IMG 20220307 WA0003

Polres Metro Jakarta Barat Amankan Kelompok Pemuda Ingin Tawuran di Dua Lokasi Berbeda

mascipoldotcom – Senin, 7 Maret 2022 (3 Sya’ban 1443 H)

Jakarta  –  Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengamankan sekelompok pemuda yang hendak melakukan tawuran.

Sebanyak 12 pemuda berhasil diamankan di dua lokasi berbeda berikut berbagai senjata tajam yang diduga dipergunakan saat melakukan tawuran.

Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Barat Kompol Slamet Riyanto menuturkan, pihaknya berhasil mengamankan sebanyak 12 pemuda yang diduga akan melakukan tawuran di dua lokasi berbeda.

“Selain mengamankan 12 pemuda, kami juga mengamankan berbagai senjata tajam dan senjata tumpul yang diduga dipergunakan saat tawuran berlangsung,” ujar Kompol Slamet Riyanto saat dikonfirmasi, Senin (7/3/2022).

Kompol Slamet melanjutkan, tim TP3 di bawah pimpinan Katim 1 Ipda Suhartono berhasil mengamankan 12 pemuda siap melakukan tawuran di dua lokasi berbeda.

Lokasi pertama polisi mengamankan enam pemuda di jl KH Hasyim RT 04/01 Kembangan Utara Jakarta Barat berikut barang bukti berupa dua buah stik golf, dua buah celurit dan satu buah kembang api pada Minggu (6/3/2022) dini hari, sekira pukul 03.30 WIB.

“Untuk pelaku berikut barang bukti kami serahkan ke Polsek Kembangan guna dilakukan proses penyidikan lebih lanjut,” kata Kompol Slamet.

Sementara di lokasi kedua, polisi kembali berhasil mengamankan sebanyak enam pemuda yang diduga akan melakukan tawuran di Jalan Ukir Rt09/010 Kapuk Cengkareng Jakarta Barat.

Selain itu, aparat keamanan juga mengamankan berbagai senjata tajam. Antara lain, satu buah samurai, tiga buah celurit dan kendaraan yang digunakan pelaku.

“Untuk pelaku dan barang bukti lanjut kami serahkan ke Polsek Cengkareng guna di lakukan proses penyidikan lebih lanjut,” tutur Kompol Slamet.

Lebih jauh Kompol Slamet mengungkapkan, kegiatan patroli preventif strike ini kami lakukan secara berkelanjutan khususnya di jam jam rawan terjadinya kerawanan kamtibmas.

“Tentunya hal ini dilakukan sebagaimana arahan pimpinan kami yaitu bapak Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo untuk menciptakan wilayah Jakarta Barat yang aman dan kondusif,” tutup Kompol Slamet. (Muhairo)

___________

Renungan

ADU DOMBA

“Suatu kali asy-Sya’bi (19-104 H) diutus (oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan) untuk urusan penting menemui Justinian kaisar Romawi. Setibanya beliau di Romawi dan setelah memberikan keterangan, Kaisar Romawi kagum akan kecerdasan dan kelihaiannya, serta takjub akan keluasan wawasan dan kekuatan daya tangkapnya.

Dia bahkan meminta kesediaan asy-Sya’bi untuk memperpanjang kunjungannya sampai beberapa hari, sesuatu yang tidak pernah dilakukan Kaisar terhadap para utusan yang lain.

Ketika asy-Sya’bi mendesak agar segera diizinkan pulang ke Damaskus, Justinian bertanya, “Apakah Anda dari keturunan raja-raja?” Beliau menjawab, “Tidak, saya seperti umumnya kaum muslimin.”

Setelah beliau diizinkan pulang, kaisar berkata, “Jika Anda telah sampai kepada Abdul Malik bin Marwan dan menyampaikan apa yang dikehendakinya, berikan surat ini kepadanya.

Setibanya asy-Sya’bi di Damaskus, beliau bersegera menghadap khalifah Abdul Malik untuk melaporkan apa yang dia lihat dan dia dengar. Ketika hendak beranjak pulang, beliau berkata, “Wahai Amirul Mukminin, kaisar Romawi juga menitipkan surat ini untuk Anda,” kemudian beliau pulang.

Ketika Amirul Mukminin membaca surat tersebut, beliau berkata kepada pembantunya, “Panggillah asy-Sya’bi kemari.” Maka asy-Say’bi kembali menghadap khalifah.

Khalifah : “Tahukah engkau, apa isi surat ini?”

Asy-Sya’bi : “Tidak .. wahai Amirul Mukminin.”
Khalifah : “Kaisar Romawi itu berkata, ‘Saya heran bagaimana kaum muslimin mau mengangkat raja selain orang ini (asy-Sya’bi)?’”

Asy-Syab’bi : “Dia berkata demikian karena belum pernah berjumpa dengan Anda. Andai saja dia pernah melihat Anda, tentulah dia tak akan berkata demikian.”

Khalifah : “Tahukah Anda, mengapa Kaisar Romawi menulis seperti ini?”

Asy-Sya’bi : “Tidak .. wahai Amirul Mukminin.”

Khalifah : “Dia menulis seperti itu karena iri kepadaku lantaran memiliki pendamping sepertimu, lalu dia hendak memancing kecemburuanku sehingga aku akan menyingkirkan dirimu.”

Ketika pernyataan Abdul Malik ini sampai ke telinga Justinian, dia berkata, “Demi Tuhan, memang tidak ada maksud lain dariku selain itu.”[1]

Kali ini kita mencoba memetik beberapa pelajaran dari kisah diatas, diantaranya :

Memilih penasihat, juru bicara, atau duta besar haruslah orang yang shalih dan cerdas disamping kriteria – kriteria lainnya. Mereka adalah orang-orang pilihan.

