mascipoldotcom – Selasa, 8 Maret 2022 (4 Sya’ban 1443 H)
Jakarta – Hukum harus ditegakkan, bagaimanapun hukumnya itulah yang harus berlaku serta wajib dilaksanakan serta tidak boleh menyimpang. Seperti penegakan hukum terhadap berbagai pelanggaran yang melibatkan prajurit TNI.
Sejumlah pelanggaran hukum yang melibatkan anggota TNI di berbagai wilayah, mendapatkan perhatian Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, dalam rapat rutin bersama jajaran Komandan Pusat Polisi Militer TNI dari ketiga matra juga Tim Hukum TNI, memberikan perkembangan terhadap berbagai kasus yang sedang berjalan di peradilan militer maupun peradilan umum.
Dalam rapat Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan setiap perbuatan melawan hukum militer, baik ringan mau pun berat, jika terbukti bersalah akan ditahan di instalasi penjara militer, tidak lagi di kesatuan. Demi memberikan efek jera.
“Pemberian hukum disiplin wajib memberikan efek jera kepada para pelakunya, agar menjadi pembelajaran serta tidak mengulangi di kemudian hari”, ungkap Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa. (Dinas Penerangan TNI)
____________
Renungan
SYARIAT ALLAH AZZA WA JALLA WAJIB DICINTAI, TIDAK DIBENCI
Diantara syarat diterimanya syahadat seseorang adalah dia siap menerima dan mencintai yang menjadi konesekuensi dari syahadat yang diikrarkan.
Oleh karena itu, seorang Mukmin wajib mencintai semua yang datang dari Allâh Azza wa Jalla dan rasul-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang Mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allâh dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [An-Nûr/24:51]
Mereka tidak ada rasa berat hati dalam menerima hukum Allâh Azza wa Jalla dan hukum yang datang dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Rabbmu! Mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. [An-Nisâ’/4:65]
Mereka tidak hanya patuh secara zhahir saja akan tetapi juga tunduk patuh secara bathin. Mereka mencintai hukum Allâh Azza wa Jalla dan hukum rasul-Nya, lahir ataupun bathin.
Mereka tidak menentang hukum Allâh Azza wa Jalla dan hukum rasul-Nya karena mereka tahu dan yakin bahwa itu adalah haq (benar) dan adil serta pasti akan membuahkan hasil yang baik, di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak lebih mengutamakan ataupun mendahulukan sesuatu apapun di atas hukum Allâh Azza wa Jalla dan rasul-Nya, walaupun hukum itu tidak sejalan dengan hawa nafsu dan keinginan mereka.
Itulah diantara sikap orang-orang beriman terhadap semua yang datang dari Allâh Azza wa Jalla dan rasul-Nya. Mereka menerima dan mencintainya dengan sepenuh hati, meskipun belum mampu menunaikannya dengan alasan-alasan yang dibenarkan dalam syariat.
Tidak ada rasa benci dalam hati mereka. Mereka berusaha menjauhkan diri dan senantiasa menjaga hati agar tidak dihinggapi rasa benci terhadap syariat Allâh Azza wa Jalla . Karena mereka tahu, orang yang membenci apa yang datang dari Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya terancam bahaya yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allâh (al-Qur’an) lalu Allâh menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.[Muhammad/47:9]
Allâh Azza wa Jalla tegaskan dalam ayat di atas, bahwa amalan mereka dihapus oleh Allâh Azza wa Jalla sebagai akibat dari kebencian mereka terhadap apa yang Allâh Azza wa Jalla turunkan.
Kebencian terhadap wahyu Allâh Azza wa Jalla bisa menyebabkan mereka murtad, keluar dari agama Islam, meskipun mereka masih mengamalkan ajaran yang mereka benci itu, seperti prilaku orang-oang munafik. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allâh telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.[n-Nisâ’/04:61]
Dan firman Allâh Azza wa Jalla.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: marilah (beriman), agar Rasûlullâh memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.[Al-Munâfiqûn/63:5]
Inilah akibat terburuk yang akan menimpa orang-orang yang membenci syariat Allâh Azza wa Jalla .
Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa memelihara hati kita agar tidak dihinggapi rasa benci sedikitpun terhadap apapun yang datang dari Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XXI/1439H/2018M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 ]