mascipoldotcom – Selasa, 22 Februari 2022 (21 Rajab 1443 H)
Manado – Dalam rangka kunjungan kerja Presiden RI di wilayah Sulawesi Utara, Kodam XIII/Merdeka menggelar Apel Gelar Pasukan bertempat di Lapangan Upacara Makorem 131/Santiago, Selasa (22/2/2022).
Kapendam XIII/Merdeka Letkol Inf Jhonson M. Sitorus mengatakan bahwa sejumlah pasukan dari beberapa instansi dilibatkan dalam rangka Pengamanan VVIP Kunjungan Kerja Presiden RI tersebut
“Pengerahan pasukan bertujuan untuk memberikan pengamanan serta kenyamanan bagi Bapak Presiden RI beserta rombongan dalam kunjungan kerjanya selama dua hari di wilayah Sulut,” ujar Kapendam
Selanjutnya Kapendam menjelaskan bahwa apel gelar pasukan ini merupakan sarana untuk mengecek kesiapan personel dan materiil agar dalam pelaksanaan tugas nantinya dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Kurang lebih 2.000 personel terlibat dalam apel gelar pasukan tersebut yang terdiri dari gabungan TNI dan Polri serta beberapa instansi terkait seperti Basarnas, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran, hingga Satpol PP Prov. Sulut. “Semua ini ditujukan untuk mensukseskan kelancaran kunjungan kerja Presiden RI,” imbuh Kapendam.
Selanjutnya, Letkol Sitorus juga menambahkan bahwa personel Satgaspam VVIP tersebut akan disebar di seluruh rute yang akan dilalui termasuk di titik-titik fokus yang menjadi objek kunjungan kerja Bapak Presiden RI.
Apel gelar pasukan ini dipimpin oleh Kasrem 131/Santiago Kolonel Inf Hengky Yuda Setiawan dan dihadiri oleh sejumlah pejabat dari instansi terkait. Autentikasi: Letkol Inf Jhonson M. Sitorus/Wati
____________
Renungan
RAIH KEAMANAN DENGAN IMAN DAN DO’A
Keamanan adalah dambaan dan harapan semua orang dari berbagai kalangan serta professi, dimanapun dan kapanpun. Kepada Negara, pejabat negara, guru, pelajar, para pelaku bisnis, nelayan, petani dan lain sebagainya membutuhkan keamanan dan situasi untuk merealisasikan tujuan masing-masing.
Untuk itu, pikiran dicurahkan untuk mencari ide cemerlang demi meraih keamanan. Namun sejalan dengan perbedaan latar belakang dan cara pandang, maka penilaian terhadap tolok ukur kemanan dan bagaimana meraihnya juga berbeda.
Sebagaimana insan yang kepada Allâh Azza wa Jalla, Rabb semesta alam, kita yakin bahwa keamanan itu adalah anugerah dari Allâh Azza wa Jalla.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَىٰ إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [Al-Qashash/28: 57]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ﴿٣﴾الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Maka hendaklah mereka beribadah kepada Rabb Pemilik rumah Ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” [Quraisy/106:3-4]
Oleh karena itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya cara meraih keamanan. Memperbaiki kwalitas iman dan mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya serta selalu berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla , memohon keamanan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-An’am/ 6: 82]
Semakin baik keimanan seseorang maka semakin besar keamanan yang dirasakannya di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika keimanan menipis atau hilang, maka sejalan dengan itu, keamanannya akan berkurang atau sirna dari dirinya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar berdoa setiap hari, pagi hari dan sorenya, dengan doa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan.
اللَّهُمَّ إنِّي أسْأَلُك الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي ، وَعَن يَمِينِي وَعَن شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي ، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allâh, sungguh aku mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan untuk agamaku, duniaku, keluargaku dan dan hartaku. Ya Allâh, tutuplah auratku (aib celaku), berilah keamanan dari rasa takutku. Ya Allâh, perliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dan dari arah atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu, agar aku terhindar kebinasaan dari bawahku (dibenamkan ke dalam bumi). [HR. Abu Daud, An-Nasâ’i, Ibnu Mâjah]
Bukan hanya itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk berdoa memohon keamanan ketika melihat hilal, bulan sabit pertanda bulan baru.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالْإِيمَانِ ، وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ
[Allâh Maha Besar], Ya Allâh munculkanlah hilal ini kepada kami dengan rasa aman dan iman, keselamatan dan Islam. Rabb ku dan Rabb mu adalah Allâh
Itulah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, utusan Allâh, doanya mustajab, namun Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap berdoa setiap hari memohon keamanan. Masih adakah alasan untuk tidak berdoa memohon keamanan?
Ini sekaligus menunjukkan urgensi keamanan dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha meraih keamanan yang dijanjikan oleh Allâh Azza wa Jalla dengan memperhatikan keimanan dan tetap berdoa kepada-Nya.
Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XX/1437H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 ]