Ustaz Abdullah Bani’mah pernah menasihati penulis, “Para pemimpin, pejabat, aktifis Islam mereka adalah orang-orang pilihan, jangan sekali-kali merusak citra Islam dengan sikap mereka yang menyalahi aturan Islam.”

Kita belajar amanat dari Asy Sya’bi yang tidak membuka isi surat dari Kaisar Romawi untuk Khalifah Abdul Malik.

Kita harus selalu waspada dan jangan sampai terprovokasi dari ulah pengadu domba. Perbuatan mengadu domba merupakan dosa besar. Allah berfirman,

ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻄِﻊْ ﻛُﻞَّ ﺣَﻠَّﺎﻑٍ ﻣَﻬِﻴﻦٍ ‏( 10 ‏) ﻫَﻤَّﺎﺯٍ ﻣَﺸَّﺎﺀٍ ﺑِﻨَﻤِﻴﻢٍ ‏( 11 ‏) ﻣَﻨَّﺎﻉٍ ﻟِﻠْﺨَﻴْﺮِ ﻣُﻌْﺘَﺪٍ ﺃَﺛِﻴﻢٍ ‏

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari mengadu domba, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa” [Al Qalam/68:10-12]

ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﺤَﺎﺋِﻂٍ ﻣِﻦْ ﺣِﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﺃَﻭْ ﻣَﻜَّﺔَ ، ﻓَﺴَﻤِﻊَ ﺻَﻮْﺕَ ﺇِﻧْﺴَﺎﻧَﻴْﻦِ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻓِﻰ ﻗُﺒُﻮﺭِﻫِﻤَﺎ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ‏ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ، ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻌَﺬَّﺑَﺎﻥِ ﻓِﻰ ﻛَﺒِﻴﺮٍ ‏، ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ‏ ﺑَﻠَﻰ ، ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻻَ ﻳَﺴْﺘَﺘِﺮُ ﻣِﻦْ ﺑَﻮْﻟِﻪِ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻵﺧَﺮُ ﻳَﻤْﺸِﻰ ﺑِﺎﻟﻨَّﻤِﻴﻤَﺔِ

Dari Ibnu Abbas, ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melewati sebuah kebun di Madinah atau Makkah beliau mendengar suara dua orang yang sedang disiksa dalam kuburnya. Nabi bersabda, “Keduanya sedang disiksa dan tidaklah keduanya disiksa karena masalah yang besar (sulit untuk ditinggalkan).” Kemudian beliau kembali bersabda, “Ketahuilah kedua perbuatan tersebut merupakan dosa besar. Orang yang pertama tidak menjaga diri dari percikan air kencingnya sendiri. Sedangkan orang kedua suka melakukan namimah (adu domba).” (HR. Bukhari)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ

“Tidak masuk surga pelaku namimah (pengadu domba)” (HR. Muslim)

Bagi pengadu domba bisa jadi ia tidak menyengaja untuk mengadu domba atau tidak tahu dampak buruk dari informasi yang ia sampaikan, dia tetap bersalah dan segeralah beristighfar, lalu meminta maaf. Apalagi kalau pengadu domba berhati buruk dan berniat dengan sengaja merusak hubungan antara dua orang sahabat atau bahkan merusak hubungan diantara kaum muslimin dengan jumlah yang besar, hendaknya pengadu domba segera bertaubat kepada Allah, meminta maaf dan memperbaiki diri sebelum terlambat. Sesungguhnya balasan dari Allah amat cepat dan dahsyat.

Bagaimana sikap kita jika ada orang yang mengadu domba dan menyampaikan berita kepada kita tentang seseorang agar kita tidak bersahabat dengannya atau bahkan agar terjadi perselisihan dan permusuhan?

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam kitabnya “Mukhtashar Minhaj Al Qashidin” :

Jangan percaya kepada pembawa berita karena pengadu domba itu orang fasik yang tidak diterima persaksiannya.

Hendaknya kita menasihatinya dan melarangnya mengadu domba.
Kita membencinya karena Allah bukan karena emosi atau hawa nafsu. Pengadu domba itu dibenci dan dimurkai Allah.

Jangan sekali kali bersangka buruk kepada orang yang yang disudutkan oleh pengadu domba.

Tidak boleh memata matai orang yang disudutkan oleh pengadu domba. Karena mengintai dan memata matai seseorang termasuk hal yang dilarang Allah. Allah berfirman.
وَلَا تَجَسَّسُوا
“… Janganlah kalian mencari – cari kesalahan orang lain…” [Al Hujuraat/49: 12]”

Mari kita berdoa.

“Wahai Rabb kami, tolonglah kami atas musuh-musuh kami, dan janganlah Engkau tolong musuh-musuh kami atas kami. Balaslah makar atas musuh kami dan janganlah Engkau membuat makar atas kami. Berilah kami hidayah dan mudahkanlah kami mengikutinya. Tolonglah kami atas orang yang melampaui batas terhadap kami.

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang banyak bersyukur kepada-Mu, berdzikir kepada-Mu, takut kepada-Mu, tunduk dan kembali kepada-Mu. Wahai Rabb kami, terimalah Taubat kami, bersihkanlah dosa kami, kabulkanlah doa kami, kokohkanlah hujjah kami, bersihkanlah hati kami, luruskanlah lisan kami dan hilangkanlah sifat dendam dari hati kami.”

Sabtu 06 Apr 2019

Fariq Gasim Anuz
_____
[1] Dinukil dari buku “Mereka adalah Tabi’in” halaman 142-143