mascipoldotcom – Kamis, 31 Maret 2022 (27 Sya’ban 1443 H)
Penajam – Plt Bupati Kab. PPU yang di wakili oleh Kepala Kesbangpol Agus Dahlan resmikan Desa Giri Purwa sebagai kampung Pancasila yang bertempat di Pendopo Desa Giripurwa, Kecamatan PenajamKabupaten PPU , pada Kamis (31/03/2022)
Dalam sambutannya selain membacakan amanat Plt Bupati PPU, Agus Dahlan juga menambahkan,”Kita mengakui bahwa eksistensi ke Indonesiaan baik sebagai Negara masih dapat bertahan hingga saat ini berkat Pancasila, Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan”, ulasnya.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur dan agung yang …
[22.11, 31/3/2022] MujiartoKaruk_mascipo.com: Kuda Lumping Ramaikan Peresmian Kampung Pancasila Desa Giri Purwa Koramil Penajam
mascipoldotcom – Kamis, 31 Maret 2022 (27 Sya’ban 1443 H)
Penajam – Plt Bupati Kab. PPU yang di wakili oleh Kepala Kesbangpol Agus Dahlan resmikan Desa Giri Purwa sebagai kampung Pancasila yang bertempat di Pendopo Desa Giripurwa, Kecamatan PenajamKabupaten PPU , pada Kamis (31/03/2022)
Dalam sambutannya selain membacakan amanat Plt Bupati PPU, Agus Dahlan juga menambahkan,”Kita mengakui bahwa eksistensi ke Indonesiaan baik sebagai Negara masih dapat bertahan hingga saat ini berkat Pancasila, Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan”, ulasnya.
“Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur dan agung yang berasal dan sekaligus merupakan jati diri bangsa Indonesia, satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita sebagai warga bangsa adalah, kita memiliki Pancasila sebagai ideologi terbuka,” kata Agus Dahlan.
Sementara itu Dandim 0913/PPU Letkol Inf Dharmawan Setyo Nugroho mengatakan bahwa “Kampung Pancasila petunjuk dari Presiden Joko Widodo dan inplementasi dari Kepala Staf Angkatan Darat dimana Kampung Pancasila merupakan perwujudan nilai-nilai luhur yang ada dalam kehidupan sehari-hari”.
“Mengapa kita pilih Desa Giripurwa. Ada beberapa pertimbangan terpilihnya desa Giripurwa, seperti yang kita lihat disebelah kanan dan kiri dari kantor desa ada tempat ibadah dan juga ada sekolah. Itulah perwujudan dari lima sila yang ada dalam pancasila,” kata Dharmawan.
Selain itu lanjut Dharmawan masyarakat Desa Giripurwa sangat heterogen dengan harapan adanya kampung pancasila masyarakat bisa bersatu padu dan menjadi pioner bagi semua desa yang ada di PPU.
“Kami berharap kampung pancasila ini tidak hanya jadi simbolis tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan semua dukungan dari masyarakat khususnya yang ada di desa giripurwa,” Bebernya.
Lanjutnya, saat ini paham-paham radikalisme, ujaran kebencian dan kata-kata provokatif melalui media sosial yang dapat memecah belah bangsa dan negara semakin merebak.
“Dengan diresmikannya Kampung Pancasila ini saya berharap dapat menjadi wujud antisipasi bagi kita semua, dengan bersama-sama membangun kebersamaan dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik,” tutupnya.
Dalam peresmian Kampung Pancasila, tersebut selain pemberian cindera mata dari Dandim 0913/PPU Letkol Inf Dharmawan kepada Kades Giri Pura dan pemberian hadiah kejutan oleh Danramil Penajam juga di meriahkan pula oleh kesenian kuda lumping “Turonggo Patra Budoyo Mukti ”yang berasal dari Desa Giri Mukti . Sumber Kodim 0913/PPU/Akhmad Murdianto
____
Renungan
RELAKAH KAMU, KEHIDUPAN DI DUNIA SEBAGAI GANTI KEHIDUPAN DI AKHIRAT?
Oleh Syaikh Shalâh al-Budair[1]
Sungguh dunia itu hina dan fana, sedangkan akhirat itu mulia dan kekal. Itulah keterangan pasti yang terdapat al-Qur’an dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Alangkah beruntung orang yang mau mendengarkan nasehat-nasehat yang penuh makna dan mengena ini.
Ia mendengarkannya dengan penuh konsentrasi, berusaha memahaminya, merenungkannya lalu berusaha merealisasikannya dengan perkataan dan perbuatannya.
Diantara nasehat itu adalah firman Allâh Azza wa Jalla :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mau memahaminya? [Al-An’âm/6:32]
Juga firman-Nya.
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedangkan apa yang di sisi Allâh itu lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak mau memahaminya? [Al-Qhashas/28:60]
Juga firman-Nya:
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Allâh meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). [Ar-Ra’du/13:26]
Juga firman-Nya:
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. [At-Taubah/9:38]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. [Al-A’lâ/87:16-17]
Dan masih banyak lagi ayat-ayat senada yang menjelaskan dan mengingatkan kita tentang hakikat dunia dan seluruh isinya.
Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan hidayah taufiq-Nya kepada kita semua agar bisa memahaminya dan merealisasikannya dalam kehidupan kita di dunia ini.
Dunia dan segala kenikmatannya ini akan pergi, akan sirna dan akan berakhir dengan cepat, berbeda dengan segala kenikmatan akhirat yang tidak pernah berakhir selama-lamanya.
