Jatanras Presisi Satreskrim Polrestabes Medan Tembak Mati Perampok Yang Nyamar Jadi Pegawai PDAM

mascipoldotcom – Kamis, 31 Maret 2022 (27 Sya’ban 1443 H)

Medan – Tim Jatanras Presisi Sat Reskrim Polrestabes Medan, menembak mati seorang komplotan pelaku perampokan yang viral di media sosial (Medsos), pada Senin, 28 Maret 2022.

Penangkapan dan penembakan tersebut langsung dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Dr. M. Firdaus, SIK, MH, Wakasat Reskrim, Kompol Adrian Lubis, SH, SIK, MH dan Kanit Pidum, AKP Reza.

Pelaku Efrizal Chandra (43) warga Jalan Karya, Kecamatan Medan Johor, ini ditembak mati polisi lantaran melawan dan berusaha merebut senjata api (Senpi) milik polisi.

Selain menembak mati satu pelaku, Tim Jatanras presisi Sat Reskrim Polrestabes Medan juga menembak kaki tiga pelaku lainnya karena berupaya melawan petugas, yakni Tasrif (54) warga Jalan Dr Lemina No.25 C Makasar, Donald Irza Simangunsong (43) warga Pandalas XIII Bahari, dan Indra alias Yana (49) warga Sanggar Indra Banjaran Blok. J5 No.15, Bandung.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda SIK melalui Kasat Reskrim Kompol Dr M. Firdaus SIK MH, ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (30/3/2022), membenarkan penangkapan dan penembakan itu.

Dikatakan Kasat Reskrim, penangkapan dan penembakan keempat pelaku di Jalan Negara, Kelurahan Medan Pahlawan, Kecamatan Medan Timur.

“Keempat pelaku berhasil diamankan setelah melakukan aksinya di Jalan Jemadi No.3D, Kecamatan Medan Timur pada Kamis, 24 Maret 2022 sekira pukul 11.30 WIB di rumah korban Juli (39),” kata Kompol Firdaus.

Dijelaskan pria yang pernah menjabat Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang ini dari keempat pelaku berhasil diamankan sejumlah barang bukti berupa dua unit sepeda motor Honda Beat, yang dua digunakan pelaku, tiga dompet jaket pelaku, tas, tiga helm PDAM.

“Kemudian, badik, obeng taspen, dua obeng yang ditajamkan ujungnya, tiga alat ukur meteran, kamera notes, enam handphone milik pelaku, rekaman CCTV, serta uang tunai Rp 21.000.000,” jelas Kompol Firdaus.

Lanjut dikatakan Kasat Reskrim, para pelaku melakukan pencurian dengan modus Pegawai PDAM dan Pegawai PLN mengalihkan perhatian korban kemudian pelaku lainnya masuk ke rumah korban dan mengambil semua barang-barang berharga milik korban.

Para pelaku melakukan aksinya guna mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari.

“Atas perbuatannya, ketiga pelaku dipersangkakan melanggar ketentuan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 363 KUHPidana tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara,” pungkas Kompol Firdaus. (Leodepari)

____

Renungan

NASIHAT DAN WASIAT UNTUK PARA PENUNTUT ILMU

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Nasihat Pertama

PENUNTUT ILMU HARUS BERTAQWA KEPADA ALLAH TA’ALA

Seorang penuntut ilmu harus bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana pun ia berada, juga harus senantiasa merasa diawasi oleh-Nya. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْـحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”[1]

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ.

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertaqwa, cukup, dan tersembunyi.”[2]

Nasihat Kedua

PENUNTUT ILMU WAJIB MENGHORMATI GURU DAN BERTERIMA KASIH KEPADANYA

Seorang penuntut ilmu wajib menghormati ustadz (guru)nya yang telah mengajarnya, wajib beradab dengan adab yang mulia, juga harus berterima kasih kepada guru yang telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepadanya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَـيْسَ مِنَّا مَنْ لَـمْ يُجِلَّ كَبِيْـرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيْـرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِـمِنَا حَقَّهُ

“Tidak termasuk golongan kami; orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak seorang ulama.”[3]

Syaikh al-‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullaah berkata, “Seorang penuntut ilmu harus memperbaiki adabnya terhadap gurunya, memuji Allah yang telah memudahkan baginya dengan memberikan kepadanya orang yang mengajarkannya dari kebodohannya, menghidupkannya dari kematian (hati)nya, membangunkannya dari tidurnya, serta mempergunakan setiap kesempatan untuk menimba ilmu darinya.

Hendaklah ia memperbanyak do’a bagi gurunya, baik ketika ada maupun ketika tidak ada.

Karena, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

“Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdo’alah untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya.”[4]

Adakah kebaikan yang lebih agung daripada kebaikan ilmu? Padahal, setiap kebaikan itu akan terputus kecuali kebaikan ilmu, nasihat dan bimbingan.

Setiap masalah yang dimanfaatkan oleh setiap manusia dan orang yang mengambil ilmu darinya, maka manfaatnya akan diperoleh oleh orang yang mengajarkannya dan juga penuntut ilmu dan orang lain. Sebab, hal itu adalah kebaikan yang senantiasa mengalir kepada pemiliknya.”

Syaikh as-Sa’di rahimahullaah melanjutkan, “Temanku telah mengabarkan kepadaku -ketika itu gurunya telah meninggal- ketika ia telah berfatwa dalam suatu masalah dalam ilmu faraa-idh (ilmu waris) bahwa ia melihat gurunya dalam mimpi membaca di dalam kuburnya. Ia berkata, ‘Masalah si fulan yang engkau berfatwa mengenainya, pahalanya telah sampai kepadaku.’

Ini adalah perkara yang telah dikenal dalam syari’at,

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa membuat contoh yang baik, maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat.”[5]

[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]
___
Footnote
[1] Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1987), Ahmad (V/153, 158, 177), dan ad-Darimi (II/323), dari Abu Dzarr radhiyal-laahu ‘anhu. Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi (no. 1987), Ahmad (V/236), dan ath-Thabrani dalam al-Ausath (no. 3791), dari Muadz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu.
[2] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2965) dan Ahmad (I/168), dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallaahu ‘anhu.
[3] Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (V/323) dan al-Hakim. Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 5443).
[4] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (II/98-99), Abu Dawud (no. 1672), an-Nasa-i (V/82), al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 216), Ibnu Hibban (no. 3400-at-Ta’liqaatul Hisaan), al-Hakim (I/412, II/13), dan ath-Thayalisi (no. 2007), dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 254).
[5] Al-Mu’iin ‘ala Tash-hiih Adaab wa Akhlaaqil Muta’allimin (hal. 31-33).