartawan dan jurnalis, baik di media cetak maupun elektronik, hendaknya lebih berhati-hati dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Jangan sampai berbohong kepada publik.

Hendaknya kita lebih selektif dalam memilih, memuat, dan menyebarkan berita. Agar informasi yang disampaikan berupa informasi yang membangun, menyejukkan, memperbaiki, dan menyatukan.

Kedua, Pentingnya saling menasihati sesama Muslim. Jika kita mengetahui kekurangan dan aib pada saudara kita, janganlah kita menyebarkan aibnya. Ingatkanlah dia.

Jika sulit untuk berjumpa, kirimlah surat dengan ungkapan yang baik. Agar orang yang dinasihati tidak tersinggung, bahkan malah menyadari dan segera memperbaiki kesalahannya.

Ketiga, Bagi yang dinasihati, jika isi nasihat tidak tepat atau bahkan salah alamat, janganlah marah atau tersinggung. Bergembiralah dengan kritikan saudara kita, karena nasihat merupakan bentuk perhatian dan rasa sayang kepada sesama saudara.

Keempat, Jawablah nasihat yang kurang tepat dengan jawaban yang sopan. Berilah permisalan dan bantahlah dengan tegas tapi tetap menjaga keadilan dan penuh rasa kasih sayang.

Kelima, Allah memberikan potensi dan kelebihan yang beragam kepada hamba-hamba-Nya. Janganlah saling merendahkan, janganlah saling menyombongkan diri.

Hendaklah umat Islam saling bersinergi, bekerja sama dalam kebaikan dan takwa, serta saling menguatkan satu sama lain.

Allah berfirman,

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan kekuatan kalian hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar.” [al-Anfal/8: 46].

Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan.” (HR Muslim).

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.

“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagai sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Jumat 18 Oct 2013
Fariq Gasim Anuz