Dalam sebuah hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:
وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
Demi Allâh! Dunia dibandingkan akhirat hanyalah seperti seseorang dari kalian yang mencelupkan salah satu jemarinya ke laut), maka lihatlah apa yang ada pada jarinya tersebut saat ia keluarkan dari laut! [HR. Muslim]
Dunia dan seluruh isinya ini seperti air yang menempel di jari setelah dicelupkan di lautan, sedangkan akhirat ibarat lautan yang sangat luas.
Dalam hadits lain, dunia ini juga diibaratkan sebagai bangkai kambing yang cacat yang seandainya kambing yang cacat itu masih hidup, maka tidak ada seorang pun yang tertarik untuk memilikinya, lalu bagaimanakah jika kambing yang cacat sudah menjadi bangkai? Adakah orang yang sudi mengambil dan menyimpannya?
Wahai jiwa yang lebih mendahulukan dunia dibandingkan akhiratnya, tidakkah kita mau berpikir tentang hakikat dunia ini?!
Seandainya seluruh dunia beserta isinya berada dalam genggamanmu, dan ditambah dengan satu dunia lagi yang semisal dengan itu untukmu, maka apakah yang tersisa darinya untukmu jika maut datang menjemputmu?!
Setiap hari selalu ada ibrah (pelajaran). Pada kematian yang kita saksikan atau pada berita kematian yang sampai ke telinga kita terdapat pengingat agar berhenti jika kita termasuk orang yang mau berhenti.
Sampai kapan?… Sampai kapan?… Sampai kapan kita tidak bertakwa?…
Apakah kita menunggu dan berhadap ada dunia lain setelah dunia ini? Ataukah kita berharap dan berkeyakinan bahwa kita akan dikembalikan tapi tidak ke alam akhirat?!
Sungguh itu adalah sesuatu yang tidak mungkin … akan tetapi kedua telinga telah tuli, keduanya tidak mau mendengar ayat-ayat … begitu juga hati, ia tidak peduli lagi dengan nasehat-nasehat.
Bergegaslah menyambut seruan dan perintah Rabbmu dan persiapkanlah bekal perjalanan akhiratmu! Bertaubatlah dari dosa-dosamu.
Alangkah rugi seseorang yang menjual kenikmatan surga dengan angan-angan dusta, dengan permainan-permainan yang menarik atau menukar surga dengan syahwat yang hina dan perbuatan-perbuatan tercela.
Sungguh sangat merugi orang yang menyebabkan Allâh Azza wa Jalla murka kepada mereka serta menyia-nyiakan usia mereka dalam gelimangan dosa dan maksiat.
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Az-Zumar/39: 15]
Maka hendaklah kita memanfaat waktu yang tersisa untuk mempersiapkan bekal yang pasti kita butuhkan dalam kehidupan akhirat. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu akan memperoleh (balasan)nya di sisi Allâh sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allâh; Sesungguhnya Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Muzammil/73:20]
Sungguh sengsara orang yang setiap kali Allâh berikan karunia dan kenikmatan yang baru kepadanya, namun dia menggunakan kenikmatan dan karunia itu untuk berbuat dosa, pelanggaran dan maksiat.
Sungguh celaka orang yang semakin bertambah kekayaan dan hartanya, namun semakin bertambah pula penyimpangan dan kesesatannya.
Berbagai kenikmatan dan pemberian Allâh terus tercurah kepadanya .. ada yang berupa makanan yang bisa menguatkan tubuhnya …
ada berupa air yang bisa menghilangkan dahaganya … ada yang berwujud pakaian yang bisa menghiasi tubuhnya dan menutup auratnya …
ada kenikmatan dalam bentuk rumah yang menaunginya dari terpaan hujan dan terik matahari yang menyengat juga melindunginya dari serangan hewan buas …
ada juga kenikmatan dalam wujud pasangan yang setia memperhatikan dan menemaninya … juga nikmat dalam bentuk keamanan lingkungan dari berbagai hal …
Meski begitu banyak nikmat yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepadanya, namun dia terus berada dalam kubangan dosa, tidak mau lepas dan enggan meninggalkan berbagai perbuatan buruk dan maksiatnya.
Sungguh sangat celaka yang seperti ini, karena bisa jadi berbagai kenikmatan dan kesenangan yang Allâh Azza wa Jalla karuniakan kepadanya merupakan salah bentuk istidrâj dan penangguhan dan penguluran siksa. Ingatlah firman Allâh Azza wa Jalla :
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka adzab yang menghinakan [Ali Imrân/3:178]
Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ
Jika engkau melihat Allâh memberikan anugerah dunia kepada hamba-Nya apa yang ia sukai, sementara sang hamba tetap bermaksiat kepadaNya, maka sesungguhnya itu adalah istidrâj [HR. Ahmad]
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allâh Azza wa Jalla
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Al-An’am/6:44]
Ya Allâh! Karuniakanlah kepada kami taufik-Mu untuk menuju semua perkara yang Engkau ridhai! Jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan maksiat!
Jadikanlah kami termasuk para hamba-Mu yang senantiasa takut dan bertakwa kepada-Mu, ya Rabbal ‘alamin.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XVIII/1434H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. ]
___
Footnote
[1] Diangkat dari khutbah jum’at yang disampaikan oleh Syaikh Shalâh al-Budair di Masjid Nabawi pada tanggal 20 Shafar 1436 H dengan judul Matâ’ud Dunya Qalîl